Skip to main content

Dewasa dan Bebas

· 24 min read
Muhammad Farid
Summary

Menjadi dewasa adalah mendapatkan kunci kebebasan untuk menjelajahi dunia tanpa batas. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk menemukan hal-hal yang belum pernah dilihat, untuk merasakan pengalaman yang belum pernah dirasakan. Dewasa memberi kita kekuatan untuk memilih jalan kita sendiri, untuk mengejar mimpi tanpa ada yang mengekang. Dalam kebebasan ini, kita menemukan diri kita yang sejati, memperluas wawasan, dan menyerap keindahan serta keragaman dunia dengan penuh rasa syukur. Dengan keberanian dan kemandirian, kita mampu menapaki petualangan hidup yang tak terbatas, menciptakan kisah yang kita inginkan.

Selamat Tinggal Masa Kecil

Lelah dan sedih... itulah hal yang seringkali kita jumpai di kehidupan dewasa ini. Rasanya pasti ingin kembali kepada masa kecil dimana dalam kepala ini isinya hanyalah main dan makan. Mungkin tidur siang adalah musuh terberat di kala itu. Lalu kita juga dengan riang gembira tertawa lepas saat bermain kejar-kejaran dengan teman sejawat. Ahh indahnya masa itu. Namun, tidak denganku. Aku tidak ingin kembali ke masa kecil. Aku adalah aku di masa sekarang. Bukannya apa-apa, aku merasakan bahwa saat aku kecil terlalu banyaklah larangan.

  • "Jangan minum Kukubima, itu gaboleh buat anak kecil"
  • "Anak kecil gaboleh minum kopi"
  • "Belum punya SIM gaboleh pake motor ke jalan raya"
  • "Sekolah jangan jauh-jauh, masih SMP mah pilih aja yang deket"
  • "Jangan begadang terus, gera tidur sana"

Dan masih banyak lagi larangan lainnya. Tentu aku merasa ini sangat terbatas sehingga aku ingin merasakan menjadi orang dewasa. Anak kecil tetap saja yang namanya penasaran. Namun, karena takut dimarahi, aku sering melakukan itu secara sembunyi-sembunyi. Itulah mengapa tubuhku minimalis, karena yaa benar sihh anak kecil itu minumnya susu gaboleh minum kopi wkwkwk jadi aja masa pertumbuhannya terhambat.

Namun, aku merasakan di kehidupan dewasa ini apalagi sudah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri jauh lebih nyaman bagiku. Aku sudah bisa bertanggung jawab dengan semua tindakanku. Aku sadar aku bukan lagi anak kecil, walau di mata ibuku dan ayahku tetap saja aku anak paling mungil (dan jomblo hehe). Setelah beranjak dewasa seperti ini, aku agak sedikitnya dilonggarkan. Orang tuaku memilih untuk percaya dengan semua apa yang aku lakukan. Aku dibebaskan untuk memilih pilihan, tentunya dengan rasa tanggung jawab. Semua berawal dari pilihanku yang diberi pilihan untuk fokus berkuliah atau bekerja namun tidak lagi diberi support finansial oleh orang tua. Saat itu aku memilih untuk bekerja saja untuk mandiri agar aku bisa langsung terjun ke dunia kerja, dunia yang dewasa. Ditambah lagi aku ingin mendalami dunia IT yang real sesuai apa yang ada di lapangan dan dunia kerja, karena yang aku tahu perkuliahan itu kebanyakan masih berkutat dengan teori. Buktinya saja aku di masa sekolah masih mengawang-ngawang tentang akan jadi apanya aku, tidak terlalu paham tentang bagaimana dunia kerja beserta teknologi nantinya. Setelah magang, aku langsung ditampar bahwa dunia kerja ini sangatlah berbeda dengan sekolah, termasuk teknologi-teknologi yang digunakan. Akhirnya betul aku memilih untuk bekerja saja karena aku bisa berkuliah sendiri nantinya.

Saat sudah dewasa pun aku rasa aku butuh ruang untuk sendiri. Aku masih merasa agak malu jika aku harus menangis di kamar karena masalah cinta. Rasanya belum pantas aku melewati hal ini. Namun yaa aku tidak boleh menahan emosi yang aku rasakan. Walau yaa saat kerja memang pahit rasanya dan lelah. Namun aku bisa dengan leluasa mengeluarkan semua emosi. Ngga lucu dong kalo aku teriak-teriak kegirangan saat mendapatkan notifikasi favorit dari si dia. Apalagi rumahku dekat dengan masjid.

Dewasa, yaa begitulahh bahwa kita harus selalu menyelesaikan semua yang kita mulai, tak peduli bagaimana pun keadaannya. Kalau belajar mungkin kita bisa berharap bahwa guru masih memaklumi kalau kita sakit, kalau kita ada musibah, kalau kita sedang tidak fit saat kita tidak mengerjakan tugas rumah. Kalau kerja? Mau tidak mau, siap tidak siap kita harus menyelesaikannya. Pernah makan malam sambil nangis? Yups itulah aku wkwkwk. Namun semua itu aku nikmati. Masa kecil yang belum memikul beban namun masih banyak keterbatasan, atau dewasa yang penuh kebebasan dalam memilih namun sangat berat? Aku memilih untuk dewasa saja. Oleh karenanya, aku memutuskan untuk berlibur yeeee.

My First Trip

Saat kecil, aku mungkin terbatas ingin kemana ingin kemananya. Pertama duit gaada, kedua mungkin aku masih di bawah pengawasan orang tua. Setelah bekerja, lebih bebas. Aku awalnya takut untuk bilang bahwa aku ingin pergi berlibur. Takut dibilang

  • "Uang bukannya dipake kuliah malah liburan"
  • "Mau kemana kamu? Sama siapa?"
  • "Main mah yaudah yang deket-deket aja. Ngapain kamu jauh-jauh"

Maka dari itu awalnya aku ingin menyembunyikan niatku kesana. Tau-tau aku pergi saja. Namun, karena aku sudah harus terbuka dengan orang tua (Saking sudah terbukanya, aku bilang ke orang tua "Mah aku pengen punya pacar" wkwkwkw) jadi aku bilang kalau di 3 minggu ke depan aku akan pergi berlibur ke Solo.

Okee mari kita mundur sedikit, Why Solo?

Oke pada awalnya aku berniat ke Semarang. Tentunya aku masih berharap aku bisa kesana ditemani dengan orang yang aku sukai saat ini. Apalagi dia sudah bilang dan bisa dibilang masih berutang kepada diriku untuk membawaku kesana. Selain karena bisa bertemu doi, aku pun suka dengan kulineran Semarang: Tahu Gimbal, Lumpia dan Soto Semarang. Karena sudah lama tidak direspons, dengan hati yang berdebar debar aku pun memberanikan diri untuk nge-chat dia lagi. Sayangnya, pengabaian yang aku terima. Sudah tahu bahwa tidak ada harapan namun masih ngebet ke Semarang, aku pun membeli paket Bumble Premium selama seminggu untuk bisa memindahkan lokasiku ke Semarang. Memang aku match dengan banyak cewe dari Semarang, dan aku mendapati satu yang setidaknya dia masuk ke tipeku, Nabila namanya. Setelah perkenalan singkat, aku mengutarakan niatku untuk mencari teman berlibur ke Semarang. Sayang sekali, Nabila bilang kalau dia hanya bisa menemaniku saat weekday karena di libur kuliah ini dirinya mengambil part-time. So sad:(

Padahal aku juga ingin menunjukkan kalau aku Semarang itu bukan untuk modus kepada Grisa, melainkan aku memang ingin kesana untuk berlibur. Karena itu, aku pun mem-black-list Semarang. Tujuan selanjutnya adalah Yogyakarta.

Di Yogya, aku mempunyai Laras, yang merupakan temannya Grisa. Selain aku ingin mengetahui Laras kalau ketemu, aku pun ingin curhat soal Grisa kepadanya. Siapa tau dia tetap bisa mem-follow-up Grisa hehehe. Sayangnya, H+1 liburan adalah jadwal Laras sidang skripsi. Sungguh menyedihkan:"

Destinasi selanjutnya adalah Malang. Di sana aku ingin menemui teman SMP ku sekaligus orang yang pernah aku sukai. Sayangnya, aku tidak memiliki kontak dia selain di Instagram. Di Instagram pun dirinya deact sehingga aku tidak bisa menghubunginya. Hmmm mungkin dirinya fokus skripsi (Benar abis liburan akun dia tiba-tiba on dan memposting pencapaian dia setelah sidang). Lantas aku harus kemana?

Aku ingat aku mempunyai teman yang aku kenal di Telegram. Teman yang menemaniku saat aku benar-benar tidak punya teman. Teman satu-satunya yang bertahan lama sejak 2021 dan hasil dari kenalan online. Teman yang membantu menenangkanku saat aku sedang sangat rapuh. Namanya Retno. Dia orang Jawa yang tinggal di Riau dan berkuliah di Solo. Setelah dia sudah mempunyai pacar, komunikasi kita terhenti karena pacarnya yang posesif (sampai kirim email buat bales chatku wkwkwk). Dari Semarang, Yogyakarta dan Malang aku pun memutuskan untuk memberanikan diri chat Retno. Saat aku chat, alhamdulillah sudah jomblo😭

Bukan senang karena aku bisa memacarinya, melainkan aku bisa untuk bercerita lagi seperti dulu. Saat aku bertanya, ternyata dirinya sudah lulus dan pulang kembali ke Riau:"

Namun...

Ternyata dia berencana kembali ke Solo untuk menjalankan tes profesi. Dirinya berencana kembali ke Solo tanggal 11 Juli, dan aku berencana memang liburan setelah UAS di akhir Juni. Wow waktu yang tepat bukan? Ternyata tidak.

Dirinya baru saja akan belajar untuk tes tersebut dan terlalu lelah serta mepet jika harus menemaniku liburan di tanggal 13-14 Juli. Aku pun bertanya

"Kalau abis tes kamu free ngga?"

Dia menjawab

"Jumat pengumuman Rid. Sabtunya gass aku free"

🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳

Yeay akhirnya dirinya bisa menemaniku di tanggal 20-21 Juli. Aku sudah berencana sejak akhir Mei. Karena sudah mantap, akhirnya awal Juni setelah gajian akupun memutuskan untuk pesan tiket kereta dan hotel.

Memang ada apa di Solo?

Sebenernya memang tidak ada apa-apa dan lagipula Solo adalah kota kecil. Namun sekali lagi, inilah yang namanya pengalaman. Sudah 22 tahun aku belum pernah rasanya menaiki kereta jarak jauh (kecuali MRT, KRL, Whoosh, dan kereta Feeder). Aku tidak pernah naik kereta karena orang tuaku berasal dari keluarga yang dekat, hanya beda RW:)

Tentu aku tidak pernah merasakan mudik seperti orang lain. Aku pun ingin naik kereta dari dulu, namun aku tidak tahu tujuanku kemana. Sayang dong kalo naik kereta gada tujuan terus balik lagi. Tapi pengen bgt plisss... Akhirnya kesempatan di Solo ini membuatku pecah telor "akhirnya pernah naik kereta". Karena jarak jauh, Retno menyarakan aku untuk memilih eksekutif, karena yang ekonomi dengan kursi tegak sangat tidak nyaman untuk jarak jauh. Tanpa menyarankan pun aku memang akan memilih eksekutif wkwkwk. Perkiraaan perjalanan kurang lebih 9 jam. Sekalinya naik kereta lama nihh yesssss. Setelah memesan tiket kereta, aku pun mencari hotel yang dekat dengan Retno agar dia menjemputku tidak terlalu jauh. Sudah aku temukan dengan bintang 3. Aku masih memikirkan bagaimana aku pulang? Mengingat harga kereta yang lumayan mahal dengan waktu yang tidak sebentar juga. Lagipula aku akan bekerja kembali di esok harinya. Paling banter yaa aku cuti sihh. Jadi ya sudahlahh gimana nanti mikir-mikir dulu.

Saat aku mengerjakan tugas, di HP ku biasanya aku mematikan semua notifikasi dari app yang tidak terlalu penting seperti berisik saja banyak notif Shopee, OVO, Gojek. Namun, aku biasanya menyalakan notifikasi jika aku sedang pesan makanan. Nahh saat itu aku mungkin lupa mematikan kembali sehingga sampai tengah malam notifikasi itu membanjiri HP ku. Dan lagi-lagi biasanya yaa langsung aku hapus kan. Ehh tiba-tiba saja tak sengaja aku membaca notifikasi

"Flash Sale!! Big Deals!! Temukan tiket termurah transportasi liburanmu sekarang"

Aku kira awalnya ini hanyalah gimmick. Ternyata saat aku membukanya

"Selamat Anda mendapatkan voucher potongan harga 400 ribu, dengan pembelian tiket minimal 1 juta"

ANJIRRRRRR COKKKKK

untung aku lihat itu. Aku rasa itu karena aku sudah memesan tiket kereta dan hotel di tiket.com, maka dari itu aku mendapatkan promo tersebut. Lagi dan lagi awalnya aku skeptis, "paling potongannya 30rb-an". Tapi dengan rasa penasaran aku mencoba untuk melihat tiket pesawat karena untuk tiket kereta eksekutif mulai dari harga 500rb-600rb. Hmmm pesawat harganya pas nihh sejuta di weekend. Aku apply promo tersebut dan....

JENG JENG JENG harganya menjadi 600rb😭😭😭😭😭😭😭😭😭

Woilah beda 70rb doang sama tiket kereta yang aku dapatkan di harga 530rb. Anjirrr inimah bakal jadi pecah telor lainnya dimana aku pertama kali naik pesawat🥹🥹🥹🥹🥹🥹🥹🥹

Pertama kali naik kereta, pertama kali naik pesawat, pertama kali ke luar kota (selain Bandung Jakarta). Pernah sihh memang ke Yogyakarta dan Magelang saat study tour SMP, tapi itu kan ngga bebas dan tidak terasa seperti di luar kota sihh sejujurnya. Selain itu, bertemu pertama kali juga dengan orang yang aku kenal 2021😭😭😭. YA ALLAH BENER BENER SENENG.

Aku sangat excited, melebihi excitedku punya pacar hahahahaha. Jadi rencana liburan aku sudah rencanakan sejak awal Juni. Yups kita tunggu satu bulan lagi. di Awal Juli aku sempat khawatir tidak jadi liburan karena aku mengidap penyakit tipes. Selain uang yang sudah hilang, tentu pengalamanku semua sirna. Namun alhamdulillah aku pulih setelah satu minggu sakit. OTW SOLO NIHH.

Solo: Slow Living

Seminggu sebelum liburan rasanya perutku selalu saja sakit karena saking berdebar-debarnya menghadapi liburan pertama dengan hasil keringatku sendiri. Saat sakit di Bandung, aku sempat bercerita kepada keluargaku. "Sakit gini takut gajadi liburan euyy. Kaning dah beli tiket". Awalnya aku takut orang tuaku melarang seperti yang sudah aku sebutkan sebelumnya. Ditambah "Jangan kemana-mana atuh lagi sakit gini mah". EHH TERNYATA...

"Ya sok atuh cing sehat dulu biar bisa liburan"

"Boleh emang"

"Ya mumpung masih ada tenaga, mumpung bujang, mumpung punya kesempatan... ambil aja"

Kabar baik itu diiringi dengan cerita ayahku yang sering pergi juga menaiki kereta tanpa bayar hahahaha.

Hari demi hari, aku pun selalu mencatat perasaanku di Twitter, betapa senang dan nano-nanonya H-5 sebelum aku pergi ke Solo. hari H tiba, saat jam 16:30 aku langsung pergi siap-siap untuk pulang dan langsung pergi ke stasiun kereta. Ujian yang aku hadapi adalah MACET SEKALI JALAN JAKARTA sampai-sampai aku pun harus pulang lewat jalan alternatif. Setelah sampai kost dan packing pun aku ditelpon oleh bosku langsung, BOS LHO BUKAN MANAJER menanyakan perihal pekerjaanku yang sudah lewat setahun itu. Karena terjadi kesalahan di server, sehingga semua data hilang. Bosku menyuruh diriku untuk memeriksa data yang lama itu. PAK AKU MAU LIBURAN LHO INI😭 (nanti ada plot twist yang membagongkan). aku pun diminta untuk menyempatkan diri ketika senggang untuk memeriksa data tersebut. OKE PAK SIAP. Setelah selesai, aku pun memesan taksi Bluebird. Aku tahu kalau kalau aku naik motor, koper yang aku bawa terkadang ada motor yang tidak bisa dan harus aku yang memegangnya. Kalau Gocar biasanya di-cancel sihh karena jauh dan macet juga. Pilihannya yaa Bluebird (emang debest) karena yang pertama se-macet apapun drivernya tidak akan ngeluh (ya jelas argonya dinamis) dan aku belum pernah mendapatkan driver yang menjengkelkan. Jadi yasudah aku pesan Bluebird dan aku mendapatkannya. Singkat cerita memang jalanan Jakarta sangat macet. Harga Goride ke Pasar Senen adalah 40rb, harga Gocar 65rb, dan tahu total harga yang aku harus bayar di Bluebird? 130rb:) Bodo amat lahh liburan dan yang penting aku nyaman selama di jalan. Akhirnya aku tiba di stasiun Pasar Senen dan rasa bahagiaku sangat pecah.

Ternyata begini kahh rasanya suasana di stasiun. Begini kahh rasanya menghabiskan uang untuk kesenangan dan pengalaman diri sendiri. Sesampai disana aku langsung mencetak tiket dan menitipkan koper dan ranselku. Lalu aku pergi ke minimarket untuk mengganjal perutku. Terus terang sedari pagi aku tidak makan apapun selain mie goreng. Entah rasanya sedang tidak berselera karena saking tidak sabarnya untuk segera berlibur. Jam 20:30, aku langsung saja masuk dan menunggu kereta datang. Saat tiba kereta dan aku langsung masuk di gerbong satu dan sebagai penumpang pertama yang masuk ke kereta. Disana aku tertegun sangat takjub dan senang. Wehh terharu lahh pokoknya sekali naik kereta langsung jauh, langsung enak juga dan bagus. Tak lama mulai lahh kereta itu berjalan. Aku pamit kepada orang tua dan juga mengabari Retno kalau aku sudah mulai jalan menuju Solo. Setelah beberapa lama, tidak ada angin tidak ada hujan, rasa sepi mulai ikut menyelimuti dinginnya suasana di kereta. Seketika aku ingin ditemani selama di perjalanan oleh seseorang yang tidak tahu siapa. Retno tidak membalasku lagi sepertinya sudah tidur, serta orang di sebelahku bukanlah cewe. Jujur aku saat itu sangat campur aduk, di satu sisi aku sangat senang dan di satu sisi aku ingin membagikan kesenangan itu bersama orang lain. Tapi aku tahu tidak ada seorang pun yang bisa aku jadikan sebagai tempat untuk curhat. Ditambah melihat igs Grisa yang sedang main. Ahhh pasti kamu tidak memikirkanku seperti aku memikirkanmu sekarang.

Selama diperjalanan yang sangat dingin dan lelah pun aku tidak bisa tidur dengan nyenyak karena pengumuman dari kereta yang sangat keras di saatu aku melewati beberapa stasiun. Dan juga sangat kebelet untuk pee. Entah apa yang ada dalam diriku yang sangat ekstrovert ini, tapi untuk urusan ke toilet aku biasanya sering menahannya karena malu. Aku takut untuk menjadi perhatian orang banyak (padahal mah keknya bodo amat orang juga) dan aku takut toiletnya tidak bersih. Jadi aku memutuskan untuk menahannya dengan sedikit minum air. Entahlah ini karena excited atau memang beneran sakit perut tetap saja aku menahannya wkwkwk. Tidur-kebangun-tidur-kebangun hingga jamku pun tidak mendeteksi aku tertidur. Setelah jam 5 sepertinya aku tidak bisa tidur lagi karena aku mengetahui tujuanku semakin dekat. Sudah di Lempuyangan Jogja, akhirnya tersisa dua stasiun untuk mencapai Solo. Aku buru-buru mengabari Retno kalau aku sudah dekat. Syukurnya Retno sudah bangun (biasanya bangun siang katanya). Tiba lah aku di stasiun Purwosari. Saat pagi menyapa di Solo, wahhh enaknya. Aku ingin berteriak kegirangan sampe meledak saking senangnya. Langsung aku menuju hotel pakai Grab, aku begitu takjub dengan pemandangan Solo. Santai-santai yaa orangnya, udara sejuk, jalanan lebar, bangunan-bangunan yang tidak terlalu tinggi namun megah, ini lebih baik dari Bandung dan Jakarta.

Setelah aku sampai di hotel untuk menitip koper, tentu aku langsung ke toilet karena aku sudah menahannya semalaman wkwkwk. Setelah itu aku berjalan-jalan sendiri di daerah hotel. Hmmm suasananya mirip di Braga yaa, namun ini lebih rapi dan tertata dan juga lenggang. Ya Allah aku terharu dan senang sekali bisa sampai di tempat ini. Sampai-sampai aku senyum-senyum sendiri sambil bengong terduduk di pinggir jalan menikmati santainya orang-orang disini. Tidak ada bisingan klakson, tidak ada pelanggar lalu-lintas, seolah aku lupa bahwa aku banyak melalui hal yang berat. Karena lapar (Ya iyalah belum makan dari kemarin), aku mencari-cari makanan khas sana kali aja ada jualan sarapan. Sayangnya aku mencari sana-sini belum ada yang buka🥹. Yang buka adalah jengjengjeng Lawson. Jirr jauh-jauh kesini sarapannya tetep Lawson. Karena Retno belum menjawab chatku (lagi siap-siap cewe emang lama) tapi aku sangat lapar, akhirnya aku pesan Rappoki dan juga es kopi (jirr masih pagi padahal). Aku menikmati makanan itu sembari menghirup udara segar memerhatikan lalu-lalang orang disana yang benar-benar santai. Ini lebih santai dari Bandung yang sudah macet. Benar-benar slow living.

Liburan Dimulai

Karena sudah kenyang dan mungkin perut juga sudah bereaksi, aku memutuskan untuk menunggu di hotel saja. Sambil menunggu mending ke toilet aja dulu kata aku. Ehh belum sampai di hotel Retno sudah menelponku "Rid balik arah. Aku di lampu merah". Ehh dia sudah jalan berarti? Saat aku melihat ke arah lampu merah benar saja terdapat wanita naik motor melambaikan tangannya kepadaku. Wehh ini toh yang namanya Retno. Aku menyebrang dan lalu menyapa "HEI RETNO AKHIRNYA KITA KETEMU". Setelah basa-basi kami pun memutuskan untuk mencari sarapan.

"Kamu mau sarapan apa Rid?"

"Yahh aku udah sarapan tadi, laper banget nunggu kamu (malah aku sekarang sakit perut woii😭)"

"Hehe maaf cewe emang lama. Kita ke Pasar Gedhe aja disana banyak makanan kue-kue gitu"

"Yaudah yok aku ngikut aja"

Karena aku tidak malu masalah kesetaraan, akhirnya aku dibonceng oleh cewek wkwkwk.

Sesampainya di pasar, kesenanganku bertambah jadi SENENG SENENG. Selain mengobrol dengannya, aku melihat banyak makanan dan kue yang sangat enak. Sayangnya aku sudah sangat kenyang (Yaiya udah mie sama toppoki pagi-pagi hei). Akhirnya karena aku sudah kenyang, aku hanya menemani Retno makan soto. Aku hanya minum teh saja. Banyak berbincang-bincang, dia pun menyarakanku untuk pergi ke Keraton Surakarta. Sudah selesai sarapan dan ngeteh pagi, kami pun berangkat ke Keraton. Sampai disana bukannya masuk, malah diem di pinggir Keraton sambil bertukar cerita. Keknya kebanyakan aku yang cerita dehh. Dimulai dari kisahku menyukai teman kelas, bertemu kembali dengan mantan keduaku, asing, bertemu lagi, lalu datang orang baru, jalan, dighosting, akhirnya dua-duanya pergi wkwkkw. Sama sihh semua wanita yang aku ceritakan tentang kisahku selalu memberikan saran yang sama "Feeling cewe itu kuat". Yasudah karena aku sudah tak sabar juga pergi ke Keraton akhirnya kami membeli tiket dan masuk. Disana mendengarkan tour guide dan tak terasa sudah jam 12. Karena Retno sudah mengantuk dan aku juga ingin segera bersih-bersih (dan udah kebelet bgt sumpah), jadi Retno mengantarku ke hotel.

"Rid aku tidur dulu yaa, aku ngantuk banget ga biasanya bangun pagi gini. Kamu juga istirahat dulu aja kan belum tidur semaleman. Nanti sore gas kita keliling lagi"

"Oke rett thanks bgt lhoo. See ya"

Setelah masuk hotel dan rapi-rapi, saatnya aku me time dengan mandi air panas. Setelah selesai dengan perut kosong, baru dehh kerasa lapar. Karena aku malas untuk pergi mencari makan sendiri (lagian di luar terik banget), dan aku malas untuk mencari makanan online akhirnya aku memesan room service saja. Sembari menyicil pekerjaan, aku bersantai dengan makan dan menonton di laptop (TV tetap menyala wkwkwk). Tak terasa Maghrib menghampiri, aku tidak tidur jadi aku langsung saja siap-siap untuk perjalanan kedua.

"Rid kalau udah siap ke bawah yaa. Aku sama temenku udah di sebrang hotelmu. Sama kalau bisa kamu minjem helm ke repsesionis yaa karena helm tadi dipakai temenku."

Wahh iya aku lupa kalau main ke-2 bakal ada teman Retno. Aku turun dan menemui mereka, dan boleh aku jujur? Temennya cantik banget woii my type😭. Walau ngga berkacata mata sihh gatau kenapa emang cantik. Kalau tak salah, dia pun pernah masuk story Retno karena sudah selesai sidang skripsi. Aku pun pernah me-reply:

"Drop nomor mbaknya dong"

"Dia udah punya pacar Rid wkwkwk"

Ohh jadi ini orang yang dulu pernah aku reply itu wkwkwk. Langsung saja aku berjabat tangan berkenalan dengannya.

"Oh heii ini temennya Retno itu. Aku Farid"

"Aku Lala"

"Salam kenal Lala! Kamu tau film Lalaland?"

"Ohh itu tau"

"Nahh kamu mirip sama Mia di Lalaland"

"Ehhh udah punya pacar hehh" Ucap Retno.

"Hahaha sorry. Btw kemana kita?"

"Kita belom shalat Rid. Jadi kita ke mesjid Zayed Solo aja sekalian Isya disana"

Wahh wisata Religi nih. Kalau begitu ayo.

"Rid bisa bawa motor kan? Aku sama Lala aja yaa"

Aku paham mungkin agak canggung yaa kalau cewe bonceng cowo, jadi aku yang membawa motor Retno. Lagian aku sebelumnya berniat untuk meminta izin aku yang membawa motor untuk pengalaman mengendarai motor di Solo. Perjalanan agak jauh (karena aku gatau jalan mungkin), akhirnya kami sampai di Mesjid Zayed apa gitu. Masya Allah bagus banget. Inimah mesjid Agung Bandung kalah jirr wkwkwk rapi dan bersih serta megah banget. Ya singkat cerita Shalat Isya disana, dan berbincang sebentar di pelataran masjid, akhirnya kami memutuskan untuk membeli kopi. Kirain cafe, ternyata di pinggir jalan wkwkw. Tapi enak lho, vibesnya mirip di Asia Afrika Bandung. Sembari mengobrol dengan Retno dan Lala, berbagi cerita sembari meminum kopi dan mereka meminum matcha, akhirnya lapar pun mulai menerka. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli Gultik. Wahh pokoknya debest banget. Disana aku sama sekali tidak terpikirkan masalah dan kesedihanku. Setelah sangat lama berbincang sambil menikmati gulai, pukul 23:00 malam dan kami pun pulang. Ya udah malem juga sihh kecapean setelah berkeliling Solo. Akhirnya malam yang singkat namun sangat senang.

Berakhir Secepat Ini?

Pagi tiba, kami awalnya berencana untuk CFD. Aku pun bangun pagi dan pergi mengambil sarapan. Wahh Retno kok belum balas-balas chatku sedari pagi. Aku pun mulai berpikir kalau Retno ini sangat kelelahan sampai tertidur pulas. Benar saja, jam 10:00 baru mengabari kalau dia telat bangun. Aku pun bertanya

"Kemana jadinya agenda hari ini?"

"Sorry Rid, tadi rencananya main kita sampai CFD aja kebetulan siang ini aku sama Lala ada acara kampus juga. Maaf yaa gabisa nemenin kamu main lagi"

😭😭😭😭😭😭😭😭

Aku pun saat itu juga langsung drop & bete. Kenapa liburan secepat ini berakhir. Padahal aku saat bersama mereka sangatlah senang. Aku kesini kan biar ngga kesepian. Kalau begini sama saja dengan di kost🥹. Menghabiskan waktu di hotel yang aku lakukan hanyalah berbaring menatap televisi dengan tatapan kosong. Aku masih ingin bermain, aku masih ingin bertemu Retno dan Lala, aku masih kangen mereka. Namun ya aku juga paham karena sangat lelah kalau harus menemaniku seharian. Apalagi harus bangun pagi juga. Dengan mood yang agak berantakan, akhirnya aku ucapkan perpisahan dan ucapan terima kasih yang panjang karena benar-benar sudah membuatku bahagia sepanjang hari kemarin. Walau singkat, sungguh setidaknya sudah fullfill diri ini. Makasih banyak Retno dan Lala sudah berbagi cerita, berbagi tenaga untuk menemani orang asing ini dari Bandung. Pikirku aku akan main lagi di siang hari, ternyata liburan harus berakhir secepat ini. Setelah checkout hotel, aku langsung membeli oleh-oleh dan langsung ke bandara. Walau masih lama banget jam 18:30 aku take-off, aku tetap saja menunggu di bandara. Dengan mood yang masih belum rela kalau liburanku telah usai, aku menunggu dengan mata yang berkaca-kaca. Aku beneran kangen ketemu mereka dan masih pengen main😭.

Yaa singkatnya 16:30, akhirnya aku sudah mulai check-in dan drop koper di bagasi. Lalu aku pergi ke ruang tunggu dan 18:00 aku sudah mulai masuk pesawat. Saat itu mood-ku mulai membaik karena aku akan naik pesawat untuk pertama kalinya hehe. Ternyata kerasa banget di pesawat. Malah yang paling menyenangkan adalah saat take-off yang begitu kencangnya sampai aku tidak expect kalau akan melaju se-kencang itu sampai tubuhku terhempas ke belakang. Tak terasa 1 jam berlalu dan aku sudah sampai di Bandara Soekarno-Hatta, yahh liburanku selesai.

Ternyata tidak wkwkwk. Saat aku menunggu koper, Edo menelpon bertanya sudah sampai di kost atau belum. Dia mengajak ke angkringan. Karena aku pun lapar, baru sarapan di hotel dan makan siang di Indomaret, akhirnya aku pun mengiyakan untuk pergi ke angkringan. Orang gila mana baru landing, terus naik mobil ke kost simpen koper, shalat, terus dijemput untuk pergi ke angkringan dan main lagi wkwkwk. Aku sampai di kost jam 8 dan aku pergi main sampai jam 12. Tak sempat bersih-bersih karena sudah tepar, akhirnya aku tertidur untuk bersiap bekerja kembali.

Ohh iya plot-twist pekerjaan adalah aplikasi yang hilang bukanlah aplikasi yang aku kerjakan. Ternyata selama ini aku dan manajer serta atasanku salah paham, mengira aku yang mengerjakan. ANJIR UDAH BIKIN PANIK AJA LAGIAN KEPIKIRAN JUGA PAS LIBURAN WOI.

Apa yang Aku Dapat?

Dewasa ini aku bisa pergi liburan sendiri dengan uang sendiri. Semua ada proses dan hikmahnya. Putus dari hubungan 5 tahun ternyata banyak manfaatnya untukku. Aku tidak mungkin bisa punya teman Retno dan Lala jika aku masih dikekang. Mungkin juga tidak akan pergi liburan. Malah dari pacaran yang sangat berkesan itu aku jadi belajar untuk berusaha untuk mengosongkan dan selalu mempersiapkan tempat untuk kekecewaan. Tidak semua usaha kita harus dibalas oleh mereka. Buktinya aku sudah terbiasa dengan kekecewaan. Walau kecewa aku tidak main di hari Minggu dengan Retno dan Lala, aku tidak sampai jengkel atau kesal dengan mereka. Yang aku lakukan adalah menerima perasaan kalau aku lagi badmood dan mengerti kesibukan dan kelelahan karena sudah menemaniku seharian.

Soal penerimaan perasaan juga, aku tidak denial bahwa perasaanku ini masih terhubung dengan Griszha. Soal perasaanku dengan Ara... mungkin sudah hilang aku rasa karena aku sudah tidak merasakan apa yang aku rasakan sebelumnya. Tidak ada lagi rasa dagdigdug atau rasa excited melihat dirinya walau virtual. Justru aku masih excited jika melihat kegiatan Griszha. Tetap saja aku sudah menyiapkan ruang kosong untuk kekecewaan bahwa Griszha memang bukan jalannya. Itulah namanya dewasa. Memaafkan dan menerima adalah bagian dari dewasa. Aku pernah salah, maka aku terima. Tidak menyesali yang sudah lampau. Semua ada hikmahnya. Dewasa juga tidak memaksakan kehendak. Aku tidak memaksa bahwa Griszha harus menerima cintaku, tidak pula memaksa perasaan ini pergi. Semua akan berjalan sesuai garis edarnya.

Aku suka dengan dewasa ini, aku bisa explore Solo untuk menambah pengalamanku. Aku pernah naik kereta, naik whoosh, naik MRT, TJ, KRL, dan juga pesawat. Aku juga dari dewasa ini bisa menyadari bahwa banyak kok orang yang sesuai tipeku. Dulu mungkin aku FOMO kalau aku tidak bisa menemukan mengganti mantanku dan dialah the only one. Wehh semenjak putus ternyata pandanganku semakin luas, ada Safana, ada Syara, ada Griszha, dan juga ada Lala wkwkwk. Belum lagi yang di Bumble, bukan sebagai mencari jodoh tapi juga bertukar pikiran.

Untuk semua orang di masa lalu yang pernah menjadi bagianku, terima kasih sudah menjadikanku di titik ini. Kalian harus bahagia terus walau bukan aku orangnya (Lahh emang anjir GEER BANGET LU RID wkwkwk). Untuk yang baru-baru ini mungkin Syara, terima kasih telah mewarnai tahun 2023 ku ini. Sayang sekali di 2024 ini perasaanku benar-benar hilang (untuk saat ini). Kamu harus bahagia juga yaa dan harus menemukan orang yang tepat selain aku, atau apakah aku salah bahwa selama ini memang kamu tidak sekali menganggap diriku sama sekali? Aku tidak peduli pokoknya terima kasih yaa. Aku tahu aku salah terlalu excited sendirian. Setelah menerima pandangan dari Ayu, aku tahu bahwa memang aku hanya bermain dengan imajinasiku dan khayalanku bahwa dirimu menerima diriku seperti diriku menerimamu, padahal yaa balik lagi, kamu sama sekali hanya menganggapku teman yang nyaman. Terima kasih. Kamu lebih berhak bahagia daripada aku!

Untuk Griszha, aku gatau woii kenapa perasaanku masih tersimpan dengan baik. Aku masih excited melihat fotomu, aku masih teriak kegirangan saat dirimu melihat story-ku. Jalan sekali, chat 2 minggu, gamon 10 bulan sampai sekarang wkwkwkw sangat gamasuk akal, di luar nurul. Tapi yaa aku tidak memaksa kamu harus tau perasaanku, aku juga hanya afirmasi kalau aku masih suka kamu aja gitu.

Juga untuk Retno khususnya TERIMA KASIH BANYAK UDAH NEMENIN AKU JALAN-JALAN DI SOLO. Sungguh pengalaman yang tidak terlupakan. Pokoknya terima kasih untuk mau mendengarkan ocehanku yang meleber kemana-mana. Semoga pertemanan kita bertahan lama since 2021 yaa. Juga untuk Lala teman Retno makasih untuk udah ngasih rekomen tempat-tempat yang bagus di Solo. Walau kamu udah punya pacar, kalau menurutmu kamu cantik ya cantik sihh gabisa disembunyiin wkwkwk. Tulisan ini spesial untuk kalian.

Sebagai penutup, semoga kalian semua yang tak bisa aku sebut satu-satu bisa menemukan tulisan ini, terutama saat aku sudah tiada. BYE AND THANK U SO MUCH!!! LOVE YOU ALL!!!💖💖💖💖