Skip to main content

September Recap: Full of Stories

Β· 30 min read
Muhammad Farid
Summary

Setiap awal bulan adalah awal dari babak baru dalam perjalanan hidupku, tak terkecuali Bulan September. Bulan ini penuh dengan janji-janji, peluang, dan pengalaman baru yang menunggu. Bulan September, yapp pada bulan ini aku merasakan semangat awal seperti halnya anak sekolah yang memulai tahun ajaran baru, dan memang pada bulan ini juga merupakan tahun ajaran baru untuk perkuliahanku. Aku juga merasa segar dan penuh semangat. Ada orang-orang baru juga yang aku temui, teman-teman baru yang mungkin akan menjadi bagian penting dalam hidupku. Setiap wajah baru adalah cerita baru yang siap untuk ditulis. Namun, di antara kegembiraan dan semangat awal, September juga membawa beban rasa kecewa. Terkadang, harapan yang tinggi tidak selalu terwujud sesuai yang aku inginkan. Mungkin pekerjaan yang aku impikan belum juga tercapai, atau rencana besar yang aku susun terhambat oleh kenyataan yang kompleks. Rasa kecewa itu adalah pengingat bahwa hidup adalah perjalanan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian.

Marriage Story​

Saat aku tiba di kantorku, baru saja aku mengeluarkan gawaiku untuk aku simpan di holder yang berada di meja kerjaku. Tiba-tiba saja terdapat notifikasi bahwa aku dimasukkan ke dalam grup. Pesan awalnya berbunyi:

"Semua yang ada di grup ini jadi tester dan quality assurance aplikasi SuperApp POLRI ya."

Yapp, aku diberi tugas yang berbeda. lagi dan lagi aku menjadi tester aplikasi. Anggota grupku pun hanya CEO, VP, Fara, Putra, dan aku. Artinya aku bersama dua rekan kerjaku akan diberi tugas baru untuk 1-2 minggu ke depan. Putra sihh walau bukan satu divisi karena dirinya adalah admin operasional jadi sudah cukup akrab. Lalu ada Fara, satu-satunya karyawan wanita yang baru masuk di awal tahun 2023 yang umurnya 2 tahun di atas diriku. Walaupun umurnya tidak jauh berbeda dengan diriku, aku tidak terlalu akrab dengannya. Pada kesempatan ini aku harus bekerja sama dengan mereka. Selang beberapa waktu, kami pun menghadiri meet untuk membahas teknis pengerjaan kami sebagai tester. Karena aku paling "kompatibel" dengan pekerjaan terkait software, maka atasanku menunjuk diriku sebagai project leader untuk tester ini. Singkat cerita kami mengerjakannya. Namun, karena Putra masih banyak pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan jadi dirinya memberitahu bahwa tidak bisa melanjutkan menjadi tester. Jadi, tersisa dua orang: aku dan Fara.

Entah bagaimana pada awalnya, sembari menunggu kami mulai bercakap-cakap saling melempar cerita satu sama lain. Hei, ternyata kami "nyambung" juga dalam obrolan ini. Banyak yang aku tanyakan seperti POV sikap pria yang paling disukai oleh wanita. Karena masih di lingkungan kerja, aku tidak banyak bertanya kehidupan personal. Hanya masalah pekerjaan saja yang sedang kami jalani. Tiba-tiba saja karena suatu aplikasi membutuhkan upload dokumen seperti KTP dan SIM, maka kami mencoba upload dengan kartu Starbucks untuk menguji aplikasi.

πŸ‘©πŸ»: "Ehh iya Rid lu Starbucks mulu kaga boncos apa?"
πŸ‘¦πŸ»: "Lahh lu juga koar-koar pengen beli Starbucks tapi kaga jadi mulu wkwkwk."
πŸ‘©πŸ»: "Yaudah ayo sore ini yuk Starbucks"
πŸ‘¦πŸ»: "Ayo, lu biasa dimana Far kalo beli Starbucks?"
πŸ‘©πŸ»: "Gua belum pernah beli sihh. Biasanya kalo meeting sama customer gua datengin ke Starbucks. Tapi gua kaga pesen."
πŸ‘¦πŸ»: "Yaudah minta aja bareng suami lu."
πŸ‘©πŸ»: "Suami gua gasuka yang mahal-mahal."
πŸ‘¦πŸ»: "Yaudah gua biasa ke Citos sihh. Mau nihh sore ini gas?"
πŸ‘©πŸ»: "AYO AYO."
πŸ‘¦πŸ»: "Ehh izin dulu sama suami lu, jangan sampe gua dituduh selingkuh sama lu wkwkwk"
πŸ‘©πŸ»: "Oke gua kabarin dulu suami gua"

Akhirnya kami memutuskan untuk mengobrol lebih di Starbucks Citos. Karena masih banyak percakapan yang kami ingin bahas dan aku pun senang mempunyai teman mengobrol yang masih seumuran, walaupun sudah beda status karena dia sudah menikah di usia yang baru 23 tahun. Bahkan, saking asyiknya kami bekerja sambil mengobrol, begitu terdapat rekan kerja kami yang meminta izin untuk meminjam ruangan meeting sebentar untuk meeting bersama customer via Gmeet, kami pun saling terdiam. Setelah rekan kerjaku selesai, kami pun lanjut membahasnya. Setelah jam kerja usai, kami pun langsung tancap gas ke Citos. Sebelum kami pulang, aku pun mendapat tambahan tugas wkwkwk. Injury time. Karena tanggung, aku pun meminta izin untuk jalan pulang dulu dan akan meneruskan pekerjaan di Starbucks.

Singkat cerita setelah memesan minuman dan menemukan tempat duduk, percakapan dimulai dirinya yang jenuh dengan pekerjaan di kantor. Wajar, di usia kami yang masih on fire, tapi pekerjaan kami stuck disitu-situ saja. Bahkan, aku tahu Fara orangnya sangat ambisius sebagai sales dengan melakukan pekerjaan ke luar kantor untuk canvasing ke customer, namun entah mengapa dirinya dilarang untuk bepergian lagi. Aku pun setuju bahwa tidak ada jenjang karir yang jelas disana. Lalu aku pun melempar pertanyaan, "kenapa milih nikah?". Tentu siapa orang yang tidak ingin menikah? Selain bisa romantis yang halal, juga bisa ada hari-hari yang diisi bersama pasangan dan tentunya hal itu akan menyenangkan. Namun, jawaban langsung dari orang yang sudah menikah tidaklah seindah anganku.

"Capek Rid. Seringnya makan hati karena kan perbedaan karakter juga. Liat suami yang acak-acakan nyimpen baju, handuk, cucian bejibun tuh bikin stress. Belum bangun pagi buat masak. Pokoknya kek tertekan aja gitu. Terus juga kan di kantor garing banget, di rumah juga ngelayanin suami. Emang sihh suami gua ngijinin buat main mah. Cuma yaa pasti ngga sebebas pas belum nikah Rid. Temen-temen cowo gua juga jadi kek ngehindar gitu, padahal mah ya suami gua aman-aman aja, asal tahu batasan gitu."

Belum terjawab Far, kenapa yakin gitu sama suami lu yang sekarang?

"Karena ya gua HTS sama dia. Terus namanya HTS kan sebenernya bisa aja gua deket sama yang lain kek si **** kemarin yang deketin gua. Gua juga tanya si dia mau kapan seriusin? Yang ini mah belum ada pikiran arah kesana. Yaudah karena suami gua yang sekarang emang serius, jadi gua yakin sama dia daripada lama-lama HTS kan? Gua pun ngga percaya sihh Rid sama diri sendiri. Bahkan gua sama dituduh yang aneh-aneh sama temen gua, hamil duluan lahh, bapak gua punya utang lahh, apalahh. Beneran coy, gua udah nikah karena keinginan gua sendiri. Sampai mantan gebetan juga nangis pas tau gua udah nikah"

Kalo seandainya bisa balik nihh, lu mau nikah dulu ngga?

"Kalo misal gaada suami gua sekarang ya maksudnya gua ga sama siapa-siapa, gua bakal lanjutin karir dulu karena gua kan tipikal pengen jadi independent, jadi ya gua bakal fokus karir, ngehamburin duit ya punya punya gua. Main nongkrong sama temen. Pokoknya gua bakal nunda nikah"

Yapp intinya begitu. Di usia diriku juga yang masih sangat muda dengan semangat dan stamina yang unlimited, tentunya sangat ingin kebebasan. Dahulu sejak masih naif aku justru ingin cepat-cepat menikah karena ingin menghabiskan waktu bersama pasangan. Namun, setelah mendengar dari orang yang se-usia diriku dan sudah menikah, aku kembali berpikir ulang, apakah suatu pernikahan adalah worth? Pantas saja di orang zaman sekarang enggan untuk menikah, karena dengan menikah dapat merenggut kebebasan saat masih single. Aku pun teringat kepada masa lalu ku yang sedikit terkekang dan mengekang untuk dekat dengan lawan jenis. Padahal, aku masih ingin memiliki banyak teman tanpa membedakan gender. Lalu juga ditambah aku belum ingin mempunyai hidup yang bangun-kerja-pulang-tidur. Aku melihat juga rekan kerjaku yang menikah yang dirinya tidak mempunyai teman lagi selain istri dan anaknya. Tidak, aku belum mau memiliki kehidupan yang seperti itu-itu aja. Aku ingin banyak mengenal teman, berkegiatan yang takkan membuat pasanganku risau, yang kemana-mana istri harus tahu aku kemana. Pokoknya habisin dulu masa bandel-bandelnya, sebebas-bebasnya, pulang malem it's okay. Pokoknya nikmati usia diriku yang dewasa. Kalau masih sekolah sihh karena terbatas biaya dan dicap "anak sekolah". Sekarang aku dapat menggunakan uangku untuk semua keperluanku dan keinginanku dan aku menjadi warga negara yang sudah bukan "anak sekolah". Yapp begitulahh intinya, aku tidak ingin menikah cepat. Aku ingin menikah ketika aku ingin dan ketika aku siap. Fara, orang yang merubah pikiranku menjadi lebih terbuka lagi. Selain menghabiskan masa mudaku, aku pun harus disertai dengan mempersiapkan mentalku untuk menikah karena aku pun ingin menikah. Dengan siapa? Apakah Syara, Griszha (Siapa ini wkwkwk nantikan cerita di bawah), atau masa laluku, atau orang lain yang tidak pernah aku kenal sebelumnya? Aku masih ingin eksplor itu. Berhubung waktu sudah malam dan Fara harus pulang ke Bogor, kami pun berpisah dan pulang. Aku pergi ke kiri ke arah Ampera-Kemang dan dirinya ke kanan ke arah Lenteng Agung. Intinya aku tidak siap nikah wkwkwk.

It's Your Birthday​

Aku teringat setiap mendengar bulan September adalah hari spesial bagi dirinya. Bulan itu juga menjadi sarana untuk diriku bisa kembali berkomunikasi dengannya, seandainya sejak bulan Maret kami berhenti total berkomunikasi. Walau pada bulan Juli aku bisa kembali menghubunginya, tidak lantas membuat diriku berhenti pada projek ambisius ini yang sudah aku garap sejak bulan April itu. Apalagi membeli mainannya yang sudah aku beli dan aku pajang lengkap dengan bungkusnya sejak bulan Mei. Tentu aku sangat menginginkan hasil yang terbaik, benar-benar terbaik mengalahkan semua kenangan yang pernah dia lalui, dari siapapun. Namun, tentunya aku tidak bisa mengalahkan kenangan yang sudah dia alami yang diberikan oleh keluarganya karena keluarga adalah kekuatan yang absolut. Namun untuk teman, sahabatnya, bahkan mantan gebetannya? Masih bisa aku kalahkan dan mungkin akan menjadi kenangan yang tidak akan tergantikan.

Membuat website sudah rampung dengan desain dan lagu Heaven yang sudah melengkapi tampilan ciamik. Lagu Heaven-nya pun sebenarnya sudah aku spoiler kepada dirinya bahwa dia adalah bintang bagiku, yang dimana aku tidak akan menghitung banyak bintang karena ia adalah bintang, sebagaimana pada lirik pertama, "I used to count the stars in the sky. Now I count the ones in your eyes".

Playlist sudah, web sudah, mainan action figure Hermione sudah. Kurang hadiah barangnya. Tapi... Aku tak tahu apa yang harus aku belikan untuknya ya?:( Berhubung aku belum mengenal dirinya terlalu jauh sehingga aku pun bingung barang apa yang dia sukai. Aku pun terbesit untuk memberikannya hadiah berupa skin and body care. Ahh itu pasti cocok untuk semua wanita ya kan. Aku pun meminta pendapat kepada temanku Jihan dan Farah mengenai hal itu. Mereka sama-sama mengatakan, "Kalau make-up itu tergantung jenis kulitnya Rid, takutnya kan gacocok". Yahhh sedihh deh dan iya juga sayang banget kalau beliin tapi ngga cocok dan ngga kepakai, tidak berkesan hadiahnya. Lalu apa dong? Aku berpikiran apa beliin aja canvas? Tapi itu sesuatu yang biasa baginya. Ahh tak mengapa aku berencana memang ingin membelikannya sebuah canvas beserta cat dan juga buku. Sejujurnya pada minggu-minggu menjelang dia ulang tahun memang agak membosankan dan menjengkelkan karena sering tidak ada kabar. Aku tidak berniat pura-pura membuat dirinya kesal di hari spesialnya. Aku memang inginnya ya biasa saja, tahu-tahu surpise!. Karena mungkin momennya tepat, ya aku akui saja kalau aku sudah merasa tidak senang dengan sikapnya yang terlalu dingin. Walau begitu, aku tetap memastikan semua hadiah dan surprise sudah dipersiapkan dengan baik, termasuk kata-katanya agar aku paling pertama yang mengucapkannya. Yap aku rasa sudah semua, tinggal aku pergi ke Bandung untuk pulang dan sekalian aku ingin memberikan hadiahnya langsung. Walau ulang tahun itu hari Seninnya, tapi ya aku hanya bisa memberikannya di hari sebelumnya sebelum aku pergi lagi ke Jakarta. Namun, mendengar dirinya sedang sakit membuatku khawatir. Wahh jangan-jangan gagal nihh. Rencananya pada hari itu dirinya pergi bermain bersama temannya (padahal kalau ngga aku yang ingin ajak bermain bersamanya😀), jadi aku memberikannya mungkin saat dirinya belum pergi. Kalaupun sudah pergi yaa aku berikan kepada orang tuanya. Kalau sakit gimana ya aku kasih hadiahnya? Masa iya orang sakit dikasih canvas suruh ngelukis wkwkwk. Oleh karenanya aku pun memutar otak, bagaimana jika aku membelikan makanan-minuman untuk orang sakit? Aku pun bertanya kepada Ask.FM.

dari ASK.FM

Baiklah aku sudah mendapat beberapa jawaban. Aku bergegas ke minimarket untuk membeli beberapa makanan dan minuman untuk membantu dirinya pulih. Tak lupa memasukkan mainan Hermione untuknya. Juga bolu untuk dirinya dan keluarganya. Aku pun berkomunikasi dengannya seperti biasa seolah tak terjadi apa-apa. Namun, aku sebenarnya sedang di Alfamart dan menuju rumah dirinya. Sayang di tengah perjalanan dirinya mengatakan bahwa ia ingin tidur dulu:). Yaudah cari aja rumahnya terus kasih ke ibunya atau ayahnya atau kakaknya. Saat tiba, aku pun tidak tahu dimana letak persis rumahnya. Pokoknya belakang Warung Nasi Padang rumah warna abu. Aku tinggal masuk saja dan tara, aku pun menemukan rumah warna abu. Aku pun memasukinya dan mengetuk. Namun sayang, ternyata itu bukan rumahnya.

"Sarah? Disini gaada yang tinggal namanya Sarah"

Sialan masa iya tetangga kaga ada yang tau nama dia sihh? Pokoknya bu di belakang Warung Nasi Padang rumah warna abu No. 13. Aku pun bingung, lantas bertanya saja lewat chat kepada dirinya. Nahas juga, dirinya tak kunjung membalas. Aku pun kembali ke motor dan bertanya pada penjaga warung. Jawabannya pun sama, penjaga warung tidak mengetahuinya. Kok bisa sihh tetangganya gatau? Se-tertutup itu kah? Akhirnya aku masuk lebih dalam dan bertanya kepada orang yang aku temui.

"No. 13? Ini disini. Ini nihh ketuk aja (sembari menunjuk rumah yang di depannya ada motor).

Ahh rupanya disini. Aku pun mengetuk dan mengucapkan salam, dan yang dibuka adalah ibunya. Walau sejujurnya aku sudah sering berlatih bagaimana cara berbicara jika itu ibunya atau ayahnya atau kakaknya. Namun, entah kenapa aku begitu salting, gugup, dan malu. Aku pun seketika blank, tidak mengetahui apa yang aku harus lakukan. Aku berbicara pun belepotan wkwkwk. Ya pokoknya ya bu ini buat Syara yang lagi sakit. Ibunya pun mempersilakan aku untuk masuk dulu sembari memanggil dirinya. Ini harusnya kesempatan emas. Tapi emang diriku sedang dilanda cemas dan gugup, aku pun enggan dan mengatakan bahwa aku sebentar lagi akan pergi ke Jakarta dan biarlah Syara istirahat saja. Aku pun langsung pamit dan pulang. Percaya tidak percaya, sepanjang perjalanan tanganku gemetar. Bahkan aku memegang HP pun tidak becus sampai jatuh wkwkwk. Intinya ya aku harap itu menjadi kado pengganti dari canvas. Walau remeh tapi aku harap itu membuat diriku sulit untuk dilupakannya. Yapp sebenarnya aku pulang malam hari dari Bandung agar saat sampai disana sudah memasuki hari spesialnya agar aku tidak menunggu lama. Tak lupa aku tarik kembali pesan yang menanyakan rumahnya.

Singkat cerita, aku yang sudah siap dengan story Instagram disertai dengan foto yang sudah diedit. Kata-kata ulang tahun yang sudah aku simpan. Lalu tautan yang mengarahkan ke web yang sudah aku bikin. Tak lupa notes yang aku buat sedari April. Ini sudah matang semua dan aku menunggu detik-detik jam 12.00. Aku hitung detik tiap detik. Tepat jam 12.00 aku kerahkan semua yang sudah aku persiapkan dari 5 bulan yang lalu. Aku menunggu beberapa saat siapa tahu dirinya langsung membalas. Pokoknya aku harus jadi yang pertama; terbaik; dan mengalahkan semua orang. Yapp dirinya pun sangat terharu dengan pemberianku. Aku harap itu benar. Namun...

Aku sebenarnya kecewa. Dirinya tidak mention mainan action figure dariku, web yang sudah aku buat pun tidak terlalu banyak komentar (mungkin dibuka hanya sekali atau bahkan tidak dibuka sama sekali?), story-ku direpost di urutan ke-3, yang dimana aku memantau Instagram sahabatnya di jam segitu belum membuat story. Dan ya tidak ada yang spesial feedback ku darinya. Aku tahu ini bukan kompetisi. Namun, (maaf kalo kasar), video ucapan/foto dari temannya jelek, tidak se-bagus diriku. Tapi kenapa aku seakan-akan disamakan dengan effort temannya yang tidak seberapa? Ahh sudahlah ini tidak penting. Aku tahu aku sangat pencemburu dan sangat kompetitif dengan segala hal, tidak peduli itu teman baik atau siapapun, jika effort dinilai sama padahal sudah mati-matian, yang jelas aku pasti kecewa. Namun, ya aku tidak ingin merusak di hari spesialnya. Huftt, mungkin ini hari spesialmu. Tapi, aku rasa 5 bulan ini tidak terbayarkan apa-apa.

Five Girls​

Selepas pulang kerja saat malam aku ingin mengistirahatkan tubuhku, aku agak terganggu dengan notifikasi grup.

"Grup apaan sihh ganggu banget"

Kulihat grup yang sangat berisik ini ternyata berasal dari grup temanku berempat. Ahh bocah-bocah ini bahas apaan sihh? Karena lebih suka membaca dari awal percakapan mereka, memahami apa yang sedang dibicarakan sampai chat-nya bejibun. Ahh ternyata karena salah satu teman kami dari empat orang tersebut makin berani mengumbar status dan kemesraan bersama pacarnya. Bukan hanya karena itu, orang yang sangat anti dengan pacaran, bisa-bisanya malah semakin mesra dengan pacarnya hahahaha. Kesannya hipokrit, namun ya namanya manusia pasti berubah seiring dengan berjalannya waktu dan banyaknya kejadian yang menimpa dirinya. Aku tentu merasa senang, bahwa di antara empat orang yang pada awalnya aku-lah yang digadang-gadang sebagai orang pertama yang akan menyebarkan undangan wkwkwkw. Semua berubah saat hubunganku kandas dan empat orang tersebut menjadi jomblo semua. Welcome to the single club, Farid🀣.

Karena aku mulai memahami perbincangan grup tersebut, aku pun ikut menimbrung dan ingin mendoakan yang terbaik untuk temanku yang sudah sangat erat dengan pacarnya. Akupun ingin mengomentari postingan mereka di Instagram. Namun, Anca, pacarnya temanku ini membatasi orang yang bisa mengomentari postingannya. Aku pun meminta Reihan untuk membuka limit-nya.

Aku pun becanda bahwa aku ingin menimpali salah satu teman Anca yang ikut komen juga wkwkwk. Selain itu aku pun men-follow Anca. Ya sebagai nambah-nambah teman saja. Yapp bahasan hanya sampai segitu karena aku sudah selesai mendoakannya dan aku pun menutup gawaiku. Tak lama aku sudah menyimpan gawaiku, lagi dan lagi suara itu pun muncul lagi. Asli bahas apalagi sihh cok?! Aku pun membaca kembali pesan grupku dan ternyata candaan aku yang ingin me-reply comment Fiza ternyata dianggap serius. Reihan mengirim screenshot pesanku kepada Anca dan Anca pun nge-share kepada temannya pula.

At the end of the day, teman Anca ingin berkenalan dengan kami bertiga. Namun, aku teringat bahwa aku sudah terjalin pada hubungan yang private. Aku ingin sedikit spill hubunganku pun tidak bisa. Aku harus bagaimana? Entahlah. Aku iyakan saja untuk berkenalan. Aku pun tidak berharap lebih dari sekadar teman dengan mereka. Setelah ini-itu, Anca memberi tahu bahwa terdapat lima orang yang ingin berkenalan dengan kami:

  1. Shafa, akuntan yang berkuliah di Trisakti dan sekarang lagi magang menjadi auditor.
  2. Fiza, akuntan full time dan juga berkuliah pada malam harinya seperti diriku. Namun, dirinya paling dewasa.
  3. Laras, jurusan Ilmu Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta yang photogenic dan juga pintar dalam public speaking.
  4. Indri, perawat yang sedang menunggu masa wisuda yang paling "senja".
  5. Griszha, paling pintar karena mengambil jurusan Fisika FMIPA di Universitas Diponegoro dan juga paling ambis.

Hmmm...dari deskripsi awal fokusku tertuju pada Griszha. Selain namanya paling unik, dirinya pun paling sesuai dengan tipeku walau aku belum tahu fisiknya seperti apa. Aku memang tertarik kepada wanita yang cerdas, baik akademik ataupun non-akademik. Namun, tetap saja aku tidak terlalu tertarik. Setelah itu kami bertiga juga membuat deskripsi untuk diri kami. Iklan lah kasarnya wkwkwk. Setelah itu kami pun diberi username Instagram. Aku pun mengikutinya dan aku melihat dari sisi fisiknya. Tebakanku sesuai, memang Griszha yang paling menarik untukku. Disusul Laras -> Shafa -> Indri -> Fiza. Karena sudah mengantuk, aku pun bergegas untuk tidur.

Keesokan harinya pun di malam hari grupku kembali berisik karena Rey adalah salah satu orang yang sangat di-notice mereka. Karena Rey juga paling ngebet ingin punya pacar. Selain itu, Laras adalah salah satu cewek yang to the point mengatakan bahwa dirinya tertarik dengan Alfien. Yapp, hanya aku yang tidak mendapat panggung hahahaha tapi ya karena dari awal niatku tidak lebih jadi aku pun biasanya saja. Bahkan aku pun membantu Rey bagaimana cara memulai percakapan dengan cewek. Ya intinya kami disana saling cerita di Discord membahas perkenalan ini.

Lanjut dengan keesokan harinya, kami mendapat tantangan dari Shafa, "Kenapa udah 2 hari tidak ada yang chat?". Karena aku paling tidak suka direndahkan dan paling kompetitif maka aku pun memulai saja dengan meng-chat. Tidak hanya satu, aku memulai percakapan dengan semua orang. Orang pertama yang aku chat adalah Shafa. Orangnya paling friendly, supel, dan juga Kpop Addict. Tak membutuhkan waktu lama kami cukup akrab. Ohh iya Shafa juga mempunyai kucing yang sangat menggemaskan. Lalu ada Fiza, first impression cukup cuek hahaha. Ternyata lama kelamaan juga kami menjadi akrab karena nasib yang sama sebagai pekerja dan mahasiswa. Yang ketiga ada Laras memang paling "cantik" sihh dan paling fleksibel juga. Bahasan kami bisa meleber kemana-mana. Yang keempat ada Indri yang benar paling peduli dan paling pengertian, karena memang jiwa-jiwa perawat sudah melekat padanya. Yang terakhir Griszha. Karena entah kenapa aku tidak berani untuk memulai dan bingung aku harus berkata apa. Kalau Shafa, Fiza, dan Laras karena mereka sedang membuat story jadi aku bisa menimpali story-nya. Kalau Indri ya memang aku to the point mengatakan, "Halo gua Farid". Kalo dia? Hmmm aku agak ragu dan takut. Apa aku berharap lebih padanya karena dia tipeku, baik secara fisik maupun first impression. Aku kembali memikirkan, "Bodo amat, kan gua ngga ngarep apapun". Lantas aku pun memberanikan untuk menghubunginya dengan template yang sama seperti Indri. Ditambahkan yang lain:

"Gua denger lu suka bgt Fisika? Kebetulan gua pun interest sama Fisika dan tahu dikit tentang Fisika kuantum Entanglement"

Dan benar saja percakapan kami panjang karena dirinya benar-benar ambil dan geek untuk Fisika dimana aku hanya menanyakan kenapa warna langit itu biru dan dirinya menjawab dengan jawaban yang benar-benar detil. Untungnya karena aku memang benar tertarik dengan Fisika, aku pun dapat mengimbanginya. Sejauh ini dirinya masih masuk tipeku. Singkat cerita, percakapanku pertama dengan Fiza berakhir, disusul dengan Indri. Tersisa percakapan dengan Laras, Shafa, dan Griszha. Dengan Laras bertahan karena memang bahasannya bisa nyambung kemana pun, tentunya dirinya yang mengetahui kalau aku tertarik dengan Griszha, dengan win-win kalau aku akan membantunya menjadi informan untuk Alfien dan Rey. Lho? Kenapa ada Rey? Karena Rey tertarik kepada Laras, namun Laras tertarik pada Alfien wkwkwk. Kalau dengan Shafa karena dirinya orang yang suka gass poll jadi aku memang bisa mengimbanginya. Belum lagi dirinya suka kulineran. Kalau dengan Griszha? Tentu aku tertarik membahas banyak hal. Karena aku ingin mengenal dengan mereka berlima, aku pun mengajak salah satu untuk dari mereka untuk bertemu. Karena Shafa dari Jakarta Barat paling dekat dengan Jakarta Selatan, maka pertama kali aku mengajak dirinya. Lagian dia kalau di-gaspoll makin menjadi wkwkwk.

Tentu aku mengajak dirinya bertemu bukan untuk berkenalan ke jenjang asmara, melainkan menambah teman karena tentu aku mengetahui Shafa bukanlah tipeku untuk dijadikan pasangan. Ditambah lagi gap tinggi badan diriku dengan dirinya sangat jauh wkwkwk. Dirinya sepantar dengan Alfien.

Three Girls​

Dari 5 cewek tersisa 3 cewek yang masih berkomunikasi denganku. Bukannya mengapa, aku hanya habis topik dengan Fiza dan Indri. Andai saja aku bisa mempunyai bahasan pasti akan aku lanjutkan kepada mereka. Sejauh ini aku mempunyai rencana bermain bersama Shafa. Kenapa aku mau? Karena aku sendiri melihat Shafa sebagai orang yang friendly jadi aku tidak takut untuk memberikan harapan padanya. Ya sebagai antisipasi saja karena tiap orang berbeda serta aku punya pengalaman bahwa seseorang menganggap tindakanku lebih dari teman. Baiklah kita akan kulineran di Blok M. Singkat cerita aku pun bertemu dirinya di JCO. Ada alasan mengapa diriku senang dengan bertemu langsung, jadi aku bisa mengetahui suaranya, fisiknya, dan juga cara dirinya berbicara. Ternyata perkiraanku sejauh ini tentang Shafa salah. Aku seakan melihat orang yang berbeda antara di foto dan di aslinya. Juga yang aku dengar dari teman-teman yang lain mengatakan bahwa Shafa sangat frontal, ternyata tidak juga. Pertama aku melihat dia kalem-kalem saja. Walau memang nantinya keluar tuh omelan dirinya yang "hadeuhh"πŸ˜‚.

Singkat cerita karena sudah mengobrol kesana-kemari, aku pun memutuskan untuk pergi makan. Namun, entah lah aku pun tidak memiliki referensi makanan. Rencana kami sering berubah-ubah. Karena bingung dan mengetahui Anca dan Reihan sedang date juga di Kuningan, kami pun memutuskan untuk menyusulnya, dan itu menjadi pertama kali aku bertemu dengan Khansa juga. Setelah bertemu, kami pun berkeliling mall yang bingung juga makan dimana. Namun, Reihan memiliki rencana bahwa dirinya berencana ke Lenteng Agung. Karena aku dan Shafa tidak ada rencana kemanapun baiklah aku ikut dengan Reihan. Aku pun mengobrol dengan Khansa bagaimana kesan setelah "perjodohan" ini. Karena aku berkomunikasi dengan semua orang, aku pun membagikan bagaimana first impression diriku terhadap mereka. Yapp, ternyata chat pertama dengan Laras dibocorkan oleh Laras sendiri, karena aku menceritakan hal umumnya, tidak dengan chat yang cringe-nya wkwkwk. Sial malah diungkit. Singkat cerita setelah ke Stasiun Tebet dengan menaiki Bus Elektrik, kami pun naik KRL. yapp ini juga menjadi kali pertama aku menaiki bus elektrik dan KRL. Setelah sampai di Stasiun Lenteng Agung, aku pun berjalan kaki menuju tempat makan Reihan, dan juga tergolong jauh karena kami berjalan 1,2 KM. Bagi diriku sihh tidak masalah, tapi aku merasa kasihan pada Shafa yang sepanjang perjalanan mengoceh tanpa henti wwkwkwk. Belum lagi dirinya sedang red day yang bisa menambah emosi dirinya. Aku melihat Reihan dan Anca bahagia-bahagia dengan jalan sambil bergandengan tangan hahahahaha. Aku pun pernah pacaran, namun aku masih merasa malu jika harus menggandeng tangan pacarku dulu di tempat umum. Tapi melihat orang yang anti pacaran dan tanpa ragu berjalan sambil bergandengan tangan membuatku geleng-geleng sendiri karena yaa aneh saja wkwkwk.

Suatu waktu saat sampai di tempat makan, kami pun memesan makanan. Karena porsinya yang jumbo, maka Reihan menyarankan diriku untuk memesan berdua saja dengan Shafa. Aku pun pemakan segala wkwwk mempersilakan Shafa untuk memilih makanannya. Karena lelah dan jauh Shafa berkata:

"Awas aja yaa lu kalo gua udah jalan jauh-jauh dan ternyata ini gaenak, gua banting nihh meja"

Ngga salah sihh Shafa memang terkenal kata-katanya yang pedas karena dirinya tanpa ragu mengatakan itu disana, bahkan di depan pemilik tempat makan itu. Ternyata ya memang rasanya standar saja, karena menang di porsinya yang jumbo.

"Lu jauh-jauh kesini cuma makan nasi goreng yg biasa aja? Gua juga udah yakin kalo seafood yang enak tuhh daerah Kuningan anjirrr"

Wkkwkwkw makin-makin frontal dirinya. Aku pun tidak bisa berkata apa-apa selain tertawa saja karena sangat konyol berani-beraninya dia berkata seperti itu di depan pemilik tempat makannya. Selebihnya kami berbincang banyak hal terkait pertemanan aku dengan Reihan, dan juga Khansa dengan Shafa. Khansa dengan Shafa adalah teman baik sedari kecil. Sedangkan aku berteman baik dengan Reihan karena teman sebangku untuk 3 tahun. Kami banyak melempar cerita disana, terutama Reihan dari sudut pandangku yang mungkin Khansa belum tahu. Karena sudah malam dan sudah lelah, akhirnya aku pun pulang duluan bersama Shafa. Karena enggan lelah, Shafa pun memesan Gocar untuk menaikinya bersama diriku. Disana aku pun sedikit berbicara karena yang pertama sudah lelah dan dirinya pun demikian, begitu pula saat di KRL. Karena aku turun di Stasiun Tebet dan Shafa masih harus sampai Manggarai kami pun berpisah. Karena motorku ada di Lotte Mall dan kostan Reihan ada di sekitar kuningan, aku pun berkata pada Reihan mari kita ngopi di Starbucks dengan promo gratisan wkwkwk dan ia pun mengiyakannya. Namun, karena aku sendiri di Stasiun Tebet dan aku sangat lelah dan malas untuk menunggu transportasi umum. Tidak, aku juga tidak tahu jurusan apa untuk menuju Lotte Mall, aku pun memberhentikan taksi. Tak lupa membeli minum karena sudah lelah berjalan jauh. Akhirnya aku pun tiba dan langsung menunggu Reihan sambil melihat acara Korea disana. Akhirnya tiba dirinya dan langsung kami ke Starbucks menukar poin yang aku kumpulkan untuk mendapat 2 minuman gratis. Disana aku pun bercerita bahwa aku sebenarnya tertarik pada salah satu teman pacarnya.

"Ya kejar aja Rid coba dulu"

Tapi...

Disana aku pun untuk pertama kalinya menceritakan tentang mantanku. Bukan mantan yang terakhir kali aku pacaran, namun mantan sebelum dia yang dimana aku pun dekat dengannya saat ini.

"Wah heeh Rid maneh punya mantan lain?"

Jelas. Cerita dirinya tertutup oleh kisah nahasku di hubungan sebelumnya. Aku ceritakan juga bagaimana aku bisa bertemu dan menjalin hubungan singkat dengan Syara. Aku sudah berani untuk menceritakan kisah hubunganku pada Reihan karena dirinya sudah mengalaminya juga bagaimana indahnya rasa bucin wkwkwk. Karena sudah jam 10 malam, aku pun pamit pulang dan kami pun berpisah. Setelah sampai kost aku pun memberitahu kepada Shafa bahwa aku sudah pulang. Aku pun melihat notifku ada pesan dari Laras dan Griszha. Aku pun kembali menghubungi Laras karena aku memberitahu update tentang Alfien dan juga membahas, "Kenapa lu ss chat gua pertama sama lu?"

"Sorry Rid wkwkwk ngakak bgt lu"

Karena aku punya utang untuk menceritakan dan menanyakan kepada Alfien bagaimana first impression dirinya terhadap Laras, aku pun masih berkomunikasi dengan Laras. Karena dengan Shafa sudah tidak ada lagi yang dibahas dan terakhir bahasan adalah next main kalau ada waktu luang kita akan bertemu lagi. Setelah itu sudah kami tidak berkomunikasi. Tersisa Laras dan Griszha.

Aku pun menelpon Alfien juga untuk menanyakan secara personal bagaimana kesan Alfien terhadap Laras. Singkatnya ya Alfien tidak tertarik untuk menjalin hubungan dengan siapapun sejauh ini. Selain itu, aku pun bercerita bahwa aku tertarik dengan satu orang temannya pacar Reihan. Alfien mengatakan,

"Bagus Rid, good luck"

Tapi dan tapi... Aku menceritakan kembali bahwa aku dekat dengan mantanku di sebelum Lina. Cerita yang sama aku ceritakan pada Reihan juga. Karena Alfien juga sama denganku sedang tidak ingin terikat dengan siapapun, tapi sangat enggan untuk sendirian jadi dirinya menyarankanku untuk "tebar jaring" saja. Sejujurnya itu tidak membantu tapi baiklah setidaknya aku mendapat jawaban dari pertanyaan Laras dan Alfien mengetahui kalau aku dekat dengan mantanku.

Aku pun menceritakan kembali kepada Laras dan Laras pun memutuskan untuk menarik mundur dan menghilangkan rasa tertarik kepada Alfien hingga aku pun tidak memiliki bahasan kembali dengan Laras. Yapp, tersisa satu cewe yang masih berkomunikasi dengan cewe kenalan, tiada lain tiada bukan adalah Griszha.

One Girl and That's Another Girl​

Griszha. Yap, nama yang unik. Karena sudah merasa match, aku pun semakin kepo dengannya. Aku pun mencari berbagai macam sumber untuk mengetahui tentangnya. Ohhh ternyata dia lebih tua 6 hari dariku, yang artinya dirinya lahir di bulan yang sama denganku. Lalu aku pun terus mencari info tentangnya hingga aku pun menemukan tulisan dirinya. Oke, sepertinya dia pun sama mempunyai hobi menulis sepertiku. Selain itu, tulisannya pun sangat puitis dan indah. Sama juga dirinya menceritakan di tahun 2021 3/4 jam sebelum dirinya genap berusia 19 tahun yang sedang memikirkan masa depannya, juga cowonya wkwkwk. Aku memang tidak percaya dengan zodiak, karakter orang di bulan lahir, atau apapun cocoklogi itu. Namun, aku rasa dia adalah diriku versi cewe dan terus terang dirinya adalah wanita yang aku temui yang pintar, suka fisika (ada sihh temen suka fisika juga cewe tapi fisiknya bukan tipe aku wkwkwk), cantik (yess tipeku juga), dan satu hobi. Ohh iya dia juga wibu dan kpopers dimana aku pun begitu hahahaha.

Karena benar-benar aku ingin berkenalan lebih jauh, akhirnya aku pun mengajaknya untuk jalan. Sebelum itu aku sudah bertanya kepada Laras kalau Griszha diajak jalan gimana? Laras menyarankan kalau jangan dulu karena Griszha tipikal orang yang sibuk dan tidak gampang mau diajak jalan. Hmmm jadi makin menantang. Aku pun ingin membuktikan bahwa aku bisa kok ngajak jalan dia. Aku ajak to the point kapan ada waktu luang? Kalo weekend kosong ngga? terus kalo kosong yuk main wkwkwk. Tak kusangka dirinya langsung meng-iyakan ajakanku. Akhirnya aku bisa membuktikan bahwa Laras salah ahahhahaa.

Singkat cerita dan lagi-lagi Blok M wkwkwk. Tak mengapa karena itu aksesnya sangat mudah dari mana-mana. Aku pun sudah tiba dan dia pun sudah tiba. Namun aku tidak melihatnya. Ternyata dirinya berada di luar Blok M. Pantes kaga ketemu. Aku pun menunggu di pintu masuk MRT. Agar lebih mudah aku pun memberi petunjuk warna pakaianku saat itu. Saat aku melihat baju ungu kerudung ungu dan juga badan yang pas, dan tinggi badan yang di bawahku sedikit dan berkacamata, Wow semakin menambah saja menjadi tipe-ku. Yapp asyik juga orangnya dan memang terlihat anak ambis dan pintar. Yapp rencana hari itu adalah menonton jadi langsung saja kami menuju XXI. Sembari berjalan menuju kesana, kami berbincang ini-itu. Memang bobot obrolan kami pun sangat terasa nyaman mengalir. Saat tiba, aku pun melihat bahwa film yang akan kita tonton tidak terpampang disana. Di TIX-ID tidak terdapat film yang akan kami tonton. Kami melihat bahwa film tersebut ada di Kemang Village dan Lotte Mall. Lagi lagi Lotte Mall wkwkwk. Jadi karena waktu mepet juga jadi kami memutuskan untuk mengopi dulu.

Saat sampai dan sudah pesan di kedai kopi, aku pun berbincang kembali dengannya dan sekarang dengan masker terbuka. Tak masalah dengan banyaknya bekas jerawat dirinya, bagiku dia tetap terlihat menarik. Memang menarik obrolan sampai aku lupa apa saja yang sudah kita bahas. Sesudah ngopi, lanjut makan ramen di mall yang berbeda. Lagi dan lagi naik MRT, ambil motor, dan pergi ke Citos untuk makan ramen Sheirock. Disana bahasan semakin masuk ke kehidupan personal dan aku pun sangat menikmati makan disana. Sudah makan ramen, lanjut menuju Lotte Mall untuk lanjut menonton. Beruntunglah disana aku tidak antre lama untuk memesan tiket tersebut. Masuk ke studio dan menikmati filmnya. Unik juga selera film Griszha tentang detektif. Aku pun memang dibuat penasaran dengan filmnya yang dimana tokoh utama ingin memecahkan masalah bahwa hal tersebut tidak ada hal mistis, sedangkan bukti-bukti mistis makin terlihat. Selesai filmnya kami langsung saja bergegas mengambil motor untuk mengantar dirinya ke stasiun MRT. Sembari berjalan kami kembali mengulas film tersebut. Sebelum kami mengambil motor, aku mengajaknya ke 360 views di Lotte Mall karena disana terdapat cetakan tangan artis Korea SM dan itu mengatakan bahwa dirinya first time dibawa ke mall tersebut. Dirinya pun mengambil foto bersama cetakan tangan tersebut. Dan aku pun meminta, "gimana kalau kita foto berdua, Gris?" Yupp akhirnya kita berfoto hahaha. Lalu mengantarnya pulang dan kami berpisah.

Namun, setelah saling mengabari dan mengirim foto bersama, dirinya tidak kunjung membalasku lagi sampai sekarang. Entah apa yang salah denganku, atau dengan perkataanku di DM? Mungkin karena aku terlalu frontal di DM sehingga dirinya enggan bahkan tidak tahu apa yang harus ia balas? Aku tidak tahu. Namun kembali ke kesan pertama bahwa memang benar aku seperti melihat diriku sendiri. Aku pun paham memang pertanyaanku terlalu dini untuk ditanyakan. Sebelum itu aku sudah diwanti-wanti oleh Laras untuk tidak berharap lebih. Yapp intinya telah habis sudah percakapanku dengan 5 orang tersebut.

Mengapa aku melakukan hal ini? Karena aku tidak terikat dengan hubungan apapun. Aku pun masih bertanya-tanya, apa alasan Tuhan memperkenalkan aku dengan 5 orang ini, dan sudah bertemu 2 di antaranya. Kenapa harus terulang kesalahanku di masa lalu dimana hubunganku dengan Syara sedang renggang lalu tiba lahh Shafira. Betul ini memang bukan Shafira, tapi kasusnya sama saja. Memang sedari awal aku sudah melanggar janjiku sendiri untuk tidak berharap, nyatanya aku berharap lebih kepada Griszha. Aku tidak akan berharap pada siapapun seandainya hubunganku dengan Syara tidak renggang. Masa indahku mungkin hanya bertahan 2 bulan. Selebihnya aku bahkan tidak lagi diberi pap, tidak ada lagi cerita yang dia share, atau bahkan postingan TikTok yang mengocok perut. Aku sudah kecewa dengan usahaku berakhir sia-sia karena setara dengan teman-temannya, hadiahku tidak terlihat menarik dan membuat dia excited. Lalu dia lebih memilih untuk memposting dirinya di Instagram atau WA yang dimana sebelumnya mau diposting dimanapun pasti aku dikirim secara khusus dan pribadi.

Huftt, walau begitu aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku sadar dari Fara kalau urusan nikah mah belakangan saja, bebasin dulu dan nikmati masa muda. Dari pertemuan 5 orang ini Allah sepertinya menunjukkan bahwa masih banyak lho orang yang dengan tipe aku tuhh. Memang benar, sulit sekali menemukan tipeku. Namun ada kok temannya teman yang aku lihat lewat story Instagram temanku. Sebut saja orang yang tipeku namun aku tidak dapat berkenalan dengannya, yaitu: Shakira dan Resti. Ternyata setelah kenal 5 orang bertambah lah dengan Griszha, namun bedanya aku sudah kenal dan bertemu langsung dengan Griszha.

Sepertinya Allah memang memberiku 2 kemungkinan, ujian untuk bertahan dengan Syara dengan godaan dari orang baru yang dimana menguji apakah aku akan terkilir lagi hingga jatuh kepada orang baru dan melanggar janjiku untuk berjuang sampai akhir untuk Syara? Atau malah Allah memberitahuku bahwa Syara bukanlah satu-satunya yang cocok untukku. Nyatanya ada tuh Griszha wkwkwk. Aku tidak tahu mana yang benar, yang aku percayai adalah ini adalah bentuk ujian Allah kepadaku untuk menguji perkataanku dan kesetiaanku. Terima kasih September bulan yang penuh warna dibanding bulan-bulan sebelumnya. Aku terus akan mengusahakan dan berharap yang terbaik untuk diriku dan orang sekitarku, dan aku tutup dengan cheers!.