Skip to main content

Numb

· 5 min read
Muhammad Farid
Summary

Apa boleh semati rasa itu?

Yes, I Have No Feeling

Ini mungkin akan jadi tulisan tak terniatku. Yaa karena aku benar-benar sibuk untuk belakangan ini dan aku tidak memiliki energi untuk menulis, walaupun banyak sekali yang ingin lampiaskan. Tapi kalau energi untuk main sihh masih banyak hahaha. Bahkan sampai pergi ke konser hari Minggu, baru otw pulang dari UI jam 1 malam, sampai yaa jam 2 aku rasa dan tidur jam 3. Jam 6 gas bangun dan jam 7 udah sampai kantor. Ya walaupun pas bangun pagi itu pusing parah, tapi aku harus tetap profesional. Ohh iya saat di konser pun menjadi ajang cuci mata, apalagi di UI ya kan😂? Tapi ya entah kenapa aku merasa malas saja untuk menjalin hubungan dengan siapapun walau aku berani saja untuk berkenalan dengan orang yang aku anggap menarik. Ada suatu saat aku seperti benar-benar tertarik pada orang disana, walau tidak memakai kacamata dan tidak berkerudung, aku merasakan aura yang berbeda darinya. Tidak terlihat nakal juga sihh, hanya cantik dan menarik. Ditambah lagi dirinya persis di sebelahku. I'm not gonna lie, dia sangat cantik menurutku. Ditambah ya aku tak tahu namanya, rambut dirinya diikat seperti sanggul mungkin yang sampai lehernya keliatan lahh. And once again, I'm not gonna lie, dengan ikat rambut seperti itu tambah ber-damage. Sekarang aku sadar mengapa perempuan harus dikerudung yang sesuai dengan menutup aurat dengan sempurna, karena bagian leher pun sangat menarik hahahaha. Astaghfirullah.

Apalagi saat Yura Yunita bilang:

"Coba pegang tangan orang di sebelahnya..." "Coba rangkul juga..." "Coba tatap matanya dan bilang blablabla..."

Sial inimah aji mumpung hahaha. Walau ada Edo juga sebelahku, aku tidak berpegangan tangan. Yang ada ya malah canggung karena "ngapain sesama cowo pegangan tangan". Tapi kan di sebalah kananku cewe itu hahaha. Walau aku berani untuk memegang tangan cewe di sebelahku, karena aku tahu dia pun sebenernya notice kalau aku ada di sampingnya dan mengharapkan hal itu. Namun sekali lagi, aku malas. Entah lah aku seperti mati rasa seperti enggan untuk memulai kembali perjalanan cintaku. Apakah aku nyaman dengan kesendirian?

Walau dari lagu Tulus, Dikta, Yura Yunita, dll dinyanyikan bersama, mengapa tidak ada bayangan dirinya? Mengapa aku tidak merasakannya lagi seperti dulu? Aku rasa kemarin sama-sama kuliah dan kerja juga, namun hati ini sangat menggebu-gebu dan selalu ada bayangan dirinya. Untuk sekarang, aku tidak merasakannya. Entah aku harus merasa senang atau sedih. Senang karena aku tidak lagi galau gimana-gimana. Keseharianku pun sudah lelah, tidak ada lelah lagi untuk mencintai dalam diam. Namun sedihnya, apakah ini pertanda bahwa dia bukan orangnya?

Benar-benar aneh. Aku pun tidak merasakan hal yang sama untuk orang yang pernah dekat denganku sebelumnya. Sepertinya Allah tahu bahwa menunggu itu sangat melelahkan dan itu kenapa Allah tidak menyimpan perasaan kepada dirinya untuk saat ini. Aku harap begitu. Walau tidak ada rasa apapun, di dalam lubuk hati ini aku tetap menginginkannya. Aku berharap apa yang aku baca dari Esther Perel di internet itu sesuai. Dirinya mengatakan bahwa cinta yang sesungguhnya itu akan tumbuh perasaan tenang. Kalau terlalu menggebu-gebu itu hanyalah "lust" atau sebenernya itu sedang memantik trauma dari masa lalu.

Aku harap memang benar aku dulu mencintainya karena jarak dengan hubunganku sebelumnya sangatlah dekat, jadi belum selesai dengan masa lalu diriku yang penuh dengan luka. Aku pun FOMO sepertinya. Namun sekarang aku tenang dan masih tetap berharap bisa bertemu lagi dengannya. Yaa aku berharap banget seperti itu. Aku tidak mau kalau perasaan tenang ini malah menjadi sinyal kalau aku harus melupakannya. Aku tidak mau melupakannya, Tuhan. Kalau kangen pasti aku buka kembali album One Driveku dimana aku bisa date dengannya, dimulai dari jemput pulang kerja, ke mcd, lalu dibuatkan dimsum, berbicara banyak hal, dan bisa menghabiskan waktu saat itu dengan bahagia. Walau aku juga jalan dengan orang lain sebulan setelah itu, aku baru menyadari bahwa dengan dirinya tetap tidak tergantikan. Perbedaannya adalah saat naik motor, dengan dirinya ngocehh poll hahaha. Tak lupa malah ke Cimahi pulangnya dan agak bete saat dibawa muter. Tapi saat bersama orang lain, aku rasa tidak ada perbincangan yang mendalam disana. Jadi memang benar dirinya tetap menang di hatiku, anjasss hahahaha.

Ya mungkin untuk saat ini aku teruskan mati rasaku, karena aku percaya dan yakin Allah sedang menyiapkan rencana yang lebih baik untukku dan dirinya. Aku pun tidak ingin menjalin hubungan dengan siapapun agar tidak menyakiti hati siapapun atau merasa dijadikan pilihan saat aku ingin berkenalan lagi dengan cewe lain, walau itu hanya sebagai teman karena cewe kan cemburuan. Walau mati rasa, aku tetap masih merindukanmu. Aku tutup dengan sebuah fakta unik di dunia ini. Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk 270 juta jiwa. Tapi tahu kah kamu ada negara yang paling sedikit populasinya, bahkan hanya satu. Apakah itu? Yapp itu hati aku, karena penduduknya cuma kamu Syar hahahaha. Sekian dan cheers.

Note: kalau udah senggang dan Starbucks udah boleh lagi, seringin nulis coy. Asli udah ngga ke Starbucks jadi jarang nulis jirr hahaha. Sama kek hati, kalau ngga ada dia jadi gabisa dan gamau berpaling hati. Soalnya walaupun banyak coffeshop, tetep sihh Starbucks paling pewe. Cuma yaa doi dukung Zionis, yaudah main aman aja dan berpaling dulu ke kopi Shell. Asli enak poll sampe udah kenal sama Mas/Mbak kasir Shell wkwkwk aku dateng pasti, "Pagi, Cafe latte ya kak?". Cuma gaenaknya karena pom bensin emang bukan buat laptopan. Udahlah yuk turu.