Skip to main content

Solace in Loneliness: Mencari Ketenangan dalam Kesepian

· 9 min read
Muhammad Farid
Summary

Kesepian adalah teman yang paling setia. Di tengah gemuruh dunia yang terus bergerak, kita merindukan momen ketenangan yang hanya bisa ditemukan dalam kesepian. Namun, kesepian juga bisa menjadi tempat yang gelap dan menakutkan, rasa kekosongan dan kehampaan yang sulit diatasi.

Paradoks Kesepian

Aku telah mengalami dua fase yang sama-sama membutuhkan perjuangan. Dulu, aku pernah dalam fase hidup dengan keterikatan. Hal-hal yang aku rasakan adalah aku punya tempat kembali untuk pulang. Ada motivasi yang jelas agar aku menjadikan diriku menjadi lebih baik, walau masih saja diriku masih banyak lubang akan kesalahan, setidaknya ada alasan mengapa aku harus lebih baik. Aku pun bisa bercerita banyak hal, walau terkadang pasanganku tidak memahami penuh dari apa yang aku rasakan.

Memang sangat indah dan manis ketika aku memiliki seseorang, sosok yang dapat membuatku tersenyum bahagia akan kehadirannya. Aku akui memang diriku ini hanyalah berpura-pura menjadi sosok yang mandiri dan bisa kemana pun sendiri. Dalam lubuk diri ini yang sebenarnya, aku tidak bisa ditinggalkan seorang diri, aku tidak bisa berlama-lama kesepian. Mungkin memang bawaan diriku sebagai anak bungsu yang manja sangat ketergantungan akan kehadiran seseorang yang bisa menemaniku. Aku teringat saat kecil aku bahkan tidak bisa jauh dari ibuku. Walaupun sekarang aku sudah dewasa sehingga sungkan dan malu untuk mengakui bahwa aku masih manja. Selain itu, sebagai lelaki pun aku harus menyembunyikan sifatku itu.

Kembali teringat kisah cintaku yang sangat panjang, entah sudah berapa momen yang kami lewati bersama. Rasanya indah bukan jika memiliki kekasih yang menjadi tempat untuk setidaknya bisa menampakan sifat manjaku? Namun ibarat dunia yang seimbang tentu selalu ada konsekuensinya. Karena aku langganan One Drive milik Microsoft jadi semua file-file aku simpan disana. Aku pun memindahkan semua file-file yang ada di Google Drive untuk disimpan di One Drive, selain Samsungku memang otomatis backup ke One Drive, laptopku pun demikian. Ketika aku buka kembali Google Photo alangkah terkejutnya aku bahwa masih ada artefak dengan hubunganku terakhir disana. Terdapat screenshot yang dimana kami sedang bertengkar karena aku yang terlalu dingin dan membosankan baginya. Aku buka lagi terdapat banyak screenshot chat room dari berbagai media sosial. Ahh sepertinya ini aku memberikan bukti bahwa aku sedang tidak chat dengan siapa-siapa selain dia. Dan aku terlihat ada screenshot dimana kami sedang mesra-mesranya dengan mengatakan "kita akan bersama selamanya?". Sungguh lucu dan bisa dibilang menggelikan hahahaha. Aku ingat rasanya memiliki tanggungjawab untuk menjaga perasaan terhadap si dia yang sensitif nan cemburuan. Aku memang memiliki satu tempat cerita, namun itu artinya aku tidak boleh memiliki tempat cerita lain, sanggupkah aku? Sejujurnya belum sanggup. Di masa muda ini aku tentu ingin banyak berteman dengan banyak orang. Namun hal itu tak bisa ku raih jika aku memiliki ikatan. Jadi mending bebas dong? Hmmmm aku pikir ulang.

Sudah dua tahun aku bebas dan aku menyendiri. Aku memang berteman dengan siapapun, jalan dengan siapapun yang aku mau, bahkan aku bisa flirting ke banyak orang tanpa merasa bersalah. Wahh enak dong? Sepertinya tidak juga. Aku ingat dimana aku sangat merasa kesepian kala itu di akhir pekan yang panas dan membosankan di Jakarta. Aku merasa tidak bisa produktif dan enggan melakukan apa-apa. Aku sedang merasa down dan ingin ada seseorang yang menyemangati. Lalu terlintas aku untuk bercerita kepada Nanda, temanku yang satu frekuensi. Karena jomblo bebas dong chat siapa saja ya kan? Aku chat dia dengan harapan dia bisa menghiburku. Saat dirinya membalas alangkah senangnya aku sehingga disitu aku bercerita bak seorang pasien yang bercerita kepada psikolog. Di saat aku antusias untuk bercerita, tiba-tiba dirinya menghilang. Why? Tidak seperti biasanya, apakah ceritaku terlalu panjang? Apakah dia enggan membantuku? Aku pun teringat dia pernah membuat Story WhatsApp potongan lirik lagu Ariana yang berjudul "We Can't Be Friend" dengan lirik "You got me misunderstood. But at least I look this good". Apakah dia tengah menyindirku? Aku akui memang tidak memiliki perasaan ke dia. Namun sikap bisa saja menunjukkan lebih dari teman baginya. Teringat saat bertemu untuk kedua kalinya dan dirinya yang meminta foto. Lalu mengeditnya dan izin untuk upload foto selfie kita berdua. Selain muka akunya tidak siap, aku tak mau itu dilihat Syara atau Griszha wkwkwkw jadi aku menolaknya dengan halus "aku ngga pede post foto selfie". Lalu aku pun sering menghilang dan mungkin itu yang membuat dia gusar sehingga enggan untuk mendengarkan ceritaku. Sialan memang. Walau banyak teman yang bisa saja aku chat seperti Ayu dan Athaya, tetap saja sangat berbeda rasanya. Aku pun sudah malas untuk membalas orang-orang di Bumble karena kesenangan itu semu dan sementara. Jadinya aku hanya mengutuk diriku sendiri sambil tidak melakukan apa-apa selain berbaring dan tertidur. Jadi enak punya seseorang dong? Hmmm tidak juga. kembali saja ke awal.

Jadi yaa ini sebenarnya paradoks dimana kalau sendirian enak sih bebas melakukan apa saja, tapi ya efeknya kesepian dan tidak ada yang benar-benar bisa mengisi diriku ini, tidak bisa menampakan sosok asli diriku yang bisa dibilang ingin dimanja dan semua itu bisa dipenuhi jika punya pacar. Eitss, punya pacar juga enak sihh ada tempat cerita, berasa disayang, tapi pasti harus siap sama konflik, sama marahan, berantem, terus juga harus ngabarin, maintain chat, terus juga tidak bisa jalan dengan sembarang orang. Wahahhaa ribet sihhh.

Ambang Batas

Tanggal 25 Maret kemarin aku pergi buka bersama dengan teman mainku di Jakarta. Sebenernya bukan buka bersama sihh, itu hanya konser berkedok Ramadhan wkwkwkwkw. Karena aku malas untuk naik motor jauh maka aku putuskan untuk naik MRT saja, selain murah juga enak. Aku naik MRT sampai Senayan langsung disuguhi pemandangan kota metropolitan nan megah dengan gedung pencakar langit dan jalan raya yang sangat luas. Aku pun berjalan kaki ke GBK sembari menikmati pemandangan itu, juga melihat orang lalu-lalang dengan pakaian keren dan cantik-cantik (sambil cuci mata hehehe astaghfirullah bulan puasa) karena sepertinya mereka pun menuju tempat konser yang sama. Jadi itulahh adalah salah satu poin keuntungan jomblo hehe. Setelah disana aku tiba duluan sembari menunggu teman yang lain aku berteduh dekat gate konser (panas banget cuy haus parah + panas) aku kembali melihat orang lalu-lalang kesana kemari bergerombol dengan teman lainnya. Sungguh beruntung aku bisa menjadi salah satu bagian dari mereka di Jakarta yang super keren ini. Namun ada satu hal yang mengganjal, aku iri kepada mereka yang membawa pasangan. Hmmm kira-kira kapan aku bisa konser dengan seseorang yang aku sukai?

Singkatnya aku dan temanku sudah berkumpul dan sudah masuk... skip saja sampai buka dan Juicy Lucy sudah opening. Walau ada banyak penyanyi yang menjadi line up bahkan ada Tulus, yang aku tunggu tetap Juicy Lucy sihh karena aku banyak yang aku hafal wkwkwkw. Aku, temanku, dan penonton yang ada disana bernyanyi bersama. Sepintas diriku terbayang, "anjir pengen bawa cewe😭". Skip sampai Tulus yang manggung. Edo, dia tiba-tiba saja meminjam teleponku. "Rid, gue minjem hp lu buat vc". JENG JENG JENG. Edo, dia yang awalnya menyukai Sophia namun bertepuk sebelah tangan akhirnya memiliki seseorang yang "mungkin" ia sukai. Kalau ditanya suka ya ngga sihh katanya. Tapi gelagatnya menunjukkan dia suka. Jadi sepanjang Tulus manggung itu dirinya Video Call bersama teman kuliah yang cewe. DAMN ROMANTIS BANGET. kalau pun sekadar teman sihh kalau aku tidak akan melakukan hal seperti itu. GILA. Ada dua hal respons ku terhadap hal itu. Pertama adalah senang bahwa akhirnya ada seseorang yang bisa menemani Edo. Yang kedua adalah AKU BETE KARENA AKU JUGA MAU SEPERTI ITU😭😭😭😭. TAPI SAYANG TIDAK ADA YANG BISA AKU AJAK VC SEPERTI ITU ARGHHGHHGHG. KOK ORANG ORANG PADA ROMANTIS YAAA.

Di tengah Edo VC pun dia memberitahu, "Woi Rid ini Nanda nge-chat lu. Lu mau VC kek gue ngga ke dia?". Seketika aku pun teringat bahwa di minggu lalu aku sangat down dan bercerita kepada dirinya namun tidak mendapat respons yang diharapkan, bahkan bisa dibilang asumsiku adalah dia malas menimpaliku. Aku katakan, "biarin aja Do keknya gakan gue bales lagi takut salah paham". Jika dilihat kacamata awam seharusnya aku bisa saja melampiaskan kesepianku pada dirinya. Namun hati ini berkata tidak, daripada terus bikin salah paham. Akhirnya aku sampai batas kesabaranku bahwa aku ingin memiliki seseorang (kembali).

Lempar Koin

Ada orang yang mengatakan, "Jika kamu sulit untuk memilih salah satu pilihan dari dua, maka ambil dan lempar lah koin dengan masing-masing pilihan dalam sisinya. Sisi yang mana yang paling kamu harapkan yang terpilih maka sebenarnya pilihan itu yang harus kamu pilih". Aku pun iseng melempar koin dengan gambar itu Griszha, angka itu Syara. Saat aku melemparnya dalam hatiku berkata, "semoga angka semoga angka" dan hasil akhirnya adalah gambar yakni Griszha. Bodohnya aku malah, "Ohh ya gapapa kok Griszha juga" wkwkwk sialan emang aku dan sebenarnya koin itu tidak benar-benar membantuku.

Jatuh cinta kali ini memang rumit dan pertama kali aku rasakan. Jatuh cinta pada seseorang sudah sering aku rasakan. Jatuh cinta pada dua orang? Aku pernah merasakannya dan tentu saja aku akan condong ke salah satunya, sama seperti Syara dan Safana. Kalau jatuh cinta kepada dua orang yang sama-sama bertepuk sebelah tangan? Nahh ini baru menantang wkwkwwk. Entah lahh aku pikir rasa terhadap salah satunya akan hilang seiring berjalannya waktu. Namun kali ini sudah kelewatan. Entah aku seperti masih menaruh harapan kepada keduanya walau keduanya asumsiku tidak memiliki ketertarikan kepadaku sama sekali HAHAHAHAH. Seperti lagu Juicy Lucy, "Disana kau bahkan tak sesaat teringat, ku yang slalu mengingat.".

Aku seperti terperangkap. Aku ingin mencari orang lain di Bumble pasti parameterku atau acuanku adalah tipe Syara atau Griszha dan itu sangat sulit. Nanda saja yang banyak kesamaan tidak membuat dirinya bisa menggeser singgasana Griszha dan Syara. Jadi untuk saat ini mencari orang baru itu tidak mungkin. Aku kembali kepada Syara? Tidak mungkin karena dirinya sedang numb dan pasti akan berakhir sama. Lagian salah juga suka ke orang yang gapunya rasa yang sama:). Aku kembali ke Griszha pun tidak mungkin. Dia orang lain yang hanya jalan sekali. Lagian salah juga suka ke orang yang baru kenal:). Semuanya nampak mustahil. Ahh entahlah sampai kapan aku terperangkap seperti ini. Aku ingin seseorang yang aku sukai dan diapun menyukaiku. Aku sudah muak dengan kata-kata manis (tapi bullshit) seperti salah satu temanku yang berpacaran sampai membuat akun IG berdua yang isinya momen mereka berdua. Kata-kata manis menghisai seperti "Kau cintaku selamanya" tapi PUTUS HAHAHAHAH BULLSHIT PARAH SIH. Aku sudah muak dengan hal itu. Aku enggan untuk berkata manis lagi kepada orang yang salah, tapi aku pun ingin cepat cepat memiliki seseorang. Tapi seseorang itu susah didapatkan. Yang udah ada pun mustahil untuk didapatkan. Huft...

Aku ingin memperbaiki diri ini. Aku ingin lebih semangat untuk bekerja dan berkuliah. Aku ingin ada alasan kenapa aku harus berubah. Sampai kapan aku harus menahan hormon jatuh cinta ini🥲. Aku sudah tidak kuasa menahan rasa sendirian dan kesepian ini. Aku harap bisa menemukan kepingan-kepingan kebahagiaan ini dalam serpihan kesendirian.