Skip to main content

Story of Me: When I'm in Love

· 7 min read
Muhammad Farid
Summary

Perjalanan hidup adalah kisah tentang melangkah maju, terkadang terjatuh, dan rehat sejenak. Seperti langit yang dipenuhi bintang-bintang, perjalanan hidup manusia pun penuh dengan kesalahan yang menjadi cahaya yang membimbing kita. Pembelajaran adalah kompas yang membantu kita menemukan arah yang tepat agar duka dan luka dapat terhindarkan. Jatuh cinta bukanlah hal yang baru, aku pertama kali mengalami pubertas pun saat SD sudah bisa merasakannya. Perbedaannya terletak pada bagaimana aku menyikapinya. Inilah catatan untuk diriku sendiri saat aku jatuh cinta masa kini.

Sweet

Jatuh cinta, sebuah perjalanan yang tak terduga bisa seketika melambungkan hati. namun bisa juga menyebabkan luka karena cinta tak seindah yang diharapkan. Walau demikian, perasaan itu tidak bisa dihindari sebab cinta tak kenal warna, tak kenal batas. Jatuh cinta juga adalah sebuah petualangan tentang mencari makna dalam setiap peristiwa sehingga memerlukan keberanian untuk merangkak dari rasa takut akan luka. Teruslah bersikap ksatria karena cinta bukan sekadar kata. Walau dirinya belum bisa kau dapatkan, kau bisa nostalgia mengenang masa lalu akan rasa yang kau rasa di masa lalu. Siapkah kau jatuh cinta lagi? Aku belum tahu jawabannya.

Walau diriku kini tidak sedang memintal tali hati bersama orang terkasih, diriku bisa melihat dan merasakannya dari temanku sendiri. Sedari aku mengenal teman-teman di perkuliahan, aku sangat senang bisa bertukar opini, saling melempar prinsip dan pandangan satu sama lain, dan beruntungnya aku tidak memiliki rasa dengan teman lawan jenis. Dalam pandanganku, seorang lelaki bisa bersahabat dengan wanita tanpa ada rasa sedikitpun. Karena itu pun aku dengan senang hati membantu dia untuk mendapatkan tambatan hatinya. Disclaimer, tidak semua lawan jenis dapat aku kategorikan sebagai sahabat, dan sedikit sekali lawan jenis yang aku kategorikan sebagai cinta.

Saat itu seperti halnya api cinta yang ikut membakar diriku, hal itu membangunkan rasa yang sudah bersemayam dalam diri ini. Aku yang sudah lama tidak merasakan betapa manis dan indahnya saat proses pendekatan sangatlah excited bisa ikut merasakan sedapnya aroma bunga-bunga cinta. Aku pun dibuat gregetan saat doinya doi tidak peka, atau ada hal-hal lain yang ambigu karena akupun sebagai lelaki tidak dapat memahaminya. Kejadian demi kejadian terus aku lewati sekaligus merasakan, "Ohh begini kah rasa yang ku pernah rasakan saat dulu kala?" Betapa senangnya sampai akupun tidak bisa berucap lagi karena tidak ada sesuatu yang dapat mewakili perasaan itu. Aku berujar pada cermin, "Haruskah aku melakukan hal yang sama untuk mendapatkan rasa itu?"

Saat temanku sudah saling menyatakan rasa, aku pun meleleh dibuatnya. Sialnya, mengapa aku yang sedang patah hati ini melihat cinta sebagai bentuk yang berbeda? Aku pun iri dengan temanku dengan ke-uwu-annya. Ahh ini juga rasanya ketika salah satu menyatakan rasa dan pihak lain menerimanya. Bunga cintaku makin saja tumbuh subur menghasilkan panorama yang indah dalam pikiranku. Dalam benakku, aku ngebet untuk dapat kembali merasakannya. Tuhan, bolehkah aku memiliki seseorang?

Saat masa-masa bulan madu mereka, temanku ini sangatlah bahagia dan mengubah cara pandang dia dalam memandang cinta. Cerita demi cerita ia sampaikan seperti anak kecil yang baru melihat UFO. Aku sudah bisa membayangkan betapa bahagianya mereka saat mengisi hari demi hari bersama. Namun, aku pun sebagai orang yang sudah malang melintang merasakan banyak warna pada hubungan cinta, aku berpikir apa yang akan membuat pasangan ini bertengkar? Bagaimana cara pasangan ini menyikapi dengan lelahnya hubungan yang sudah dijalinnya? Ahh, aku harap mereka selalu baik-baik saja.

Bitter

Waktu demi waktu akan menyingkap tabir di balik sifat ramah dari masing-masing insan. Sudah lama aku tak mendapatkan cerita-cerita yang dapat menggugah hati ini untuk kembali ikut merasakan cinta. Percakapan diriku hanya sebatas tugas dan perkuliahan. Hmmm, mungkin mereka sangat bahagia sampai tidak perlu diceritakan ke khalayak banyak orang. Aku pun senang hubungan mereka lebih intimate lagi. Namun, saat ku bertanya memancing dirinya untuk menceritakan hubungannya:

"Apa kabar hubungan kalian?"

Aku pun sedikit terkejut dengan jawabannya yang singkat namun menyiratkan ada hal yang tidak beres.

"Baik kok Rid, cuma..."

Kini aku mendapat cerita yang merekresikan rasa bahagia. Aku yang berpikir lurus saja akan hubungan mereka, tak menyangka satu per satu masalah bermunculan. Bak bunga mawar jingga yang anggun namun ada durinya, hubungan mereka pun memiliki rasa sakit yang tak pernah kubayangkan. Rasa tak nyaman menunggu kabar, terbakar rasa api cemburu, tenggelam dalam ego yang membentang, dan masalah eksternal yang tak ada kaitannya dengan hubungan ikut terbawa arus yang ganas. Sekali lagi, aku pun sudah merasakan hal itu. Rasa tak nyaman itu pun kembali aku cicipi. Hal-hal bodoh kerap mereka lakukan pun sebenarnya akan ku lakukan jikalau ada di posisi mereka.

Tidak, cinta bukan seperti ini. Cinta harusnya tak saling menyakiti. Namun, begitu lah adanya. Hukum di dunia ini, masalah dan solusi selalu bepasangan. Begitu pula rasa bahagia dan duka, mereka beriringan mengunjungi kita. Mereka selalu ada karena biimplikasi. Bukan kah Tuhan telah menyebutkannya dalam firman-Nya, “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”?. Bila kita teliti secara logika, keduanya selalu hadir dan mengikat. Jika bersama kesulitan ada kemudahan, maka kemudahan harus ada bersama kesulitan. Mustahil ada kesulitan tanpa kemudahan dan begitu pun sebaliknya. Dan jika tidak ada kemudahan, maka pasti tidak ada pula kesulitan. Siapkah kau reuni dengan rasa sakit atas nama cinta?

My Letter

Setelah mendengar dan ikut merasakan pahitnya cinta sembari aku menyelesaikan pekerjaanku, tak terasa waktu sudah petang. Aku pun menitipkan pesan padanya untuk selalu bersabar. Klise memang, aku pun benci mengatakan hal itu. Saat perjalanan pulang, aku pun berjalan dengan santainya melewati jalanan Jakarta yang pengap. Namun, tak terduga musik yang ku dengar memutar “I just Couldn’t Save You Tonight”. Diriku kembali mengumpulkan kembali serpihan hati yang hancur karena realita dari cinta pasti ada rasa sakit. Diriku pun teringat pada film yang menjadikan lagu itu sebagai lagu utama. Sampai di indekos, hatiku masih bermekaran karena lagu itu membuat diriku semangat untuk menyelesaikan tugas kuliah. Saat selesai, yap aku ingin kembali bernostalgia saat Kale menyanyikan lagu yang aku dengar tadi. Namun, bukannya menambah bucin, diriku semakin yakin. Diriku yakin bahwa memang cinta pasti ada rasa sakit. Awalnya memang manis, Kale berhasil menyelamatkan Dinda dari Argo yang abusive. Nahas, Kale pun sama-sama menyakiti secara tak langsung dengan mengatasnamakan cinta.

Aku belum siap kembali merasakan kecemburuan, aku belum siap merasakan gelisah ketika si dia menghilang begitu saja, aku tak sanggup menanggung konsekuensi dari cinta itu semua. Sadarlah engkau pun dulu sangat terluka karena hal itu. Engkau pun tak sengaja menyakiti dirinya atas nama perhatian. Kau pun bimbang harus memilih mengorbakan dirimu sendiri terbakar api cemburu, atau mengorbankan kebebasan dirinya. Sungguh, aku belum siap akan semua hal itu yang pasti akan terjadi jika aku menyanggupi cinta. Walau aku tak sanggup, tetap saja naluri menginginkan sosok baru yang dapat mengisi ruang hatiku. Temanku yang mempunyai pacar pun berkata:

“Udah Rid yang sabar aja. Kamu dulu dikasih waktu pacaran 5 tahun. Sekarang waktu kamu untuk sendiri, rehat dulu. Kebalikannya, aku jomblo udah lama wkwkwk”

Benar sekali, aku kembali tersadarkan dengan hal itu. Huftt, begini lah lika-liku hidup. Kemudahan memotivasi kita untuk meraih banyak hal dari hidup, kesulitan mendorong kita untuk tetap merasa hidup.

Dear Me

Seperti yang sudah disebutkan, bersama kesulitan ada kemudahan. Bersama jatuh cinta ada patah hati. Dengan pikiran naifku berkata semua hubungan akan bertahan, selama salah satu tetap mempertahankan dan menerima semua luka. Nyatanya pernyataan tersebut terpatahkan, aku tetap patah hati. Karena melihat dari hubungan temanku, hubungan pada film, dan juga dengan kaca mata masa lalu, aku putuskan untuk tidak akan lagi menjalin hubungan dengan seseorang hingga aku mantap untuk menjalin hubungan lagi, walau dalam lubuk hati ini sangat ingin sekali memiliki seseorang yang bisa mengisi hari bersama. Namun, aku berpikir ulang bahwa aku tak mau lagi patah hati, aku belum sanggup untuk merasakan lagi cemburu, aku tidak tahan dengan pikiranku yang kusut tentang dirinya. Biarkanlah aku tumbuh menikmati proses cinta yang terpendam ini. Inti sebenarnya aku tak mau kehilangan lagi seseorang yang berarti bagiku. Walau aku telah kehilangan seseorang dalam hidupku, tetap aku berharap bagi seseorang yang pernah mengisi hariku untuk lebih bahagia dengan kehidupannya, dengan asmaranya. Aku tak ingin memiliki musuh dalam hidupku, dan aku ingin menjalin kasih dengan dirimu seorang tanpa harus melewati lembah kesedihan patah hati yang menderu. Tetap semangat dan cheers.