Skip to main content

Pemilih

· 4 min read
Muhammad Farid
Summary

Sudah tahu sendirian dan butuh seseorang, tapi mengapa engkau terlalu pemilih?

High Tension and Standard

Ya di malam pagi buta begini aku tidak bisa tidur. Mungkin tidurku sudah terlalu lama mengingat aku sesudah Shubuh tidur lagi dan siang pun selepas makan tidur lagi wkwkwkwk. Ya mau gimana lagi yaa karena gabut betul. Edo saja sedang tidak bisa diajak main karena dirinya masih di Tegal. Ahh yaudah lahh mau kuliah pun aku sudah menyelesaikan semua tugas. Aku mulai aktif mungkin pada malam hari ini. Karena gabut itu aku pergi membeli dimsum di Cipete yang sangat "ANJIR PENUH BANGET". Pantas aja di Gojek/Grab/Shopee Kaybun Dimsum ditutup karena memang se-ramai itu di sana. Gila sihh. Tak lupa aku pun aku pun belanja bulanan seperti galon, sabun, sikat gigi dan tak lupa minuman. Sudah itu pun aku kembali ke kost. Ehh ternyata ada chat dari Indri. Yups temanku yang aku kenal dari Reihan ini akhirnya move ke WA. Perasaan aku nge-DM Indri tuhh biar dapet info Zahra, kenapa aku dapetnya nomor Indri wkwkwkwk. Yasudahlah singkatnya disana aku dan Indri sedang membahas kesetaraan dalam pasangan. Tentu aku berpendapat bahwa aku tidak terlalu menekankan untuk mesti setara. Tapi biasanya yang cocok ya memang yang setara. Jadi aku lebih condong memilih pasangan yang setara ke atas. Aku pun tidak insecure dengan wanitaku kelak yang berada di atasku karena aku yakin wanitaku di masa depan walau lebih sukses lebih aktif tapi dia akan kembali kepadaku. Ya istilahnya di luar independent, tapi begitu di rumah jadi clingy hehehe. Lalu aku mengatakan tidak masalah aku mendapatkan wanita yang tidak kuliah, tapi biasanya yang tipeku cerdas dan pintar itu pasti kuliah. Bukannya apa-apa karena kuliah bukan hanya merubah secara akademis, tapi pasti ada pola pikir dan kedewasaaan yang berubah juga. Lihat saja yang pernah match denganku di Bumble, dia tidak kuliah, kerjanya serabutan. Bukan maksud merendahkan tapi dia tidak bisa membahas bahasan yang agak serius seperti politik, teknologi. Yang ia tahu hanyalah hidupnya yang nestapa dan makan dan makan xixixi. Udah gitu ngartis pula IG aku di-unfoll dong. Maka dari itu aku unmatch saja karena memang dirinya di mata tidak mempunyai value. Cantik sih tapi kosong HAHAHAHA. Berbeda dengan yang match masih di bangku kuliah pasti ada saja nilai plusnya. Lantas apakah semua yang kuliah adalah tipeku? Ya tidak, bukan begitu logikanya.

Saat ditanya seperti apa spesifik tipeku, aku pun bingung dan berpikir ulang, "lantas tipeku yang seperti apa?". Aku pun ketika menunggu balasan Indri, aku memilih-milih wallpaper HP dan bingung karena banyak yang bagus tapi aku tidak suka. Hampir 45 menit aku habiskan hanya untuk memilih yang akhirnya aku memilih wallpaper Levi berwarna biru yang simple tapi bagus dan pemandangan kamar yang minimalis. Se-sulit itu aku memilih wallpaper. Aku pun sudah lama tidak bermain Bumble. Sekalinya main kok swipe kiri mulu yaa wkwkkw alias ya tidak ada wanita yang membuat aku "WAHHH". Tak lupa Farah pun sempat chat denganku dan dirinya berkata, "Rid coba liat TikTok ini. Coba kamu pilih cewenya yang mana". Tiktok yang di-share Farah berisi tentang akun yang mem-promosikan temannya si pemilik akun. Aku melihat semua cewenya dan merasa tidak ada yang cocok denganku. Kata keponakanku yang sudah besar berkata, "A Farid mah pick me". Aku sadari memang benar juga. Jadi ya sudahlah aku akan tetap idealis dengan pendirianku.

Langkah yang Diambil

Karena susahnya aku mendapatkan wanita yang pantas bagiku aku putuskan untuk tidak ambil pusing memikirkan itu. Aku pun sudah tidak lagi ngebet dengan Zahra atau Syara karena seperti aku sudah mati rasa kepada semua orang. Aku pun sudah lelah terlalu berharap kepada manusia. Aku serahkan semua ini kepada Allah, biarkan Tuhanku saja yang mengatur semuanya karena semua yang jadi milikku tidak akan terlewat.

PS

Itu saja tulisan random di shubuh shubuh gini. Jujur aku tidak bisa tidur karena sudah tidur siang ditambah sudah dua hari aku sakit perut🥲. Ya sudahlah semoga cepat baik-baik saja.