Kita semua pasti memiliki titik lemah ketika tindakan kita tidak sepenuhnya mencerminkan siapa kita sebenarnya. Dalam "Redemption" tedapat seseorang yang merasakan patah hati akibat kesalahan besar yang pernah dilakukannya. Namun, di tengah kelamnya kesalahannya, ada dorongan kuat untuk berubah, untuk menebus masa lalu yang kelam.
Pertama Kali
Renungan untuk bulan Agustus, bulan ini rasanya memiliki beragam warna di dalamnya. Sebut saja tanggal 17-20 Agustus kemarin merupakan hari bersejarah, hari dimana aku merasakan perasaan jatuh cinta. Bukan sekadar perasaan, cinta saat itu sudah memiliki wujud nyata, walau aku tak tahu apakah itu hanya sementara atau sepanjang jagat raya. Namun, bukan berarti aku terus-terus mendapat rasa bahagia, tedapat rasa sedih juga di dalamnya. Bahkan dua hari setelah hari kencan pun aku sudah menderita sakit maag yang kumat. Sekarang sudah dua hari terhitung dari tulisan ini publish, aku pun kembali merasakan tidak fit. Selain tidak fit fisik, aku rasa masih terdapat pikiran yang mengganggu. Apakah ini efek dari Agustus tahun lalu?
Agustus 2022, yapp itu juga merupakan hari bersejarah juga. Totally, waktu itu adalah waktu yang sangat merubah hidupku 480 derajat. Sakit hati yang luar biasa dan putus asa yang mendera. Waktu itu pula sebagai penanda kalau aku melewati banyak hal untuk pertama kalinya. Saat itu, aku pertama kali merasakan hidupku ini sudah sia-sia, pertama kali aku merasakan Teh Pucuk rasa Baygon wkwkwk, pertama kali juga gadoin Baygon, pertama kali aku melihat segala sesuatu di sekitarku adalah alat yang pas untuk mengakhiri hidup (tapi tetap saja cupu karena masih takut😂), pertama kalinya aku bercerita kepada kakakku dan juga ibuku, dan pertama kalinya juga aku mencari di internet "Layanan anti bunuh diri" yang bisa kutelpon. Sayangnya aku masih denial kalau aku itu sudah di tahap depresi. Pertama kali juga aku tidak makan berhari-hari. Wahh banyak banget yaa first time-nya. Ohh iya, setelah pulang ke Bandung juga itu pertama kalinya aku ke rumah dirinya saat malam hari. Sumpah jam 10 malem baru aja sampe rumah langsung ngacir ke rumahnya wkwkwk. Disana pun aku melakukan hal yang cringe dan bego, something like "Kenapa gua sampe se-bucin itu walau sudah disakiti aku ngemis untuk balikan?" Walaupun yaa akhirnya tetep ngga balik. Karena pikiran yang belum tenang pun itu pertama kalinya aku chat dengan psikolog via Halodoc. Disana aku bercerita tentang bagaimana keadaanku dan perasaaan putus asa terkait masa depanku, dimana aku sangat senang mempunyai seseorang yang dimana kami saling support, namun harus pupus ketika dirinya tidak lagi bersamaku dan memilih orang lain. Yapp, seperti itu yang aku ingat berhubung saat itu waktu terasa begitu lambat.
Aku juga masih ingat persis bagaimana rasa sakit itu terjadi. Kalau lagi capek kerja atau badmood, mungkin bisa scroll-scroll medsos, atau dengerin musik, atau malah kulineran, nonton film, atau bahkan tertidur saja sudah cukup untuk menghilangkan rasa penat dan letih. Lahh kalau kemarin, scroll Instagram ngga mood, dengerin musik ngga mood, makan apalagi. Tidur? Nanti juga beberapa menit kedepan bangun lagi, serta rasa sakitnya tidak hilang. Aku pernah membaca bahwa hukuman mati paling menyakitkan adalah hukuman yang masih menjaga orang itu sadar bahwa dia sedang menuju kematiannya. Kalau pancung oke lah beberapa menit langsung ngga sadar diri dan mati, hukuman gantung beberapa puluh menit mati, kalau dikuliti? Bahkan hari pertama kulit lengan, hari kedua kulit kaki, dan seterusnya? Orang yang dikuliti juga tahu bahwa dia diperlakukan seperti itu untuk mati, namun dia pasti mengharapkan kematian itu datang dengan cepat. Itulah yang aku alami, bedanya aku rasa sakitnya abstrak dan tidak berwujud. Perasaan terjebak akan rasa sakit itu terus saja menemaniku sepanjang hari dan tentu aku juga berpikiran untuk mati juga.
Apakah itu menjadikan aku untuk menjadi jahat? Tidak sama sekali. Aku tidak setuju dengan pernyataan "Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti". Kenapa? Karena aku berpendapat antara pahlawan dan penjahat itu punya latar belakang yang sama, yaitu rasa sakit. Bedanya pahlawan disaat dunia menyakitinya, dia berpikiran bahwa "Aku kuat dan aku sudah melewati penderitaan itu. Aku tidak akan membiarkan orang lain merasakan hal yang sama". Sebaliknya saat dunia menyakiti penjahat, dia berpikiran bahwa "Dunia ini kejam, dunia ini penuh penderitaan, orang lain terlalu naif untuk dunia ini maka semua orang harus merasakan penderitanku dan harus belajar darinya". So, aku pilih sisi pahlawan dimana aku tak akan membiarkan orang lain merasakan hal yang sama sepertiku yang pernah merasakan ingin pergi pindah alam. Dari dulu udah sensitif aku, makin sensitif dan peka lagi setelah aku tau rasa ingin mati itu seperti apa. Yapp, pertama kali juga aku mendapat pelajaran berharga darinya.
Mistakes
Apakah kisah cinta kami di bulan Agustus berakhir begitu saja? Tidak bung. Walau aku sudah 1% mungkin perjalan move on, tiba-tiba saja dirinya mengatakan bahwa ia ingin untuk lebih memahami diriku saat sibuk bekerja, dirinya akan menunggu diriku yang sibuk dengan kesetiaan. Aku saat itu denial kalau aku pun masih mencintainya, sangat-sangat mencintainya dan ingin menghapus kejadian yang mengenaskan kemarin. Setelah dipikir-pikir karena aku ingin menyembuhkan luka itu dengan maaf, aku pun mengiyakan dan mengambil keputusan untuk sama-sama memperbaiki hubungan ini yang sudah-sudah lama dan awet.
"Apakah benar semakin membaik?"
Bisa iya dan tidak, namun sepertinya tidak. Walau hubungan kami kembali seperti sedia kala, ohh tidak, hubungan kami menjadi sangat tidak sehat dan aku melakukan kesalahan terbesar sepanjang sejarah hidupku. Aku sadar di titik itu juga aku sudah mulai kuliah sehingga terdapat biaya yang aku keluarkan dan itu tidaklah sedikit. Mungkin karena terlena dengan uang tabungan setelah 2 tahun bekerja, aku sadar kalau aku jadi sangat boros. Benar-benar mendadak menjadi anak perusahaan batu bara wkwkwk. Kalian tebak apa yang terjadi? Yapp efeknya baru kerasa sekarang dimana aku tidak lagi mempunyai tabungan yang banyak. Bahkan aku saat ini bingung untuk membayar kuliah, masa iya harus merogoh semua tabunganku sampe 0🥹. Andai aku gunakan uang tahun lalu dengan bijak, maka sekarang mungkin aku tidak risau dan badmood ketika terpikirkan uang kuliah.
"Itu saja kesalahannya?"
Tidak. Aku pun melakukan kesalahan terbesar lagi dimana.... ARGHHHH aku juga tidak dapat menceritakannya karena aku sadari sekarang bahwa itu bukanlah aku. Mungkin saat itu aku dirasuki oleh iblis sepanjang hari. Aku juga melanggar prinsipku sendiri. Kalau efeknya ke aku sendiri sihh ngga masalah, ini efeknya ke dirinya dan mungkin aku yang memberinya trauma:). Terus terang itu sangat menghantui diriku. Aku sering mengaitkan bahwa musibah atau kesulitan yang aku alami saat ini adalah buah dari kesalahan yang aku lakukan kepadanya. Dengan kejadian itu pula aku sadari bahwa hubungan kami semakin kacau. Bagaimana ya aku ingin mengucapkan maaf kepadanya, sedangkan dia sudah memiliki pacar dan aku tidak mau menjadi konflik/salah paham/bahkan fitnah. Ya Tuhan, berikanlah kesempatan kepadaku untuk dapat mengatakan maaf kepada dirinya secara langsung. Bukankah dosa kepada-Mu cukup dengan bertaubat, namun dosa kepada sesama makhluk-Mu harus melalui maaf? Itu yang aku inginkan. Aku sudah ikhlas dirinya memiliki sosok yang lebih baik dariku, kasarnya yaa aku sudah move on, tapi aku tidak bisa melupakan kesalahanku sendiri kepadanya. Aku ingin secara menyeluruh menyatakan maaf sedalam-dalamnya. Aku pun sadar bahwa aku harus belajar untuk mengontrol emosi, perasaan, dan pikiran ini. Aku pernah membaca bahwa berbuat kesalahan adalah anugerah dari Tuhan. Mengapa? Karena dengan berbuat salah dan menyadari hal tersebut salah maka Allah menggerakan hati seseorang untuk bertaubat.
Pesan
Untuk diriku sendiri, mungkin tahun kemarin adalah tahun terburuk yang berimbas pada diriku saat ini. Namun, bukan berarti aku menyerah begitu saja. Kan kamu sendiri udah ngelewatin hari yang sangat berat, pasti hari-hari selanjutnya sangat mudah untuk dilewati dong kan? Hehe. Gapapa tabungan terkuras habis karena satu lain hal, tapi kamu bisa memperbaiki keuangan kamu kok. Kamu juga bisa pindah kerja kan supaya gajinya naik secara signifikan. Ayo nanti Kamis interview dan kalau benefitnya oke langsung ambil aja yaa. Pokoknya walau orang lain pernah jahat kepadamu, kamu gaboleh balas dendam. Tetaplah menjadi orang baik dan menjadi dirimu sendiri. Mungkin kamu juga sering berbuat salah, apalagi kan di tahu kemarin fatal banget ya kesalahannya. It's okay, kamu harus memaafkan dirimu sendiri. Perihal maaf kepada dirinya tunggu saja, Allah pasti bukakan jalan dengan jalan yang tidak terpikirkan oleh dirimu sendiri. Kalau niatnya tulus ingin meminta maaf, pasti Allah juga bantu kok asal kamu ngga mengulangin kesalahan itu dan memohon ampun juga kepada Allah yaa. Bukan hanya itu, terus improve ibadah dan kebiasaan baik kamu. Hayoo udah 9 bulan kan kamu keluar dari bad habbit kamu? Pasti bisa lebih baik lagi.
Kalau sedih gapapa kok nangis, atau curhat ke temen, atau ke psikolog lagi (ke Halodoc aja karena kalau sesi offline mahal jirr wkwkw). Kan ditambah ada doi baru sekarang kan? Hayo kamu pasti udah lama dong pengen bucin lagi. Cerita aja ke doi walau kamu belum sepenuhnya bisa terbuka sama masalah kamu sekarang. Bilang aja kalau kamu punya masalah dan itu bikin sedih. Pasti dihibur kok karena aku sendiri percaya kalau dia itu pasti pengertian dan perhatian. Kamu udah lama kan ngga diperhatiin orang? Yaa walaupun kamu juga masih kagok sihh buat terbuka sepenuhnya, menunjukkan diri kamu yang sebenarnya karena takut terlalu gass poll, it's okay, Rid pelan-pelan aja. Ingat aja kamu dulu yang pertama nge-pap akhirnya doi ikutan pap juga kan dan langsung heboh sendiri😂 (mana cantik banget lagi). Agustus 2019 kamu terakhir magand di Jakarta, Agustus 2020 kamu pertama kerja di Jakarta, Agustus 2021 kamu jadi orang tajir melintir, Agustus 2022 kamu pengen bunuh diri, Agustus 2023 adalah titik balik yang merubah kesedihanmu menjadi kebahagiaanmu dan semoga seterusnya bahagia selalu. Jadikan kesalahan di masa lalu menjadi pelajaran. Ohh iya, kamu gausah menutup kesalahan yaa, belajar tuhh dari serial Netflix "Beef" dimana si Daniel kacau gara-gara sering nutupin masalahnya sendiri dan malah semakin kacau kedepannya. Pokonya pelan-pelan harus terbuka dan jujur tentang semua hal. Dengan adanya doi semoga jadi motivasi kamu juga untuk menjadikan diri kamu sendiri lebih baik, kalau bisa jadi suami dirinya yang terbaik EAAAAAAA HAHAHAHAHA MASIH LAMA JANCOKKKKK. Segitu saja, salam bahagia dan cheers✌🏻.