Hidup terkadang di posisi A, lalu pindah ke B, lalu pindah juga ke C. Namun, itulah kehidupan harus tetap berjalan.
Hal yang Paling Aku Syukuri
Tak Terasa (benar-benar tidak terasa sob!) sudah 2 bulan aku pindah perusahaan ke arah yang lebih baik. Benar-benar semua berjalan dengan sangat sesuai harapan. Malah bisa jadi melebihi ekspetasi. Di hari libur cuti bersama ini (ini satu yang aku syukuri di perusahaan baru) akhirnya aku bisa berlibur dengan tenang. Bahkan bisa saja aku pulang tanpa membawa laptop sebenarnya. Cuma yaa bakal bosen banget jadinya aku putuskan untuk bawa. Lagian bawa juga gakan ditanya kerjaan wkwkwkwk. Jangankan saat liburan, saat pulang kerja aja cukup "stop" sampai jam 5 kerjaanku. Bahkan aku pernah bertanya kepada rekanku, mas Hardi.
"Mas, lu sering ga sihh ditelpon pas udh balik?" "Gua pernah sihh ditelpon sama Pak Widi (atasanku a.k.a Wakadiv HC & GA). Tapi cuma info doang sihh, ga mesti harus kelar" "Gimana kalo tiba-tiba ditanya 'Kapan selesai?'" "Anjirr ga mungkin lahh disini gitu" "Iyaa gua kalo ditelpon malem terus ditanya gitu langsung PTSD jirr wkwkwkw"
Bukan berarti aku bisa bekerja seenaknya. Sekarang aku bertanggung jawab penuh terhadap app yang sedang aku pegang. Enaknya gaada interferensi dari atasan kudu gini-kudu gitu. Basi. Paling gaenaknya langsung dari user yang mintanya ampun kadang tidak masuk akal🤣. Tapi yaa disini aku belajar bahwa kita bukan saja harus belajar mengenai hal teknis pemrograman, tapi juga harus belajar komunikasi dan diplomasi agar permintaan user yang agak-agak begitu bisa ditolak tanpa menyinggung perasaan user itu sendiri.
Dikejar yaa tetep dikejar. Apalagi kalo Mas Gamma ataupun Pak Eko udah ke ruangan IT wkwkwkwk. Tapi enaknya aku dihargai. Tiba-tiba Mbak Sas mengabariku untuk mengambil makan siang dari Mas Gamma. Belum lagi walau presentasi ke user itu agak menguras energi, tapi makanannya tetep HokBen😁. Belum lagi Jum'at berkah biasanya sehabis aku pulang dari user yang bisa aku makan di malam harinya. Benar-benar menyenangkan.
Ditambah aku sekarang merasa punya teman. Sejujurnya, aku paling males kalo beli kemana-mana sendiri. Ini aja nulis mesti di tempat yang agak ramean dikit jadi mesti ke cafe. Tapi.... beuhhh niat ke cafenya berat bgt kek males jirrr kalo sendirian. Akhirnya aku bisa meluapkan sisi Ekstrovertku. Aku ingat ketika Alfien izin cuti untuk wisuda, beuhhh di ruangan IT sepi banget. Akhirnya aku inisiatif suka mulai percakapan receh sampai ke Mas Hardi pun cuma iseng nanya "Mas Hardi, aman?" Selain itu juga aku sering bahas C# dengan Mas Aldi untuk memecahkan keheningan. Sudah 2 bulan aku disana makin ngga jaim, apalagi yang paling berisik yaa gara-gara aku becanda mulu sama Alfien. Terkadang kalo suasana lagi serius banget tapi pengen becanda, aku sama Alfien melempar candaan lewat WA wkwkwkwk. Saking ngga jaimnya aku secara tidak sadar melempar candaan genit nan kotor kepada Alfien yang didengar satu ruangan, sampe Mas Aldi bilang, "Cabul juga yaa lu".
Bukan hanya berisik di ruangan, aku juga jadi berisik di mobil travel. Karena yaa satu frekuensi yaa jadi perjalanan di mobil terasa cepat sekali. Sampai-sampai aku harus menahan tawa karena ngakak jirrr. Keknya baru ini aku berisik-in satu mobil dan becanda di travel. Selain becanda kami juga bermain game catur dan juga biliar yang dimana kami bermain seolah hanya kami yang di mobil.
"EUHHH BENANG SIA KU AING"
"AHHH ANJIRR BUDUG"
"HEHEHEHEE ASUP BOI"
Aku gatau respons driver maupun penumpang lain disana wkwkkw.
Hufttt.... Mungkin inilah yang aku dapatkan setelah suffering (lebay!) di kantor sebelumnya. Kerja hanya kerja, tidak dihargai, dan juga malah sering pilih kasih. Tapi disini, aku bahkan dimintai pendapat dan didengarkan terkait arsitektur infra server yang akan dibuat untuk aplikasi di masa mendatang. Tak lupa orang-orang yang support di IT dan juga bisa becanda wkwkwk. Aku pikir inilah alasan Allah SWT menolak lamaranku di berbagai perusahaan. Mulai dari Golang Developer, React Native Developer, Java Developer, Fullstack, PHP Developer, pokoknya mana aja dehh yang penting bisa cabut dari kantor sebelumnya. Tapi yaa semua ditolak walaupun aku berpikir "Ini udah nurunin standar lhooo sampe gapapa pake gaji freshgrad asal bisa keluar. Tapi sedih ditolak mulu gara-gara belum lulus". Ini lah jawaban doaku, semua dibayar dengan melebihi ekspetasi. Awalnya hanya ingin pindah agar dihargai dan tidak makan hati. Ehh dikasihnya yang bener-bener nyaman.
Tapi aku juga tidak puas diri karena aku tidak tahu apa kejutan di masa depan. Mungkin A, mungkin B, dan mungkin C. Bisa jadi kenikmatan semua ini adalah ujian juga, apakah dengan diberi kenikmatan seperti ini akan membuat lalai atau malah makin taat? Intinya aku harus mensyukuri apa yang sekarang aku punya. Termasuk aku harus bersabar karena semuanya akan terbayar dengan tuntas dan indah oleh Allah SWT.
Jadi aku pun harus sabar, tidak in rush untuk menebak siapa yang akan menemaniku nantinya. Walau dalam lubuk hati ini ada Grisa, aku takkan pernah tahu siapa yang benar-benar jadi temanku dalam hidup ini.
Ob-la-di, ob-la-da, life goes on, brah La-la, how their life goes on"
The life goes on buddy...