Skip to main content

Weaker but Stronger

· 9 min read
Muhammad Farid
Summary

Meski tubuh ini terasa lemah, tekadku semakin menguat. Dalam setiap denyut yang melemah, ada api semangat yang membara lebih dalam. Aku mungkin tampak rapuh dari luar, namun di dalam jiwa, tekadku teguh dan tak tergoyahkan. Dalam kelemahan fisik, aku menemukan kekuatan mental yang tak pernah pudar, menggerakkan langkahku menuju tujuan dengan keyakinan yang tak tergoyahkan.

Tubuh Melemah

Rasanya tidak lama aku tertatih-tatih untuk bertahan hidup di era gempuran era dewasa ini. Bekerja sembari berkuliah adalah hal yang sangat berat ternyata. Bukan hanya secara teknis, tapi berat untuk bagaimana cara menghadapi ketidaknyamanan di dalamnya. Karena bekerja bukan hanya sekadar menyelesaikan task, berkuliah tidak hanya untuk menyelesaikan tugas. Padahal baru bulan kemarin aku sakit. Kenapa awal bulan ini aku kembali sakit. Awalnya aku denial bahwa aku sakit. Di hari Senin lidahku terasa hambar dan berwarna putih. Mulutku serasa berdiam di padang pasir yang sangat tandus. Iya hanya itu yang aku rasakan. Aku tetap pergi bekerja seperti biasa. Hari Selasa, lidah ini masih putih. Pikirku mungkin satu hari lagi aku akan baik-baik saja. Rabu ternyata masih putih. Kamis saat bekerja aku mulai merasakan tidak enak badan. Aku sangat kedinginan di ruangan kerjaku. Namun saat pergi ke luar untuk Shalat, badanku sangat kepanasan. Yaa pada akhirnya aku pulang dan merasakan badan panas yang luar biasa, jadi aku segera merebahkan badanku hingga tak terasa aku tertidur sudah 12 jam.

Hari Jum'at aku tidak masuk karena aku masih demam dan muncul lagi bintik merah seperti kemarin aku typus, namun ini tidak terlalu banyak. Kenapa aku sekarang mempunyai tubuh yang lemah? Perasaan aku adalah tipe orang yang jarang sakit. Selain itu, keadaan aku pun mungkin yang masih kelelahan, ditambah tidak ada mood booster hehe. Padahal juga di semester pendek ini aku hanya ambil 3 SKS. Huftt TBH sampai sekarang aku masih mempunyai bibir yang kering, sama seperti Agustus & September tahun lalu. Kira-kira, kenapa coba tubuh ini melemah?

Rasa Masa Lalu Melemah

Tubuh ini pun sangat sangat lemah, hingga tak sadar bahwa bulan Agustus ini adalah bulan yang sangat spesial (pada awalnya). Aku bahkan sempat berencana bahwa setuju-tidak setuju; siap-tidak siap; bilang-tidak bilang, aku akan memposting fotoku dan foto dirinya saat date di bulan Agustus itu. Selain date, aku sangat ingat kalau aku mempunyai momen ngereog wkwkwk. 17 Agustus 2023, tepat aku tertidur sebagai bagian hariku untuk mengisi waktu libur dan menunggu "doi"-ku yang sibuk dengan kepanitiaannya. Saat terbangun, aku pun terkaget dengan foto yang dikirimnya, tak menyangka bahwa seseorang yang cuek pun bisa romantis dengan mengirim PAP selfie wkwkwk. Mungkin aku sangat kegirangan disana. Namun, entah lahh aku lupa rasa yang sebenarnya.

Padahal itu kan momen yang spesial bukan? Apalagi aku akan memposting foto, yaa walaupun foto sepatu kami wkwkwk tapi itu menyiratkan bahwa aku sangat mencintainya dan masih mencintainya. Rencana hanyalah rencana. Sejak bulan Mei sampai sekarang rasa ini semakin memudar. Mungkin aku sudah benar menemukan alasan "Why I don't deserve her and she deserves someone better".

Kejujuran adalah nomor satu, termasuk pada perasaan. Aku tidak memaksakan perasaan ini harus tetap tumbuh atau aku biarkan memudar begitu saja. Tapi yaa hasil akhirnya adalah perasaanku padanya melemah. Niatku untuk memposting foto itu akhirnya urung. Agustus menjadi agustus pada biasanya. Walau awalnya aku berpikir bahwa Agustus ini akan jadi momen nostalgia, malah aku tidak merasakannya.

Setelah bulan Agustus kan bulan September, tebak apa yang aku ingat dan terbesit pikiran ketika mendengar kata September? Dia? Bukan. Aku berpikir bahwa bulan September adalah bulannya aku bertemu seseorang yang baru. Aku pikir akan diam saja seperti orang asing di bulan kelahirannya, mengingat dirinya pun tak acuh di bulan kelahiranku. Yahh aku pun tidak punya tebakan tentang masa depan. Namun aku harus senantiasa percaya pada intuisiku. Semua terjadi karena (tidak) ada alasan. Terima kasih sekali lagi untukmu, yang aku sering ucapkan dan doakan adalah may you meet someone better than me, and I'll happy if that happens.

Harapan Menguat

Seperti yang aku utarakan, bahwa aku jujur dengan perasaan. Ternyata sialan, perasaanku pada Gicha ini memang belum usai. Aku tidak berusaha untuk move on, ataupun aku terus menyimpan rasa ini penuh harap. Namun itulah yang terjadi. Karena aku sering sakit-sakitan ini terus terang aku sangat kesepian. Walau kesepian bukannya mencari, aku malah menghapus akun Bumble. Yappp aku hapus karena aku lelah dengan semua ini. Bumble emang menjadi tempat pelarian, tapi aku lelah tempat pelarian ini hanya sementara. Aku malas memulai dengan basa-basi yang mainstream, dan mungkin lawan bicaraku pun demikian. Jadinya, ya sudahlah aku hapus saja. Aku hanya ingin berharap saja bahwa aku akan bertemu orang yang aku sukai dan idamkan, entah bagaimana caranya.

Kembali saat sakit, aku tidak bisa tertidur. Aku malah berkhayal bahwa suatu saat dia akan menyadari bahwa aku disini terus menaruh harap, memendam rasa. Lalu aku ingin hubunganku tetap private bahkan untuk temanku dan juga sahabatnya, lalu aku tiba-tiba mengundang temanku untuk datang pada lamaranku hahaha. Temanku kaget, teman dia pun kaget. Itu sangat konyol wkwkwk. Lalu aku pun berniat untuk membangun bisnis sendiri bersama sahabatku hingga akhirnya aku menjadi orang yang penting dan publik figur yang terkenal. Karir melesat dan melambung ke langit, dan juga mempunyai pasangan yang aku idamkan. Sempurna. Membayangkannya membuat aku kembali jatuh cinta untuk sesaat. Tapi kembali ke realita di hari Senin dini hari, aku hanyalah orang yang lemah terbaring sakit dengan tubuh yang panas terkena demam, kesepian, dan juga pengkhayal yang handal. Itu tidak membuatku mundur atau gentar, malah aku menguatkan diriku kalau aku pantas untuk mempunyai kesempatan berjuang untuknya. Kalau nge-spam chat mungkin membuat risih yaa. Kalau aku spam doa boleh kan? Dengan spam harapanku dan manifesting-ku untuknya. Aku terus berjuang untuk menjadi orang yang baik lagi baik lagi dan seterusnya. Aku mulai menghapus pelarian sementara ini alias Bumble. Aku jujur tidak akan kecewa sihh (kecewa dikit paling), seandainya dia benar-benar bukan untukku. Toh aku sudah mengalami ini beberapa kali. Rasa menggebu-gebu ini juga bukanlah rasa pertama kali. Endingnya? Tak terbalaskan bukan? Dan finally bukan aku orangnya kan? Jadi mengapa aku harus risau kalau dia yang baru ini bukan untukku? Teruslah berharap kawan walau dirimu memprediksi akan berakhir dengan buruk, tapi Allah kan punya rahasia di semua kejadian yang tidak masuk akal ini.

Prosa Babak Baru

Gris, ini mungkin tulisan awal yang gua tulis buat lu. Ya walau tulisan awal ini juga ngga nyampe sihh ke dia: orang yang gua harepin sebelum lu, tapi gua tetep nyoba tetep berhadap dan manifesting supaya suatu saat lu paham dengan perasaan gua. Hmmm gua awalnya ngga expect sihh ada orang yang bikin gua gamon lama. Kalau gua gamon setahun sama mantan gua yaa wajar karena dia pernah bareng-bareng sama gua, sering ngobrol, sering interaksi, sering jajan juga dan pastinya banyak momen yang gua lewati bareng. Gua gamon berbulan-bulan sama hts pun yaa wajar karena sering ngechat gitu dan udah kenal lama. Lahh sama lu? Kenal hitungan minggu, jalan sekali. Tapi buseetttt gamonnya 11 bulan. September ntar setahun gua gamon berarti wkwkwk.

Mungkin lu satu-satunya orang yang gua kenal pinter, literally pinter sihh dan nyambung. Tapi sebagai orang yang pinter dan ambis juga, lu ngga kaku gitu. Sejauh orang pinter yang gua kenal semasa sekolah yaa ada aja kelakuannya kek anak dosen dan agak kuper, super nolep tapi nolep, pinter tapi jelek juga ada wkwkwk. Tapi lu? Pinter iya, tampilan ukhti iya, kaga terlalu ukhti juga sihh tapi cakep iya, anime lovers iya, kpopers iya, film kesukaanlu juga gua demen, lu juga suka sejarah iya, lu suka bahasa asing juga iya, dan lu juga lahir di bulan Februari sihh.

Sejauh ini cewe yang gua kenal tuhh kek ada yang kurang mulu. Temen-temen gua sering nyebut gua gay jirr. Inget aja pas temen-temen gua bilang "Ini si Wita cakep bener jirr jurusan TOI". Kebetulan ada 4 cewe juga disana. "Aing si Wita, maneh (Reihan) si A, Rey si B, Farid si C. Pas kan?". Gua bukannya ga normal, gua malah nyeletuk "Si C buat Rey aja lahh 2, aing teu minat". "Anjir sa-geulis kieu maneh mbung. Teu normal ajg". Karena apa yaa? Definisi cantik gua tuhh gatau kek gimana. Pokoknya harus liat orangnya baru gua bisa tentuin. Semua masa lalu gua bisa dibilang orang-orang yang approved cantik (kecuali mantan pertama wkwkwkwk). Tapi kan semua masa lalu gua itu yang pernah interaksi langsung at least. Lahh lu ini interaksi virtual aja udah bikin yakin kalu lu itu approved tipe gua.

Pokoknya lu orang yang pertama approved:

  1. Dari deskripsi awal aja belum tau muka lu kek apa, gua udah tertarik sihh tbh, dan gua tertarik sama Indri juga kalau dari deskripsi doang.
  2. Pas udah share IG, anjir lu cakep bener gris. Tapi gua berpikiran kalau orang pinter dan cantik itu super kaku dan membosankan.
  3. Pas gua chat, gila tau anime juga ternyata. Selain itu bener-bener luwes obrolan kita. Belum lagi lu satu-satunya yang paham teori gua tentang Quantum Entanglement dan teori Graf.
  4. Pinter bener pinter sihh. Gua cuma nyeletuk kenapa langit biru gara-gara gua ngechat Laras kan muji langit sore yang cakep (dan muji orang yang di bawahnya juga sihh wkwkkw) Tapi gile gua malah kuliah 2 SKS cuma buat bahas kenapa langit biru.
  5. Ahh paling dari chat asyik pas ketemu pendiem kek yang udah pernah jalan di Bumble. Ehh lu kaga jirr, beneran cakep. Gua setiap ketemu orang bener-bener well prepared sihh tau mau ngomong apaan. Ketemu lu juga gua udh mempersiapkan sihh. Tapi pas ketemu, "ANJIR GUA MESTI NGOMONG APA".
  6. Paling ngena sihh lu pertama kali orang yang bikin gamon tanpa kenal lama.

Banyak sihh gris yang mau gua ceritain dimana gua sebenernya miskin pas jalan sama lo wwkwkwkwk makanya gua kaga beli makan-minum pas nonton. Kalau gua ngga bayar UKT pas September sihh gua lagi tajir dan bakalan beliin lu makan-minum pas nonton. Udah dulu sihh mungkin next-nya ini babak baru buat hidup gua kalau gua menerima realita perasaan gua ke lu masih ada. See you there grisa.