Skip to main content

Pelajaran yang Ku Berikan Jika Jadi Guru

Β· 12 min read
Muhammad Farid
Summary

Di kala pikiran ini berkecamuk dan rasanya ingin mengamuk, namun tak bisa karena aku sadar aku hanya mengantuk dan suntuk dengan pekerjaanku. Sejenak aku termenung bingung tentang apa jadinya aku jika memiliki pekerjaan selain menjadi programmer. Aku pun tertawa geli karena mengingat pernah menulis cita-cita sebagai penyanyi yang tentu saja tidak berbanding lurus dengan kualitas merdunya ringkikanku. Saat SD aku bercita-cita sebagai arsitek karena terlihat keren dan menawan, namun itu juga tidak masuk akal untuk masa kini karena untuk menggambar cawan dan kawan-kawannya saja tidak bisa, dan ku akui aku tidak pandai dalam bidang seni lukis. Ahh, ternyata diriku pernah ingin menjadi guru, cita-cita yang mungkin klise. Namun, aku sadar itu bukan muncul dari pikiran anak kecil yang masih mengambang akan masa depannya. Dewasa kini aku merasa itu pekerjaan yang aku mau dan cocok selain jadi programmer. Jika benar aku menjadi guru, aku tidak akan terlalu banyak memberikan materi. Aku akan lebih banyak memberikan pengalaman dan soft skill yang guru mana pun tidak ada yang mengajarkannya.

Being Success Means Something Different to Each Person​

Sukses adalah hal umum yang semua orang idamkan selalu, termasuk aku hehe. Namun, menurutku sukses itu sangatlah subjektif dan definisinya bervariasi dari orang ke orang, tergantung pada tujuan, aspirasi, dan prioritas individu. Apa yang dapat dianggap sebagai kesuksesan bagi satu orang mungkin tidak sama untuk orang lain. Mungkin bagi sebagian orang, kesuksesan mungkin berarti mencapai stabilitas finansial; pertumbuhan dan pencapaian pribadi; ketenaran dan pengakuan; ataupun hubungan dan koneksi sosial dengan orang-orang tersayang. Selain itu, kesuksesan bukanlah pencapaian satu kali, tetapi perjalanan yang berkelanjutan. Bagi sebagian orang, kesuksesan mungkin datang setelah beberapa upaya dan kegagalan, sementara bagi yang lain, itu mungkin datang relatif cepat. Penting untuk mendefinisikan apa arti kesuksesan bagi kita secara individu dan bekerja untuk mencapainya. Tidak perlu menyesuaikan diri dengan norma dan harapan masyarakat, apalagi ekspetasi netizen. Sebaliknya, kita harus fokus pada aspirasi dan prioritas kita sendiri untuk mencapai kesuksesan sejati dalam hidup kita. Pengejaran kesuksesan bukanlah tentang membandingkan diri kita dengan orang lain atau mengikuti norma-norma sosial, tetapi tentang menghargai keunikan diri kita dan mengarahkan energi kita kepada hal-hal yang benar-benar penting bagi kita. Dengan mengakui bahwa kesuksesan adalah perjalanan pribadi, kita membuka pintu untuk mendefinisikan tujuan kita sendiri, menetapkan standar kita sendiri, dan menciptakan kehidupan yang sejalan dengan jati diri sejati kita. So, respect that.

No One's Really Keeping Count of How Many Times You Failed​

Nilai ujianmu sangatlah buruk karena di bawah rata-rata dan kamu merasa itu adalah akhir dari dunia? Coba ingat kembali saat dirimu mendapatkan nilai yang bagus, apakah kamu ingat siapa dari temanmu yang memperoleh nilai di bawah rata-rata? Kamu tidak peduli, kan? Begitu pun saat kamu gagal, tidak ada orang yang mengingat hingga menghitung berapa kali kamu gagal. Tidak usah merasa malu jika semua usahamu belum membuahkan hasil yang sesuai atau jika cintamu belum diterima olehnya. Bangkitlah dan terus mencoba, jangan menyerah karena saat kamu terus berjuang dan ternyata kamu berhasil, kegagalanmu akan menjadi tertutupi dengan cerita indah dari kesuksesanmu. Ingat Elon Musk dengan perusahaan SpaceX-nya yang gagal berulang kali meluncurkan roket? Ketika dirinya sukses meluncurkan roketnya untuk pertama kali ke luar angkasa, justru cerita kegagalannya menjadi motivasi dan memberitahu kita semua untuk tidak menyerah pada kegagalan. So, try again and chill the f*ck out with your failures.

You Can't Get Rid of Your Fears. But You Can Learn to Live With Them​

Aku teringat kepada teman SMK, Fasya. Saat diriku satu kelompok dengannya dan akan presentasikan tugas akhir kami di hadapan teman-teman kami satu kelas, dirinya terlihat cool dan santai seolah tidak terjadi apa-apa. Ya, dengan kata lain dirinya seperti bodo amat. Aku pun menanyakan kepada dirinya:

πŸ‘¦πŸ»: "Maneh teu deg-degan?" (kamu ngga deg-degan?)
πŸ§‘πŸ»: "Deg-degan anjir, merod urang" (deg-degan lahh, ciut nyali aku)
πŸ‘¦πŸ»: "Tapi bengeut maneh santai teuing, boy" (tapi muka kamu terlalu santai)
πŸ§‘πŸ»: "Hati boleh tegang, tapi muka harus tenang (eaaa)"

Dari sana aku belajar, bahwa kita bisa berteman dengan rasa takut karena rasa takut adalah hal yang wajar dan manusiawi, semua orang pasti merasakan rasa takut even mereka tokoh besar seperti presiden, CEO perusahaan, dan motivator. Kita hanya perlu menerima sedang merasakan rasa takut, tidak denial. Namun, jangan sampai rasa takut itu mengganggu kosentrasimu dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini bukan hanya tentang rasa takut, tapi mencakup semua rasa seperti rasa sedih; senang; kecewa; malas; atau rasa lainnya. It's okay kamu nangis saat merasa sedih, It's okay kamu tidur seharian karena merasa lelah, It's okay too kamu mengasingkan diri karena kecewa pada kenyataan, itu hal yang normal dan kamu tidak bisa menghindarinya, tapi kamu bisa berteman dengannya.

Someday You Will Miss Today​

Kelasmu yang bising dengan orang-orang yang super menyebalkan? Atau guru-guru yang killer yang tak segan menamparmu ketika kamu tidak dapat menjawab pertanyaan darinya? Kesiswaan yang tiba-tiba datang mengubah kelasmu menjadi barbershop dadakan? Atau kamu mengikuti LDKS tidur di kelas yang dingin, gelap, dan pengap lalu tiba-tiba dibangunkan oleh kakak tingkatmu yang tidak manusiawi di jam 1 malam? (inimah pengalaman gua wkwk), jalani lahh semua itu walau berat, walau setiap detik yang kamu habiskan saat itu diisi dengan degup jantung yang kencang, keringat dingin, atau perutmu yang tiba-tiba sakit, karena itu semua akan menjadi kenangan yang manis dan kamu pun pasti akan merindukannya. Ingat lagi, pasti ada hal yang kamu takuti di SD itu menjadi kenangan saat kamu di SMA, kan? Begitu pula dengan hari ini akan menjadi kenangan di masa mendatang. Ini bukan hanya tentang sekolah, tapi ini termasuk tentang ibumu yang bawel; ayahmu yang akan menunggumu di depan pintu ketika kamu pulang larut; pacarmu yang posesif; jalanan kota yang semrawut; ataupun bosmu yang sangat tidak pengertian padamu; semua itu juga akan menjadi kenangan dan kamu pun akan merindukan semua momen itu. Sebelum jadi kenangan, mari kita manfaatkan dan nikmati setiap prosesnya, setiap keberadaannya, dan setiap momennya.

People Who Try Harder to Laugh, Usually Are The Ones That Need More Affection​

Hal ini yang aku sadari setelah nonton film All The Bright Places (udah aku tulis di postingan sebelumnya). Kenali lahh orang-orang sekitar kita dan pahami mereka. Sebagai contohnya adalah ada orang yang paling sering membantu, biasanya ia adalah orang yang paling butuh bantuan; ada orang pendengar yang baik, biasanya ia adalah orang yang paling butuh untuk didengarkan dengan baik pula; lalu ada orang yang sangat perhatian, biasanya ia adalah orang yang paling butuh perhatian dari orang sekitarnya. Maka dari itu, kita sebaiknya bisa lebih peka lagi terhadap orang-orang di sekitar kita. Bagaimana kita cari tahu orang ini paling membutuhkan apa? Bisa kita ketahui saat kita berkumpul dengannya, atau paling gampang ya sekarang udah zamannya media sosial yang apa-apa bisa dibagikan melalui story atau status, termasuk apa yang ia like; ia retweet; ia repost; ataupun ia comment pasti secara tidak langsung menyiratkan apa yang sedang ia rasakan saat itu.

Don't affraid to Say "Hello" to Against Loneliness​

Kamu sedang kesepian? Sedang ingin menceritakan bagaimana hari-hari yang kamu lalui saat itu? Namun tidak tahu bagaimana cara kamu menyalurkannya? Jangan ragu untuk menyapa temanmu agar kamu bisa menceritakannya.

"Tapi masa iya tiba-tiba say hello, tapi sebelumnya kita jarang berkomunikasi?"

Yaa ngga langsung say hi terus kamu ceritaπŸ˜’. Kamu bisa basa-basi sebagai pembuka percakapan kamu dengan menanyakan kabarnya atau dengan reply story-nya. Aku pribadi tidak masalah jika ada orang yang tiba-tiba menghubungiku untuk bercerita, padahal ia dan diriku sudah lama tidak berkomunikasi, karena apa? Karena dirinya sudah memilihku berarti sudah percaya kepada diriku bahwa aku adalah orang yang terpercaya bisa mendengarkan bahkan ikut membantu dirinya menghadapi masalahnya. Selain itu, jika aku di masa mendatang bertemu masalah dan aku ingin mencari solusi lain dari temanku, aku bisa menghungi dirinya kembali. So, jangan ragu ataupun takut untuk menghubungi seseorang ketika terdapat hal yang ingin kamu ceritakan. Daripada dipendam terus dan hal itu benar-benar tidak enak (aku sering mengalaminya saat ini).

Sometime to Be Lazy It's Good For You​

Aku tahu kamu pasti sudah lelah dengan tugas-tugas yang bejibun, belum lagi peliknya kisah cintamu ketika si dia meminta kamu mengabari dan memberi perhatian kepada dirinya. Tak lupa drama di organisasi sekolahmu dimana banyak terjadi miss komunikasi atau kejadian yang tidak menyenangkan di perjalananmu pulang saat ibu-ibu sein kiri belok kanan wkwkwk. Sudah berat dirimu menjalani hari dan tak mengapa kamu berleha-leha menghabiskan harimu dengan goleran sembari scroll-scroll FYP Tiktok, menyalakan Spotify dengan terhubung Wifi 20 Mbps, dikit-dikit makan cemilan seperti seblak Rafael atau basreng karedok level 5 dengan minuman Coca-Cola.

Ngilerrr...πŸ˜‹

Itu semua dapat mengembalikan mood kamu yang berantakan dan melupakan semua hal-hal yang tak mengenakan, benar kan? Yaa walaupun hanya sementara. Selain dengan menyendiri, kamu jangan melupakan untuk luangkan sedikit waktu bersama orang terkasihmu, keluargamu, pacarmu (kalo punya), atau kucingmu (kalo punya juga ya). Intinya jangan terlalu bekerja keras hingga lupa dengan hal sekecil itu.

"Tapi kan aku banyak tugas"

Maka dari itu kalau aku jadi guru, aku tidak akan banyak memberikan tugas πŸ‘Œ. Mengapa? Karena hidup ini semua bukan hanya tentang tugas. Apa daya tugas dikerjakan tengah malam, tapi hanya sebagai pemenuh kewajiban dan murid-murid tidak memahami esensi apa yang dapat dipelajari dibaliknya. Aku ingin memaksimalkan pembelajaran di kelas. Jika tidak selesai ya dilanjut saja minggu depan dengan tidak mengabaikan target materi yang harus dicapai di minggu itu.

There Will Always Be Prettier and Uglier People Than You​

Tidak perlu insecure dengan penampilanmu, dengan fisikmu karena pasti ada yang lebih "jelek" darimu. Bersyukurlah akan hal itu. Namun, jangan juga terlalu angkuh dengan penampilanmu yang lebih baik dari orang lain, karena pasti ada yang lebih rupawan darimu. Maka dari itu ngaca πŸ˜‚. Ketertarikan fisik bukanlah hal yang paling utama saat kau menjalani hari, namun bakat, kecerdasan, dan dampak apa yang dapat kamu beri pada lingkungan sekitarmu, pada kelasmu, pada perusahaanmu, pada keluargamu, pada negaramu. Fisik seperti beast bukan berarti berpakaian lusuh atau asal-asalan juga. Namun, tetaplah berpenampilan rapi karena penampilanmu secara tidak langsung menggambarkan dirimu orangnya seperti apa. Jadi, berpenampilan rapi dan bersikaplah yang bagus itu karena itu lebih baik kamu perhatikan. Jika kamu rupawan, itu akan jadi nilai plus bagimu. So, tunggu apa lagi?

Always Be Yourself With Your Moral​

"Aku mah dari dulu memang orangnya kaya gini, jadi kamu harus ngertiin aku"

Itu adalah sepenggal kalimat yang sejujurnya menjengkelkan. "Bukan kaya gitu konsepnya mbak" tentang memahami be yourself. Menurutku, menjadi diri sendiri adalah jika kamu dapat berdamai dengan kekurangan diri sendiri serta tidak menjadikan kekuranganmu sebagai senjata pelindung dari perangai burukmu. Tinggi badanku memanglah bisa dibilang setinggi bocil. Lalu ada yang becanda "nanti kalau Idul Adha, kamu jangan dekat-dekat sama sapi, takutnya kamu keinjek sapiπŸ˜‚", ya aku sudah berdamai dengan hal itu karena aku pun sudah berusaha untuk memaksimalkannya, namun Tuhan berkata lain dan pasti ada hikmahnya mengapa tinggi badanku hanya mentok di angka 156 cm (takdir akan dibahas di tulisan yang lain). Selain dapat berdamai dengan kekurangan, menjadi diri sendiri adalah dengan berani memaksimalkan kelebihan yang dapat berdampak bagi kebaikan diri sendiri dan juga untuk orang lain. Aku mempunyai kelebihan dapat memahami perasaan orang, bahkan orang itu fiksi alias dari film. Dari itu aku berusaha untuk membantu teman-teman yang sedang galau berkeluh-kesah kepada diriku. Selanjutnya menjadi diri sendiri adalah berani untuk menjalani hari sesuai dengan apa yang kamu inginkan dan kamu anggap benar. Poin pentingnya adalah dengan moral.

"Aku ingin kaya, aku ingin banyak uang, dari itu aku ingin merampok"

Tentu hal ini keliru. Betul memang disana kamu ingin mencapai tujuan dengan versi diri kamu sendiri, namun itu tidak dibarengi dengan moral, maka bukan berarti kamu boleh bersikap seenaknya. Adapun lagu yang menurutku ngena adalah lagu The Way I Am dari Charlie Puth. Lagu yang aku dengar di 2018 saat sedang aku di Gramedia sedang menghibur diri sendiri dari kesendirian dengan menyendiri karena rendah diri bahwa diriku tidak bisa bersikap seperti keinginan orang banyak, seketika reff yang dapat menumbuhkan rasa percaya diriku:

sing with me

And that's okay
I promise myself one day
I'ma tell 'em all that you could either
Hate me or love me
But that's just the way I am

What Next​

Apalagi alternatif jika aku tidak menjadi programmer dan tidak menjadi guru? Aku pun mencari tahu apa saja karir yang cocok untukku sesuai dengan passion dan kepribadianku. Aku pun mendapatkan saran seperti berikut:

daftar saran dari artikel untuk kepribadianku

Seniman, aku kurang kreatif dalam mengkombinasikan warna menjadi hal seni. Penulis, aku hanya menulis untuk hobi. Aktor, tentu saja aku aktor yang burukπŸ˜‚. Pengusaha, aku memang berpikir untuk menjadi pengusaha. Fotografer, aku ingin menjadikan itu hobi saja. Psikolog, aku sangat ingin juga menjadi psikolog. Sukarelawan, sepertinya menarik. Desainer, cukuplah si dia yang jadi desainer karena aku tak berbakat dalam desain. Arsitek, aku tak bisa menggambar dan aku sudah mengurungkan keinginan itu. Pemuka agama, hal yang sulit namun mulia. Jadi aku putuskan juga ingin menjadi psikolog. Kenapa? Karena aku secara tak langsung sering mendapat masukkan dari temanku bahwa aku cocok menjadi psikolog.

Saran dari Farah Saran dari Jihan

Namun, yang aku tahu terdapat banyak teorema-teorema dalam psikolog yang tidak aku ketahui, sehingga akupun hanya menjadi psikolog abal-abal. Jikalau aku serius dalam mendalami psikolog, pasti aku bisa lebih expert. Yaa dikarenakan aku juga sekarang sudah menjadi programmer, aku hanya bisa menerapkan dasar-dasar psikolog kepada orang terdekatku agar mereka dapat nyaman dan leluasa bercerita kepadaku hingga merasa enakan dengan suasana hatinya. Aku juga berusaha untuk menerapkan dasar parenting yang aku aplikasikan kepada keponakanku. Harapannya, aku dapat membuat pasanganku, anakku, keluargaku bisa hidup dengan nyaman dan terdapat tempat untuk bersandar. Yang paling aku inginkan adalah memahami tentangmu, yapp, tentangmu. Thanks and cheers.