Skip to main content

Haunted House

ยท 6 min read
Muhammad Farid
Summary

Di dalam gelap, bayangan-bayangan berputar-putar, mistis yang terjalin dengan nyata, merasuk ke dalam ragaku, cahaya redup mengungkap misteri yang tersembunyi. Sungguh, tak ada kata yang dapat menggambarkan keanehan ini. Aku merasakan hadirnya entitas tak kasat mata, sulit dipercaya, namun tak bisa kusangkal. Pengalaman horor yang mistis itu, meninggalkan bekas dalam jiwaku,

Surprisedโ€‹

Di tengah malam saat aku sedang bergelut dengan tugas, urusan perut tak bisa ditinggalkan. Bagaimana tidak, aku sudah memiliki penyakit maag akut dan aku tak mau mengulangi kesalahan yang sama. Ingin memakan warteg? Sudah tutup mas; Mau indomie? Abis juga mas. Oleh karenanya aku pun memesan makanan melalui delivery online dan akhirnya aku mendapatkan driver yang mengantarkan makananku seorang wanita. Sudah tidak hal yang aneh lagi jika seorang wanita pun di Jakarta menjadi driver ojek online. Selain itu, aku pun merasa biasa saja memesan makanan pukul 00:40 WIB karena di Jakarta jam tersebut masih bisa dikategorikan sebagai waktu yang normal untuk melakukan aktivitas, beda halnya ketika di Bandung. Selang beberapa menit, wanita itu pun hampir tiba di indekosku. Namun, karena sudah larut malam, pagar depan indekosku sudah dikunci oleh pemilik rumah. Mau tidak mau aku harus menggunakan pintu "rahasia". Kebetulan saat itu suasana sudah sepi, ditambah lagi indekosku dekat sekali dengan kuburan menambah suasana yang mencekam. Celingak celinguk, aku pun mencari keberadaan driver tersebut. Ahh, akhirnya aku melihat wanita menggunakan motor dari kejauhan. Namun, sepertinya raut wajahnya menunjukkan rasa takut dan khawatir. Saat sudah hampir melewatiku dan karena aku melewati pintu "rahasia" sehingga tempat tersebut gelap, jadi aku agak tersembunyi sehingga aku pun memanggil driver tersebut.

๐Ÿ‘ฆ๐Ÿป: "Mbak, mbak, mbak!"
๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป: "ASTAGFIRULLAH MAS!!!"
๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป: "Ehh maaf mas, saya kaget masnya diem di tempat gelap. Kirain siapa."
๐Ÿ‘ฆ๐Ÿป: "Wahh sorry mbak, ini pagernya udah dikunci jadi saya muter lewat pintu belakang."
๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป: "Iya syukur ternyata (ada) masnya. Saya jujur takut mas, tau lewatin kuburan sepi gini. Emangnya mas gatakut?"
๐Ÿ‘ฆ๐Ÿป: "Biasa aja mbak, saya gatakut hal begituan hahah. BTW makasih ya mbak, hati-hati."

Betul, aku tidak takut hal yang seperti itu karena aku sudah kebal dengan hal supranatural. Pada awalnya, aku tidak percaya semua hal yang teman ceritakan kepadaku karena aku cenderung tidak percaya semua yang orang katakan sampai aku mengalaminya sendiri. Aku percaya Jakarta macet hingga terdapat perbedaan saat berangkat 06:30 sampai 07:00 di tujuan, namun jika berangkat 06:31 sampai 07:20 di tujuan, aku bisa katakan itu valid karena aku mengalaminya sendiri. Aku tidak tahu bagaimana beratnya rasa depresi hingga muncul rasa ingin suicide, hingga aku mengalaminya sendiri tahun lalu. Termasuk kejadian supranatural. Aku percaya kejadian mistis itu ada, karena aku sudah mengalaminya sendiri dan itu akan aku ingat hingga waktu yang tak dapat ditentukan.

This Is Realโ€‹

Aku teringat saat kelas 5 SD tahun 2011. Saat itu di rumah hanya terdapat ayahku dan diriku berdua. Ibuku pergi untuk berziarah ke makam wali songo, Kakak pertamaku sedang merantau di Aceh sebagai pengajar di program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T), dan kakak kedua yang sedang mengikuti LDKS OSIS se-Jawa Barat. Karena memang anaknya bandel, saat aku disuruh tidur oleh ayahku, aku pun pura-pura saja tertidur. Saat beberapa waktu, aku pun terbangun lagi dan membuka gawaiku untuk menonton TV. Yap, gawaiku saat itu Android yang bisa support TV sehingga aku dapat menonton TV dari gawaiku tersebut. Karena malam minggu juga, aku putuskan untuk begadang marathon film. Kebetulan juga aku menonton film horor Poltergeist. Namun, di tengah-tengah film, aku mendengar suara krasak krusuk. Halah paling juga suara cicak. Abaikan saja. Namun, suara itu terus-terusan berbunyi hingga mengganggu diriku, sehingga aku pun membuka selimut dan mencari sumber suara tersebut. Betapa terkejutnya aku mendapati sosok bayangan hitam yang membelakangiku sedang menggaruk-garuk tembok kamarku dengan cakarnya. Aku langsung saja berlari untuk menyalakan lampu. Sosok bayangan itupun hilang. Aku tak percaya bahwa diriku benar-benar mengalami hal mistis seperti itu. Apakah terornya sudah selesai? Belum.

Karena kejadian itu, aku tak berani untuk memejamkan mata. Dengan lampu dan menyala, menonton film sampai parno. Aku terjaga hingga aku terlelap dengan sendirinya. Di tidur yang lelap itu, aku pertama kali mengalami sleep paralysis. Aku merasa ada yang sesuatu yang menggerayangi tubuhku, aku bisa sedikit membuka mata. Ternyata sosok bayangan yang tadi yang sedang menghimpit tubuhku. Karena mulutku kaku tidak bisa mengatakan apapun, aku hanya bisa berkomunikasi melalui hati.

๐Ÿ‘ฆ๐Ÿป: "Apa kamu adalah hal yang nyata? Jika iya coba bunyikan gitarku."

Benar-benar aku tidak percaya dengan diri sendiri, aku mendengar sangat jelas gitarku benar-benar berbunyi. Sial, mana mungkin ayahku bangun-bangun gabut hanya untuk me-genjreng gitarku. Saat aku bisa terlepas dari rantai tidur yang sesak, aku pun memutuskan untuk tidak tertidur lagi hingga shubuh. Sudah selesai? Belum.

Sambil menunggu ibuku pulang yang diperkirakan akan tiba jam 3-5 pagi, aku pun kembali menonton TV melalui gawaiku. Sreettttt, suara pagarku digeser, ahh mungkin ibu sudah tiba. Aku pun menengok ke arah jendala teras dan aku tidak mendapati siapapun disana.

"Cuma perasaan kali"

Tidak, yang medengar pagar bukan hanya aku seorang, tapi ayahku pun mendengarnya.

๐Ÿ‘จ๐Ÿป: "Tadi yang buka pager mama bukan?"
๐Ÿง‘๐Ÿป: "Gatau pah, tadi emang ada yang buka cuma gada orang"
๐Ÿ‘จ๐Ÿป: "Kita tanya Pak Marna (tetangga)"

Ayahku pun bergegas keluar dan menanyakan kepada tetangga yang juga istrinya pergi bersama ibuku. Namun, ayahku mendapati jawaban bahwa istrinya belum lah sampai rumah, masih jauh di perjalanan sana. Lantas, siapa yang membuka pagar? Orang yang iseng? Aku bersikap seolah tidak tahu apa-apa. Yang sebenarnya aku rasakan adalah takut akan teror yang aku alami dari sosok bayangan itu, benar-benar malam yang mencekam hingga aku percaya jika memang terdapat orang-orang yang mengalami hal mistis, karena aku pun sudah mengalaminya sendiri.

Hal itupun sering aku alami hingga sekarang, jadi ya aku sudah kebal ketika sudah mengalami hal yang mistis. Itu kenapa aku tidak takut untuk pergi mengambil makanan keluar di tengah malam dekat kuburan. Itulah tulisan aku saat aku mengalami hal yang mistis. Ada lagi aku yang mendengar suara tertawa mbak dini. Dan ya itu bukan hal yang aneh bagi aku.