Skip to main content

Manifesting

· 6 min read
Muhammad Farid
Summary

Sebelumnya hidupku penuh dengan warna. Kini cerita yang kesemuanya menjadi abu-abu. Kegairahan yang dulu meleleh dalam kata-kata kini hanya menyisakan hampa dan kebingungan. Aku bertanya-tanya, mengapa kecintaan ini perlahan hambar? Mengapa aku tidak lagi merasakan getaran yang menghidupkan setiap huruf yang tertuang? Seiring berjalannya waktu, aku memahami bahwa cinta dalam menulis adalah seperti musim yang berubah. Terkadang, ia mekar dan memenuhi segala sudut, sementara pada waktu lain, ia beristirahat, membiarkan tanah hati beristirahat sejenak.

Hilangnya Jiwa Bangkitnya Kata

Aku kehilangan arah, kehilangan rasa, kehilangan semangat. Aku beranggapan jiwa puitis pun sudah pudar seakan diriku kembali menjadi lembaran kertas yang kosong. Begitu pun cinta, ia telah menarik diri dari setiap kalimat yang ingin kuciptakan. Keputusasaan perlahan merayap, apa aku sudahi saya tulisan ini? Karena sudah tidak ada artinya lagi. Apalah arti kata-kata yang kurangkai jika hanya menjadi sapuan angin yang berhembus dari pikiranku. Selain itu untuk mengelola web ini pun ada harganya. Mengapa juga aku harus susah payah mendesain dan juga membayar sewa setiap tahunnya jika yang aku dapatkan hanyalah cinta yang bertepuk sebelah tangan? Aku pun tidak tahu perasaan ini sebenarnya untuk apa dan untuk siapa. Aku bahkan dibuat bingung karenanya.

Walau hilang arah, aku masih memiliki sebuah harapan. Mungkin aku harus mencari motivasi. Aku menyukai love language: words of affirmation. Aku tidak berbicara lagi kepada Farah karena ia sedang menghadapi permasalahannya sendiri dengan pacarnya. Aku enggan untuk menambah beban pikirannya. Karena belakangan ini aku seringkali bermain bersama Sophia dan sudah banyak juga yang aku ceritakan kepadanya, aku ingin kembali memvalidasi, "Aku sebenarnya kenapa dan aku harus apa?". Aku tak tahu apa sebenarnya yang sedang kurasakan karena aku baru saja kehilangan seseorang dan aku merasakan ada hal yang janggal dengan diriku. Tumben-tumbennya aku tidak merasakan apapun dan untuk siapapun. Karena perasaan asing ini pun aku tak tahu harus bagaimana dan mungkin itu yang menyebabkan aku kehilangan semangat untuk menuliskannya.

Aku bercerita kepada Sophia kalau aku sedang berada fase bimbang dan gamang, aku tidak mempunyai perasaan apapun, namun aku juga butuh sesuatu hal yang aku sendiri pun tidak bisa menjelaskan. Aku seperti merasakan kesepian namun di sisi lain aku enggan untuk mencari seseorang yang bisa menghilangkan kesepian itu karena aku gamon. Aku pun bercerita kalau aku sempat main Bumble dan aku mendapat match, namun aku pun denial kalau aku tidak merasakan apa-apa kepada seseorang yang match itu. Karena apa? Karena aku pun masih gamon wkwkwk. Artinya ini perasaan gamon ya? Namun ini sihh gamon-nya adalah aku tidak bisa maju ataupun mundur. Mau mundur gimana kan lagi gamon wkwkwk. Kalaupun untuk maju sudah pasti tidak ada lagi urgensi maupun kesempatan untuk menghubunginya. Mau dipaksakan juga pasti tetap saja jawaban dirinya pasti, "Aku belum kepikiran kesana dan aku belum siap". Huffttt...

Memang saran dari Sophia tetap fokus kepada satu hal:

"ih kata akumah km seriusin dulu ke 1 orangg kejer 1 orang aja jan dulu kemana2 (jangan cari di Bumble maksudnya)"
"kl kamu mau yakin sm syara ya yg dikejar syara aja"

Tapi kan... aku udah gabisa maju Sophia. Aku stuck terjebak di keadaan itu. Mau move on gabisa, mau maju gabisa, mau coba-coba iseng cari di Bumble pun males. Jadi ya aku sebenarnya suka curhat sih di tulisan aku sendiri dan yang baca aku sendiri wkwkwk.

Aku pun meminta saran dan penilaian bagaimana dengan usaha aku selama ini yang tidak tersampaikan dengan tulisan-tulisan yang aku buat dan beginilah reaksinya:

Chat dari Sophia 01 Chat dari Sophia 02

JANGANKAN DIA, AKU AJA DIKASIH PUJIAN TENTANG TULISAN AKU UDAH MELEYOT ALIAS SUKA BANGET SAMA WORDS OF AFFIRMATION😭😭😭

Tapi aku tidak tahu love language dirinya karena yaa sekali lagi aku belum bisa mengenalnya sampai jauh. Akhirnya sedikit demi sedikit menemukan motivasi untuk kembali bisa menulis, ya walau tidak sesering dulu. Aku akan tetap menulis sebisaku. Selain itu, Sophia juga menyadarkanku satu hal.

Chat dari Sophia 03

Yappp, manifesting. Tulisan ini akan menjadi manifest untuk di masa mendatang. Mungkin sekarang pesanku hanyalah sebuah angan. Namun di masa mendatang, mungkin juga pesanku, kesanku, perasaanku, akan sampai kepada dirinya sehingga dia tahu betapa aku sangat mencinta kepadanya. Ahhh benar juga, lagian perasaan cewe itu kuat banget dan itulah kenapa Sophia sampai bilang kalau aku bisa bersamanya di masa mendatang. Untuk saat ini akan aku lebih teguhkan lagi dan lebih sabarkan lagi untuk mengafirmasi bahwa perasaan ini masih "nyangkut" kepada dirinya. Sebelum diafirmasi seseorang, harus bisa mengafirmasi diri sendiri dulu dong.

Sebagai penutup akhirnya aku ucapkan terima kasih kepada Sophia dan membuat meme seperti di bawah:

Chat dari Sophia 04

Wkwkwk dua orang yang sama-sama gamon hahaha.

My Fav Song

Aku belakangan ini sangat sering menyanyikan lagu "If the World was Ending". Singkatnya lagu ini mengisahkan dua orang yang sudah berpisah selama kurang lebih satu tahun (dari liriknya: it's been a year now) yang ya bisa dibilang gamon juga dan berpisah pun karena keadaan yang mungkin seperti yang aku alami. Nahh selain itu, baik cowo maupun cewenya saling memikirkan satu sama lain dan tentunya masih mempunyai rasa dan keduanya berharap untuk bisa bersama kembali. Bahkan saking berharapnya, kalau besok adalah akhir dari dunia, "kamu mau dateng ngga?"

"If the world was ending, you'd come over, right?"

Yaa karena aku senang sekali menyimpan kenangan ke dalam sebuah lagu. Katakanlah:

  1. Until I Found You: lagu pas bisa move on dari hubungan terakhir.
  2. Bad For Me dan Line Without a Hook: lagu pas putus.
  3. When I Was Your Man: lagu pas gagal deketin teman kelas dan menganggap kesialanku selama ini adalah buah dari kesalahan aku di hubungan terakhir.
  4. Rewrite The Stars: lagu favorit doi dan emang lagu yang seolah mengatakan kepada dirinya, "kita bisa bersama kok".

Balik lagi. Selain alasan itu, lagu ini pun liriknya sudah aku bisa lafalkan secara lancar dan jelas sehingga aku sangat bisa menikmati dan menghayati lagu ini. Ya aku berharap juga kalau lagu ini memang menggambarkan keadaan sebenarnya dimana aku gamon, kamu juga seengganya mikirin aku deh wkwkwk. Tapi aku tidak tahu secara jelas bagaimana perasaanmu saat ini. Sesuai liriknya, "were you in the living room, chillin' watching television"... Apa yang sedang kamu lakukan sekarang? Apa kamu sedang mengerjakan kuliah? Bermain bersama kucingmu? Atau sedang melukis? Di tengah itu apakah kamu sempat memikirkanku? Ahh sudahlah dirimu sangat bisa hidup tanpa kehadiran diriku. Tapi jika aku berada di fase paling bawah, maukah kamu datang kepadaku? Maukah kau membagi rasa itu? Aku harap ini bukanlah perasaan satu pihak saja. Yapp aku akan mempertahankan tulisan ini dan berharap usahaku ini tidaklah sia-sia, i wish and cheers for today.