Skip to main content

Re-...

· 9 min read
Muhammad Farid
Summary

Udara dingin yang menusuk kulit melewati selimut, sunyinya waktu ⅓ malam membisukan kebisuan di kala orang sedang terlelap mengarungi dunia mimpi. Tapi tidak denganku, diriku terjaga pada saat itu. Apa yang terjadi?

Re: Reaksi Keheningan Pagi

Aku terbangun dan menyadari bahwa ada pesan panjang yang masuk pada telepon genggamku. saking panjangnya sampai aku harus membuka chat room agar bisa melihat detailnya. Pesannya berisi mengenai permintaan maaf, ucapan terima kasih, dan amanah untuk diriku agar tetap kuat.

Dari siapa?

Tentu saja dari orang yang aku kagumi sejak pertama kali memasuki dunia kuliah. Yap, dia meminta maaf tidak bisa membalas perasaanku selama ini, dia berterima kasih atas kejujuranku, dan amanah agar siap dan tegar dengan keputusan yang dia ambil.

Apakah aku memaafkannya?

Pastinya karena setiap orang berhak atas keputusan dalam hidupnya.

Apakah aku menjalankan amanahnya?

Tidak juga😄. Mana mungkin aku langsung kuat menerima kenyataan tersebut. Walaupun begitu, mau tidak mau diriku harus menerimanya. Aku tidak menyangkal kalo hati ini sedang bersedih. Biarkanlah emosi itu hadir dalam diri ini, karena rasa sedih; senang; dan emosi lainnya itu manusiawi. Lagipula, jatuh hati harus selalu siap dengan resiko patah hati.

Saat azan Shubuh berkumandang, diriku dengan cepat mengambil air wudhu (biar ngga keliatan mata sembab wkwkwk). Bersegera untuk mendirikan shalat dan berdo'a seraya diriku berterima kasih kepada Allah SWT yang telah menjawab do'a ku dengan relatif cepat, karena diriku berdo'a untuk mendekatkan diriku dengan dirimu jika engkau adalah orang yang tepat. Tapi, entah tertunda karena Allah SWT ingin menjauhkan diriku dari hubungan yang salah ataupun menjalin hubungan dengan cara yang salah, diriku tetap bersyukur akan hal itu.

via GIPHY

Karena hari Sabtu aku sedang tidak bekerja, sedang berada di kota kelahiranku dan sedang menghabiskan emosi negatif, diriku memutuskan untuk berdiam diri di kamar. Mungkin saja dengan itu diriku bisa recharge mood yang sedang tidak karuan. Padahal sebelumnya, diriku merencanakan untuk pergi ke mall sendiri, menonton bioskop, memesan kopi, dan berbelanja untuk memperlihatkan kepada dirimu, "Hai, aku sedang impersonate dirimu". Rencana itu diurungkan karena untuk apa untuk membuatmu terkesan jika jawaban darimu saja sudah berkata Tidak.

Ya aku habiskan pagi itu dengan keheningan, sembari berteman dengan waktu agar waktu membiarkan perasaan sedih ini ditelannya.

Mau sampai kapan Rid? Apa ngga laper?

Laper lah jelas wkwk. Lagian mumpung di Bandung, aku ngga harus menunggu pesanan dari GoFood. Yaudah lah makan dulu aja, ntar lanjut bersedihnya 😂.

Re: Rencana Bertemu

Sembari sarapan, akupun mengabari teman lama ku bahwa diriku sedang patah hati. Tak lupa memberikan update pada temanku yang membantu untuk mendekati "dia" bahwa usahaku telah usai, aku sudah mendapatkan jawaban darinya. Ya semua orang turut bersedih. Namun, ada teman lama berkata bahwa diapun sedang patah hati. Maka dari itu, dia mengajak diriku untuk merayakan "Hari Patah Hati" bersama-sama. Hahaha It's weird but it's funny too, akupun mengiyakan ajakannya untuk bertemu, sekalian bernostalgia dengan sahabatnya.

via GIPHY

Yap, teman lamaku ini merupakan sahabat mantanku juga. Mantan yang belum usai aku curahkan perasaanku karena aku mencintainya di waktu yang tidak tepat. Bagaimana tidak? bertemu hanya sekali (itupun fotonya terhapus), jarang berkomunikasi, memiliki hubungan tapi tidak dengan hatinya, dan yang paling mengejutkan dia adalah orang pertama dan mungkin satu-satunya orang yang aku putuskan hubungannya (mana pas diputusin bilang iya lagi wkwkw😥). Hubungan kami masih abu-abu kala itu, ditambah naif dan lugunya kami mengingat saat itu masih menginjak jenjang pendidikan menengah pertama. Karena itu, akupun menginginkan untuk bertemu lagi dengannya. Selain itu, akupun sudah lupa seperti apa rasanya bertemu dengannya dan aku masih samar-samar bagaimana bentuk wajahnya. Tentu saja aku lupa karena aku memiliki ingatan yang buruk nan abnormal, dimana wajah orang yang kulihat di media sosial selalu berbeda dengan wajah yang aku lihat secara langsung.

Tanpa berlama-lama akupun bersiap diri untuk bertemu dengannya, dimulai dari memotong rambut, mencukur kumis agar aku terlihat seperti saat terakhir bertemu. Aku juga memakai baju dan jaket yang sudah aku beli di jauh hari dan berniat untuk menjadikan dia sebagai orang yang pertama yang melihat baju baruku.

Baju baru alhamdulillah, tapi dipakainya bukan di hari raya. Tak punya pun tak apa-apa, aku sudah beli bajunya... 😬

Re: Reuni

Sore hari pun tiba, seperti yang sudah direncanakan akupun langsung tancap gas ke kedai Starbucks dekat dengan rumah. Saat tiba di parkiran...

Tunggu dulu, kok bisa barengan? Ini bener dia kah?

Aku ragu untuk menyapanya terlebih dahulu mengingat aku tengsin kalo aku memanggil orang yang salah. Sudahlah aku masuk saja duluan. Setelah itu, akupun langsung menuju barista dan memesan secara kolektif dari tiga orang teman yang datang. Sembari menunggu pesanan dibuat, akupun langsung saja mulai menyapa teman yang datang, termasuk si dia. Sejujurnya kikuk sekali saat pertama setelah menyapa. Akupun salah tingkah dibuatnya, Aku tanpa sadar sedang memainkan kartu debit dan struk pembelian kopi tersebut karena sejujurnya akupun tidak tahu harus berbuat apa. Tak lupa gemetar tangan ini saat duduk di sampingnya.

via GIPHY

Demi mencairkan suasana, akupun memulai percakapan seperti bertanya kabar masing-masing Akupun mengeluarkan alat untuk menutupi rasa gemetarku. Apa itu? tentu saja lepi ku😂

Tapi kan posisimu Rid bersebelahan dengan dia?

Tak mengapa jika dia yang melihat diriku blush, yang penting jangan temanku agar tidak jadi bahan ledekan mereka. Beberapa lama setelah itu akupun sudah beradaptasi dan berteman dengan perasaan canggungku.

Re: Reappear That Feeling

sing with me

I'll tell you a story before it tells itself
I'll lay out all my reasons, you'll say that I need help
We all got expectations and sometimes they go wrong
But no one listens to me, so I put it in this song writing
Then they don't know what this feeling is like

itulah lirik yang mewakili perasaaanku setelah beberapa waktu bernostalgia mengutarakan perasaan saat 5 tahun yang lalu. Sukar untuk dijelaskan karena aku baru merasakan "kencan" dengan seorang wanita yang dewasa, mengingat sebelumnya aku menjalin hubungan dengan seorang wanita yang manja nan childish. Di saat kita berdua dengan asyik deep talking, aku menyadarinya sesuatu yang datang.

Wahh perasaan apa ini?

Diriku tidak ingat apa yang kami bahas, karena sejujurnya aku tidak fokus dan tidak terpaku pada apa yang sedang dibicarakan, pandanganku hanya tertuju pada matanya yang indah. Pasti kalian tahu ada scene film dimana seseorang berbicara dengan lugasnya, namun tidak terdengar apapun darinya, hanya suara dari dalam kepala diri tokoh utama yang menyiratkan mengagumi apa yang ada di hadapannya. Ditambah senyum-senyum sendiri😊

Aku berpikir, apakah ini memang perasaan yang hilang akan muncul kembali (Reappear)? Padahal saat pagi hari baru saja mengalami patah hati. Sialnya, aku bahkan tidak sempat berpikir jernih apa yang baru saja aku rasakan. Seolah sebuah premis yang kontradiktif, mungkin diriku percaya diri dengan mengiyakan untuk berfoto. Tapi hatiku benar-benar berdebaran. Mungkin aku selalu memasang ekspresi yang santai, namun inner soul ini seolah meronta-ronta ingin

via GIPHY

via GIFER

Ahh kenapa perasaan ini berkecamuk campur aduk jadi satu. Kok gugup, kok seneng juga.

Apakah aku orangnya emang baperan ya?

Tidak juga. Aku yakin aku orang dengan tipe yang sulit untuk menyukai seseorang karena terlalu tinggi ekspetasiku. Walaupun memberikan kesenangan, aku tetap tidak akan merasa jatuh cinta seperti ini. Senang iya tetap senang, tapi ini ada sesuatu yang lebih dari perasaan senang.

Re: Return and More

Waktu sudah menunjukkan jam 08.00 PM (20.00), ini bagiku bagi orang tua ku sudah malam, begitu pula dengan orang tua dia yang sudah sedari jam 19.00 pun sudah disuruh untuk pulang.

Ternyata orang tua kita sama ya jam 7 malam sudah termasuk "malam".

Karena menjaga perasaan orang tua masing-masing untuk menghilangkan rasa khawatir, kami pun memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing. Tapi, ternyata yang kembali kepada diriku bukan hanya fisik kembali ke rumah. Perasaan senang dan seakan-akan jatuh cinta pun kembali kepada diriku. Sudah lama aku tidak merasakan hal ini.

Pada saat pulang aku menanyakan kepadanya, bagaimana perjalanannya bisa sampai ke kedai kopi sedangkan motornya hanya membawa 1? Ternyata dia deptil1. Wow hahaha, ini menjadi kesempatan diriku untuk bisa berboncengan dengannya. Apalagi ini merupakan keinginan ku sejak lama.

Okiee gas...

Saat kita dalam perjalanan, kita melakukan small talk dan disitu aku merasakan hal yang lebih dari rasa suka. Ntah lah, malam itu menjadi malam yang sangat menyenangkan sampai aku lupa bahwa aku memulai pagi dengan patah hati. hanya ¼ hari aku mengalami kesedihan. ¾-nya adalah rasa yang berbunga-bunga.

Saat sudah sampai akupun berpamitan dengannya juga temannya. Terbesit dalam pikiran yang entah dari mana asalnya membuatku ingin pulang memutari Pasteur sekaligus night ridding. Selama perjalanan pulang, akupun merasakan perasaan campur aduk, kesepian dan senang datang bergerombol memasuki dada ini. Ini bukan hanya sekadar return, ini mencakup remember kenangan, revert kesedihan, regrow perasaan suka, reward for my self, kisah cinta remastered, dan re re re lainnya.

Rere?

Wait a minute, who the hell is Rere?

No, bukan Rere nama orang wkwkwk. Namun re re re yang mengartikan bahwa semenjak reuni itu bukan hanya bermakna berkumpul kembali. Tapi, re re re dengan arti kembali, kembali merasakan senang, memulangkan rasa sedih, mengingat kembali kenangan, dan re re re lainnya. Dan bulan menyapa bersama gelapnya jalanan disertai silaunya lampu kendaraan. Akhirnya aku return, kembali dengan membawa emosi positif lainnya. Remember that, I happy to meet you all, especially you. Thanks for that, Syara.

Footnotes

  1. Dempet Tilu (satu motor berdempetan 3 orang)