Skip to main content

Pantaskah?

· 3 min read
Muhammad Farid
Summary

Pantaskah aku bisa bersanding denganmu?

Jodoh adalah Cerminan Diri

Ketika sedang bersantai di kamar dengan menonton YouTube di kamarku lewat laptop, terdapat daftar video dari ustadx Felix dengan judul "Jodoh adalah cerminan diri". Karena selama ini aku pun masih belum terbayang dengan konsep jodoh mungkin dengan menonton video ini akan menambah suatu wawasan yang baru. Jadi aku tonton saja. Oh iya aku belakangan ini sering menonton YouTube ketimbang Netflix karena ternyata YouTube premium tuhh enak banget yaa. Untung juga punya KTM jadi ada diskon mahasiswa hehe. Oke aku tonton saja cerita itu.

Hal-hal yang aku tangkap adalah ujian manusia biasa itu tidak akan se-berat ujian para nabi, termasuk ujian pada pasangannya. Sebut saja istri Nabi Luth dan istri Nabi Nuh yang ingkar dan tidak mendukung dakwah suaminya pada posisi nabi. Jadi manusia biasa tidak akan diuji dengan ujian seberat nabi karena pasti Allah pun tahu kita tidak sanggup menjalani ujian tersebut yang luar biasa beratnya. Nah jadi kemungkinan besar yang terjadi adalah jodoh akan selalu menjadi cerminan diri kita sendiri. Kalaupun ada anggapan, "Ustadz, aku kan sudah sering beribadah ini-itu. Tapi suami saya jarang shalat. Bukankah jodoh itu cerminan? Kenapa saya tidak mendapat suami yang baik pula". Nah poin pentingnya adalah menganggap diri baik, apakah kita juga sudah baik di mata Allah? Karena boleh jadi baik menurut kita itu belum baik menurut Allah. Aku mendengarkan statement itu dengan mengangguk setuju. Tapi dalam benakku timbul tanya, apakah aku pantas bersanding denganmu?

Aku ini sadar belum baik, sedangkan engkau ini adalah orang yang baik. Bagaimana jika aku dan dirimu memang tidak pantas bersanding? Malah aku pun berpikiran bahwa tidak ada wanita manapun yang pantas menerima lelaki sepertiku yang banyak akan kekurangan dan kesalahan. Aku pun tidak se-aktif dan se-sibuk dirimu sehingga mungkin ada gap di antara kita berdua. Lantas aku cocok dengan siapa? Dia yang sudah sangat baik menjaga diri dari perasaan lelaki lain tapi aku malah chat sana-sini. Karena itu apakah aku akan mendapatkan wanita seorang player juga yang akrab dengan lelaki lain? Ahh sial aku akrab karena aku sedang masa bebas saja. Dalam benakku kalau sudah dalam hubungan serius aku memang ingin menghentikan sifatku yang friendly. Ya semoga wanitaku tidak terlalu posesif sehingga bisa memaklumi hubungan dengan rekan wanita lain asal aku mengetahui boundary. Masih dalam pertanyaan yang sama, apakah aku pantas? Aku rasa aku tidak pantas, namun aku tetap saja mengharapkannya.

Aku pun ingin kedepannya menikah adalah wanita finalku. Aku tidak ingin menikah itu adalah ujian cinta dimana kita akan berpisah dan bertemu cinta sejati setelahnya. Tidak, aku tidak mau. Aku ingin wanitaku adalah satu dirinya dan selamanya. Banyak peristiwa real yang aku ketahui bahwa ada pernikahan yang harus melewati ujian cinta demgan pasangan sendiri, sampai akhirnya menemukan orang lain sebagai cinta sejatinya. Tidak, aku tidak mau. Cukuplah ujian cintaku ada pada fase pacaran ini. Kalo pun sudah menikah aku ingin stop dan menjadikannya dirinya satu dan satu-satunya. Aku pun tidak ingin menikah untuk kedua kalinya, baik beda orang atau nambah orang. No, I wouldn't. Jadi doaku adalah semoga wanitaku di masa depan adalah orang yang benar-benar tipeku, yang pantas aku miliki dan aku pun pantas ia miliki, dan menjadikannya satu dan satu-satunya hingga bisa bertemu serta berkumpul kembali di surga. Aamiin. Tak lupa ya Allah, istiqamahkan diriku dalam kebaikan, maafkan kesalahanku di masa lalu, dan janganlah Engkau meninggalkanku dalam keadaan kotor dan hina. Aku tiada berarti jika hidup tanpa-Mu di dunia ini.