Skip to main content

One Year Ago, I Come Back to You

· 3 min read
Muhammad Farid
Summary

Setahun yang lalu, aku pernah kembali kepadamu. Namun sekarang? Entahlah...

Tentang Mimpi Itu

Dalam waktu luang yang terbatas ini aku melihat kembali foto-foto lawas dalam galeriku. Seketika aku melihat foto diriku bersama rekan kerja di pernikahan. Bagi pengantin mungkin 9 Juli akan mereka ingat sebagai hari pernikahan yang bahagia. Namun bagiku, 9 Juli adalah H+1 aku menghubungimu kembali. 8 Juli 22:41, aku membalas story WhatsApp-mu yang mengatakan bahwa dirimu ingin ke Jakarta. Lantas aku entah darimana niatku untuk menimpali hal tersebut. Tentunya aku tidak berharap lebih mengingat aku pun pernah menimpali story dirimu sebelumnya dan berujung pada pengabaian. Namun tidak untuk 8 Juli 2023, kamu membalas pesanku dan yaa sampai pada hubungan kita yang abu-abu itu setidaknya bertahan 3 bulan, sebagaimana lama pacaran kita sebelumnya yang sama-sama berakhir di bulan Oktober.

Entah mengapa, aku si labil ini masih sering berganti-ganti wanita yang masuk ke dalam hatiku, juga ke dalam mimpiku. Terkadang aku memimpikan dirinya, dan kemarin aku memimpikan dirimu. Bisa dibilang itu menjadi recap saat membonceng dirimu. Ku ingat kalau di mimpiku kita kembali bertemu seperti awal kita bertemu di bulan Februari bersama temanmu, lalu karena kamu tidak bisa menaiki motor maka aku yang mengantarmu pulang. Namun, dalam mimpiku, aku tidak mengantarmu langsung ke tujuan, akan tetapi aku memisahkan diri dari temanmu dan membawa kamu keliling kota. Yap, seperti jalan kedua dimana aku tidak mengantarmu pulang, melainkan mampir ke toko kue dan membuatmu marah. Terus terang aku suka suka sekali membuatmu marah saat itu, sangat menggemaskan. Sama seperti di dunia nyata, di mimpi pun kamu sama-sama marah tak karuan hahaha. Namun ini yang paling berlebihan, saat aku sudah sampai mengantarmu pulang di tempat biasa, kau mengucapkan terima kasih dan mencium pipiku. Lantas aku pun terbangun tersadar bahwa itu semua hanyalah mimpi belaka.

8 Juli sekarang tidaklah sama dengan 8 Juli yang lalu. Perasaanku tidak sama, begitu pun dengan keadaan. Yang pasti aku masih berharap kali ini kau akan menghubungiku terlebih dahulu. Entahlah, aku selalu menebak siapa dalangnya yang bisa membuatku tersenyum dan bersyukur bahwa inilahh akhirnya. Tapi kenyataan ini pun rasanya hanyalah mimpi dimana aku hidup dalam bayangan pikiranku saja, tanpa mengetahui bahwa kenyataannya sangatlah sakit dan pahit dimana aku tidak memiliki siapa-siapa. Aku pun sadar bahwa semua orang sedang menjauhiku. Baik dirinya maupun dirimu sama-sama tak ingin lagi melihatku.

Mungkin terlintas tanya, mengapa tidak aku saja yang menghubungimu? Pertama, apakah aku yang kamu harapkan? Yang kedua, ayolahh aku tidak mau excited sendirian. Aku pun enggan menyakitimu kembali. Terhitung sudah 3 kali aku datang dan kamu pun pergi: Saat pertama pacaran; saat pertama kali bertemu kembali di bulan Februari; dan saat kembali di bulan Juli. Hasilnya? Sama-sama tidak berhasil dan pada akhirnya kamu pun muak dengan diriku ini yang sama melakukan kesalahan: membuatmu sebagai pilihan. Pertama aku lebih memilih teman sekelas yang hanya ingin menjadikanku teman selamanya; sekarang aku pun lebih memilih orang yang tidak berniat untuk menjalin hubungan. Sama saja bukan? Jadi ya sudahlah mungkin bukan aku orang yang kamu maksud.

Tapi ini hanya sebagai pengingat saja untuk diriku bahwa setahun yang lalu aku pernah mencoba memperbaiki diriku dan hasilnya cukup ada, walau akhirnya kita tetap berpisah. Setahun yang lalu aku kembali? Apakah tahun ini malah kamu yang kembali?