Skip to main content

Battle of Symphony Star: Bintang, Kau Masih Satu-Satunya

ยท 10 min read
Muhammad Farid
Summary

Hati ini yang pernah kuat dan tegar, kembali terombang-ambing dalam lautan kebimbangan. Seperti gelombang yang tak henti-hentinya menghantam pantai, kejadian lama yang telah kuatasi kini muncul kembali, memaksaku untuk menghadapinya sekali lagi. Pilihan-pilihan yang kuanggap telah usai, ternyata masih mengintai di balik sudut yang gelap. Rasanya seperti sebuah deja vu yang tak kunjung berakhir. Meskipun hati ini dilanda kebimbangan, aku tahu bahwa aku harus memilih dengan bijaksana. Aku harus mengambil pelajaran dari masa lalu, dan aku percaya pada intuisi dan nilai-nilai yang telah membimbingku selama ini. Mungkin aku tidak dapat menghindari kebimbangan, tetapi aku selalu memiliki pilihan untuk menghadapinya dengan kepala tegak dan hati yang kuat.

Mengulang Peristiwaโ€‹

Battle of Symphony Star, tepat pada 6 bulan yang lalu aku mendapatkan jawaban dari perang batinku selama ini, antara terus berharap dengan teman kelas atau berharap pada teman lama. Jawaban itu aku dapatkan dari Sophia dan Shyfa. Aku pun ingat bahwa hanya diriku satu-satunya yang mendapat rating 7/10. Sedangkan teman-teman yang lain mendapat rating 8/10 sampai 10/10. Aku mendapatkan itu karena satu hal, "Farid redflag banget suka sama 2 cewek" wkwkwkwk. Aku pikir saat itu perang batinku sudah usai. Nyatanya aku kembali mengulang sejarah.

Hari Rabu jam 17:00. Yapp, pada kali ini aku harus menjemput Sophia di stasiun KRL Lenteng Agung. Kami berencana untuk bertemu lagi dengan orang yang sama seperti 6 bulan yang lalu. Hanya tidak terdapat Al disana. Aku tak ingat bahwa perjalanan menuju KRL adalah perjalanan yang sangat macet, belum lagi itu adalah jam pulang kerja. Oleh karenanya, aku langsung saja bergegas untuk menjemput Sophia. Saat di perjalanan, benar saja jalan Jakarta sangatlah padat disertai suara klakson yang ada dimana-mana. Aku mengurungkan niatku untuk kembali ke kost dahulu untuk mengambil helm dan mengambil laptop pribadiku karena perjalanan yang begitu menguras tenaga dan waktu, dan juga menguras bensin wkwkwk. Untung saja aku menyadari itu dan aku mengisi bensin di daerah Poltangan. Sial, macet sekali untuk sampai sini pun. Bagaimana kalau sudah kesananya lagi?

Singkat cerita aku sudah sampai di daerah KRL Lenteng Agung. Aku menunggu Sophia di daerah MCD sebrang KRL dan kami pun bertemu. "Hello Sophia, long time no see yaa. Akhirnya sesi curhat jadi nihh wkwkwk". Sudah sejak lama aku memang ingin curhat kepada Sophia mengenai Syara yang sudah tidak se-welcome dahulu. Namun, karena sibuknya kami maka cerita pun sudah bertumpuk dengan adanya orang baru dalam hidupku. Karena Edo dari Sunter jam 5 dan harus menjemput Shyfa di Blok M, maka aku pun hanya berdua saat di cafe. Rasanya ini sama seperti 6 bulan yang lalu dimana awalnya hanya aku berdua dengan temanku, hanya beda orang saja. Karena kami datang sudah jam 18:34 maka ketika kami tiba di cafe langsung untuk shalat terlebih dahulu. Dilanjut dengan memesan dan mulailah bercerita.

๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป (Sophia): "Jadi gimana Rid sama yang di Bandung , atau sama yang temen kelas?"
๐Ÿ‘ฆ๐Ÿป (Aku): "Wahh ituma cerita lama Soph wkwkwk. Aku udah gaada rasa ke temen kelas mah"
๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป (Sophia): "Ohh jadi sama yang di Bandung doang ya? Gimana hubungannya?"
๐Ÿ‘ฆ๐Ÿป (Aku): "Nahh ini Soph, aku sebenernya deket juga sama temen lain, bukan temen kelas. Dia temennya pacarnya Reihan"
๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป (Sophia): "ANJIRRR? Loba loba teuing aihh awewena. Liat yang mana"

Aku perlihatkan foto Griszha dan media sosialnya. Aku pun bercerita mengapa aku bisa kembali tertarik kepada orang baru, padahal kisah cinta dengan Syara pun belum usai. Aku mengatakan karena entah lahh aku seperti tidak merasakan rasa "dimiliki" oleh dirinya. Aku pun ingin go public agar aku tidak bingung dengan status dan perasaanku. Namun, saat itu aku ingat Syara ingin hubungan yang private dan aku pun memang demikian. Namun, aku tak tahu, aku siapanya dia kalau teman-temannya bertanya tentangku? Dan aku tak tahu apa jawabannya kalau dirinya ditanya "Udah punya pacar/belum?".

Awalnya aku memang tidak ingin berharap lebih dengan perkenalan diriku dengan Shafa, Fiza, Laras, Indri dan Griszha hanya sebatas teman. Tak denial memang Griszha menarik perhatianku. Seharusnya aku walau tertarik, namun ketika aku sudah memiliki hubungan yang jelas, aku pasti tidak akan meneruskan rasa ini. Karena hubungan yang belum jelas ini membuatku sangat bimbang dan dilema.

๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป (Sophia): "Tapi Rid yang aku nilai mah kamu lebih cocok sama Syara dehh. Soalnya aku lihat dia bener-bener cewek yang udah dewasa, yang bisa mengimbangi 'sifat kekanak-kanakan' kamu Rid. Inimah asli Rid feeling aku kamu lebih cocok sama yang ini. Walau aku tau kan kamu pernah sama Lina juga, tetep walau aku belum pernah ketemu Syara aku bisa nilai ini mah cocok banget sama kamu."

Wahh emang aku terlihat se-bocil itu kah? wkwkwk. Mumpung hanya kami berdua, aku pun secara terbuka bertanya kepada Sophia.

๐Ÿ‘ฆ๐Ÿป (Aku): "Soph aku jujur nihh ya. Sebenernya aku pun memang lebih condong ke Syara sih. Tapi karena terlalu dinginnya dia yang bikin aku agak bingung, 'ini orang beneran ada rasa apa ngga?' karena setau aku dia ini orangnya emang agak tertutup, belum nyaman keknya buat share hal yang lebih deep. Kalo Griszha jujur sukanya karena fisiknya yang pas sama aku, soalnya dia lebih pendek dikit wkwkwk. Menurut kamu, cantik mana?"

๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป (Sophia): "Aku kan belum ketemu langsung ya, dan aku nilai dua-duanya cantik Rid. Dan cantik itu relatif, kamu juga tau sendiri soalnya kamu kan yang pernah ketemu dua-duanya. Cuma lebih cocok tetep Syara sih. Zahra mah kaya judes gitu mukanya kalau aku liat mah dan gabisa dehh sama kamu yang suka clingy mah. Aku tetep dukung kamu sama Syara."

Peristiwa kembali terulang. Aku yang terus diyakini oleh Sophia kalau Syara lahh orang yang tepat untukku. Memang aku tidak terlalu mengenal lebih tentang Griszha sehingga aku belum tahu apa yang tidak cocok denganku. Mendengar Griszha yang tidak bisa dengan cowok clingy sepertinya benar, karena dirinya pernah bercerita memutuskan pacarnya karena dia ingin fokus dalam PKM dan tidak ingin diganggu-ganggu bahkan oleh pacarnya sendiri. Kalau Syara seringnya dia kan memberitahu kalau dirinya sedang sibuk. "Sorry ya Rid, aku sambil belajar bisi ngga nyambung jawabnya". Mengapa aku hanya ingat kepada hal yang kurang darinya? Padahal dirinya pun sudah berusaha untuk ada kabar di tengah kesibukannya. Memang benar-benar sial diriku yang tak tahu terima kasih.

Karena gantian, Sophia pun curhat kalau dirinya "baper" dengan Edo wkwkwk. Kami bertukar cerita yang mengejutkan. Tak berselang lama setelah makanan datang dan Sophia asyik curhat, Edo dan Shyfa pun tiba. Saat kami sudah berkumpul dan memesan makanan lagi, Sophia pun memberitahu hal yang aku hadapi.

๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป (Sophia): "Sip, ieu cewenya si Farid loba beda sama yang kemaren"
๐Ÿ™๐Ÿปโ€โ™€๏ธ (Shyfa): "Wah heeh? Anjir lahh gelo maneh mah eweh puas-puasna"

Edo pun menimpali.

๐Ÿง‘๐Ÿป (Edo): "Iya an***g si Farid cewenya banyak cok! Emang buaya anak dajjal ini."

Aku pun kembali mengklarifikasi cerita mengapa aku kembali suka kepada 2 orang dan kembali memperlihatkan foto Syara dan Griszha.

๐Ÿ™๐Ÿปโ€โ™€๏ธ (Shyfa): "Heeh Rid kamu mah cocok sama yg ini aja (Syara)"

Ahh dua wanita setuju aku dengan Syara. Aku pun becanda:

๐Ÿ‘ฆ๐Ÿป (Aku): "Kalau bisa keduanya atau bahkan empat, kenapa tidak? Wkwkwk"

๐Ÿ™๐Ÿปโ€โ™€๏ธ (Shyfa): "Anjir yaa denger, cewek tuh emang suka sama cowo yang percaya diri karena kalau kita deket sama orang yang rendah diri, ya dirinya aja sendiri ngga yakin apalagi kita. Tapi tetep cewe juga gasuka sama yang over-confident yang seolah-olah semua cewe bisa dimilikinya."

Baiklah, aku mendapat pelajaran terbaru. Aku memang sangat percaya diri. Itu mengapa aku tak takut dan tak malu jika harus yang aku memulai chat kepada Griszha & friends dan itu berjalan lancar. Namun aku juga tidak boleh terlalu percaya diri sampai geer. Ahh ini juga mungkin alasanku kenapa aku baper dengan Griszha. Aku terlalu percaya diri kalau aku bisa memilikinya. Aku juga hipokrit karena melanggar statement "cowo-cewe bisa jalan tanpa ada rasa". Nyatanya aku menyimpan harapan pada Griszha setelah jalan.

Singkat cerita, Shyfa pun bercerita tentang kegalauannya mengenai cowonya.

๐Ÿ™๐Ÿปโ€โ™€๏ธ (Shyfa): "Aku tuh kadang kesel kalo dia tuh lagi main sama aku, tapi dia sibuk sama dirinya sendiri, entah itu ngerjain tugas atau apa lahh. Kenapa ngga ngerjain tugasnya tuh sebelum sama aku? Dia malah main game gera. Terus kalau dia lagi excited sama sesuatu, aku tuh sering dilupain gitu aja. Aku bilang kalau punya wayahnya kalo udah punya hubungan mah harus ada waktu buat aku, walaupun itu sekadar ngabarin. Jangan suka sibuk sendiri."

๐Ÿ‘ฆ๐Ÿป (Aku): "Sip itu yang kamu rasain? Sama aku juga gitu dia suka sibuk sendiri. Bedanya aku gabisa nuntut ini-itu soalnya kan HTS jadi yaa akumah bisanya cuma nerima dia kek gitu."

๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป (Sophia): "Sabar ya Rid wkwkwk"

Mungkin karena diriku juga ingin melampiaskan rasa stress, sedih, dan galauku, aku pun becanda dengan bersifat clingy kepada Sophia dan Shyfa.

๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป (Sophia): "Rid nihh mau nyobain?"

๐Ÿ‘ฆ๐Ÿป (Aku): "Pengen"

๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป (Sophia): "Nihh (menyodorkan mie ayam kepadaku)"

๐Ÿ‘ฆ๐Ÿป (Aku): "Cuapin, aaaaa (membuka mulut lebar-lebar)"

๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป (Sophia): "Gelehh ihh Ridd anjirrr."

Wkwkwk. Di kesempatan yang lain aku pun menggombali Sophia.

๐Ÿ‘ฆ๐Ÿป (Aku): "Ehh tau ngga, Einstein pernah bilang kalo gada yang lebih cepat dari cahaya. Kenapa dia bilang gitu? Karena dia meninggal sebelum aku lahir. Kalau dia ada di zaman aku, pasti bakal aku tunjukkin kalau aku jatuh cinta padamu itu terjadi lebih cepat daripada cahaya!"

๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป (Sophia): "RID STOP RIDD!!"

๐Ÿ™๐Ÿปโ€โ™€๏ธ (Shyfa): "Heeh anjir, pantes weh awewena kabur kabeh."

๐Ÿง‘๐Ÿป (Edo): "Udah bang, belajar aja sana kan lu ada UTS wkwkwk"

Sebenarnya masih banyak pickup line yang aku berikan dan semua temanku merasa kesal karena aku bak orang stress yang sedang mabuk.

๐Ÿง‘๐Ÿป (Edo): "Bang lu udah kebanyakan minum keknya, udah kopi udah yakult udh milk tea udah air putih. Stop bang sebelum makin teler."

Selanjutnya kami berbincang banyak hal dan tak terasa sudah jam 22:00 malam. Aku pun mengantarkan Sophia sampai stasiun Lenteng Agung. Karena Edo terlalu malam kalau pulang ke Sunter, dirinya pun menginap di kost ku. Sampai di kost, Sophia memosting story kami berempat, namun tidak me-mention siapapun. Aku pun ingin me-repost agar teman-temanku, terutamanya dirinya mengetahui aku sedang bermain. Sophia pun meralat dan me-mention diriku. Tak biasanya aku membuat story dan mengecek siapa saja viewer-nya. Aku biasanya membiarkan begitu saja dan tanpa melihat siapa viewer-nya dan Syara pasti melihatnya. Namun, story kali ini tidak dilihatnya. Ahh apakah dia se-marah dan se-kecewa itu dengan diriku? Kemungkinan besar iya. Ahh malah ada Griszha disana. Hei Gris, ternyata kehadiranmu di viewer story membuatku yakin kalau kita hanya ditakdirkan untuk bertemu saja. Dengan absennya Syara di viewer-ku membuat semakin yakin kalau dirinya sangat tersakiti bahkan ingin "asing" karena kesalahan diriku yang menyukai dan jalan dengan Griszha. 6 bulan lalu, Syara dan Safana, inisial dengan huruf S menjadi kebimbanganku dan aku memilih Syara. Sekarang, Syara Azzahra dengan Griszha Azzahra, dua Azzahra yang menjadi kebimbanganku dan tetap ternyata pilihanku jatuh kepada Syara. Ahhh andai kita bertemu dan memiliki rasa di waktu yang tepat, pasti aku hanya menyukaimu saja dan aku nyaman dengannya. Ada 2 kemungkinan asingnya kita, antara Allah menjauhkan dirimu dari diriku yang buruk atau Allah menjauhkan diri kita agar kita bisa bertemu lagi di kesempatan yang lain? Aku tak tahu. Walau diriku ini penuh dengan red flag dan kesalahan yang menilai bahwa dirimu memang deserve orang yang lebih baik, namun aku disini masih berharap kalau kita berpisah memang untuk bersama lagi di masa mendatang. Would you love for the hell of it in the future? I hope so. For now, I would say see u later and cheers. "

Note: Malam itu aku mimpi bisa jalan lagi sama Syara wkwkwk, and more than a friend๐Ÿฅฐ.