Ya inilah aku!
Kurang Lebihnya Tetap Menjadi Aku
Udara panas di bulan September dengan bibir kering yang khas aku alami di cuaca panas menjadi sebuah momentum yang mengingatkan aku kepada pertemuan yang singkat itu. Awalnya aku membaca kembali aku tidak mendapat atensi apapun dari perkenalan itu. Hanya temanku, Alfien yang dilirik oleh Laras dan Rey yang mendapatkan panggung karena namanya yang unik dan ambigu, karena Reihan pun ternyata memiliki panggilan Rei. Bahkan Rey ditanya, "Rey tinggi badanmu berapa? Ini ada yang nanya". Sudah pasti aku langsung down dong hahaha karena tinggi badanku sangat minimalis. Namun itu bukan lagi penghalang diriku. Aku sudah damai dengan tinggi badanku ini, malah aku menjadikan diriku sendiri dan figur penting di dunia ini, baik nyata maupun fiksi untuk motivasiku.
Levi, karakter di AOT yang sangat dikagumi sekaligus ditakuti, bahkan Beast Titan AKA Zeke Yeager pun ketakutan oleh sosok Levi tersebut. Padahal Levi tidak memiliki kekuatan titan seperti Eren, bahkan memiliki tinggi badan bisa dibilang paling pendek. Tapi kenapa tetap saja ia paling disegani dan ditakuti? Yap karena dia memiliki kelebihan dengan kekuatannya. Apakah Levi pernah insecure dengan tinggi badannya? Tidak pernah ada dialog yang mengatakan Levi sangat keberatan dengan anugerah Tuhan itu. Kalau di dunia nyata itu ada Bruno Mars, Napeleon Bonaparte, bahkan atasanku sendiri. Bruno Mars tetap menjadi penyanyi yang paling digemari walau tinggi badannya di bawah rata-rata artis pada umumnya. Napoleon Bonaparte tetap menjadi bagian dari sejarah yang hebat walau dirinya pun pendek. Atasanku pun tidak terlalu tinggi, namun memiliki pengaruh dan kekuasaan yang paling tinggi di perusahaanku. Semua pencapaian itu dicapai tidak dengan mengeluh dan insecure.
Aku yaa inilahh aku. Aku sadar memiliki kelebihan berupa memori jangka panjang yang sangat baik, memerhatikan detail dan juga keras kepala hehe. Artinya aku akan menggapai apapun yang aku mau sampai aku mendapatkan jawabannya. Terbukti dengan aku dapat mematahkan anggapan teman-teman bahwa "Griszha tuh gabakal mau diajak jalan sama stranger". Buktinya to the point langsung bilang "hayu" hahahaha. Itulah kelebihanku. Aku berani guarantee, di antara orang-orang yang aku kenal, maka akulah orang yang paling niat dan besar effort-nya untuk sesuatu dibanding orang lain. Bahkan, aku bisa saja pergi ke Semarang memberi hadiah secara langsung dan mendatangi kedua orang tua Griszha kalau aku tau kapan dia wisuda.
Namun yaa tidak semua effort dapat ternilai di mata orang lain. Bukan salahku kalau orang lain tidak bisa menerimanya. Aku percaya effort ku sudah maksimal, namun selalu terlihat kurang di mata orang lain. Bela-belain main tiap minggu, terus bantuin tugas, selalu ada, selalu gofood, selalu mengerti tapi tetap diselingkuhin, ada? Ya ada. Apa dia salah dengan selingkuh? Tidak, itu keputusannya. Apa aku salah juga dengan effort seperti itu? Tidak sama sekali. Apakah aku menyesal? Tentu tidak. Aku hanya menjadi diri aku sendiri yang love language-nya yaa mengerahkan semua usahaku.
Ada yang pernah membuat prosa tentang dirinya, lalu membuat kejutan jauh dari tanggal ulang tahunnya, membuat website ini-itu, tak lupa mengedit fotonya untuk jadi surprise dan membeli mainan tapi tetap tidak dihargai. Bahkan di-mention diam-diam saja tidak pernah. Apakah aku salah? Tentu tidak. Apakah dia salah dengan tidak menghargai? Tidak sama sekali. Apa aku menyesal? Are you kidding me? Ofc not, I don't. Aku tidak berusaha menjadi orang lain, karena itulah diriku ini. Pendek tinggi badannya, tapi tinggi niatnya untuk memberikan full effort wkwkwk.
Aku hanya ingin aku dikenal dan mungkin menggores meninggalkan jejak diriku kepada mereka. Aku ingin diriku menjadi bagian kecil dari sosok-sosok yang pernah aku temui dan bekas itu akan terkenang selamanya, walau aku sudah menjadi bagian itu di masa mendatang. Tentunya aku ingin meninggalkan jejak yang baik. Walaupun aku pernah meninggalkan bekas luka yang dalam (maaf ya lynn), tapi aku juga ingin aku dikenang atau bahkan diingat saja kalau aku pernah menjadi bagian cerita dari hidup mereka. Aku suka membuat memori yang tak terlupakan bagi orang lain. Makanya saat jalan sama Griszha aku pernah bilang "Lu pernah bawa motor di Jakarta ngga Gris? Mau nyoba?" yaa tujuanku agar aku menciptakan memori yang tak terlupakan bagi Griszha bahwa "Ihh dulu gua pernah jalan sama cowo terus gua yang bawa motornya, di Jakarta lagi yang city lightnya bagus". Ya itulah harapanku. Mungkin bagi orang lain juga bisa bercerita "Aku pernah kenal sama cowo yang lagi kerja didatengin ke mall tempat aku kerja demi ngasih makanan" wkwkwkkw. Ya namanya harapan tidak selalu berbanding lurus, kan?
Walaupun semua usahaku kemarin tidak berbuah hasil apa-apa, untuk orang selanjutnya aku tetap akan menjadi diriku itu yang penuh dengan effort. Aku akan menulis lebih banyak tentang dia. Aku akan tetap berusaha memberi semuanya untuk dia pasanganku di masa mendatang. Aku hanya pantas untuk mereka yang bisa menghargaiku, aku tidak pantas untuk orang yang tidak menerimaku dan melihat hanya kekuranganku.
Dari curhatan aku dengan temanku semakin tersadarkan bahwa aku memang harus fokus untuk si dia di masa mendatang. Aku adalah aku.
Note
Akhirnya aku udah move on🥳🥳🥳. Tetap kawal kawan dengan masih jaga jarak yaa karena kalau gagal move on ntar susah lagi. Setidaknya aku udah bisa liat postingan Twitter dia dengan rasa "biasa aja". Ini juga terjadi kan di masa lalu ketika ngelihat Tiktok si mantan ngerasa "anjir panas. Block dulu jaga jarak" dan sampe bisa di titik "Ohh status dia lagi pacaran. Okee". Sekarang pun aku udah bisa menerima kalau dia emang gapantas buat aku. Yang pintar hanya diciptakan untuk yang pintar juga sihh biasanya (maaf julid hahaha). Jadi Griszha, waiting for me, I'm coming. Tunggu aja akan kucintai lu secara ugal-ugalan dengan kejutan-kejutan yang membagongkan dan gakan lu kira sebelumnya. Tunggu aja Februari akan bikin lu ternganga dengan usaha gua selama ini🫰🏻🫰🏻🫰🏻. Btw 2 hari lagi anniv dimana gua pertama kali kenal lu, si doi yang bukan siapa-siapa tapi bikin gamon setahun😁.