Skip to main content

This Is Not Your First Time

· 9 min read
Muhammad Farid
Summary

Dalam keberjalan hidupku, aku merasakan berbagai macam warna pelangi kesedihan yang menderu. Namun, setiap warna pilu itu adalah tiang yang menjulang mengokohkan keberanian dalam diri. Terkadang, setiap lekukan sedih yang melanda, seringkali aku melupakan bahwa aku sudah pernah melewatinya di masa silam. Namun, karena kegelapan yang perlahan merayap dalam kepala ini membuat ingatan itu perlahan memudar dan merenggut kebahagiaan.

The Dim Light of Knowledge

Aku rendah, mengubur diri di dalamnya tanah karena nilaiku yang redup. Ku lihat nampak cahaya-cahaya temanku begitu silau dengan terangnya yang begitu menyala berkobar. Walaupun aku tahu sebagian dari mereka menyala bukan karena bahan bakar yang mereka punya. Namun, tetap saja tak terelakkan diriku merasa ingin berdiam diri dalam kegelapan meratapi kenestapaan. Apakah usahaku belum sempurna? Apakah diriku yang pekerja ini tidak bisa belajar menyaingi nilai yang mereka peroleh? Aku sial, terikat dalam belenggu kutukan. Aku pun tenggelam dalam lautan pilu yang tak pernah berhenti menarik diriku. Tak sadar ku tenggelam hingga tersapu terbawa ke tepian kenangan. Melihat landscape yang sama dengan kegelapan yang menderu. Ahh, ternyata aku sudah pernah merasakannya. Hingga dewasa kini, aku baik-baik saja. Tidak ada yang ingat nilai kimia ku menyentuh angka 40, walau ku ingat teman-temanku memperoleh nilai di atas 60. Lantas, mengapa aku harus merasa paling sengsara?

Tak sadarkah kau pun bijak menenangkan temanmu yang mempunyai nilai C di mata kuliah Algoritma Pemrograman? Dirimu berkata setiap orang adalah unik dan tidak semua harus unggul dalam setiap poin perkuliahan. Lantas, mengapa dirimu sendiri pilu ketika memperoleh nilai yang buruk? Bukankah kau pun unik dan tidak harus unggul dalam setiap poin perkuliahan? Betapa bodohnya aku merenungi nilai buruk yang tak seberapa hingga aku pun hampir menjadi filsuf. Pembelajaran adalah hal tentang proses. Dalam kesialan memahami bintang, akan ku gapai saja bintang-bintangnya dan menari bersama hujan merangkul kekelaman hingga menemukan pelajaran yang tersembunyi di dalamnya. I Thought it's my First Time. I was wrong. But, now I am strong. Akan ku ubah kegagalanku menjadi bahan bakar api semangatku yang akan terus menyala-nyala hingga mengalahkan matahari.

Uselessness

Seperti halnya daun-daun yang pergi bersama hembusan angin tersesat dalam hutan kesibukan, diriku berada di antara pohon-pohon yang menjulang tinggi menghalangi cahaya yang menyinari, mengisyaratkan aku sangatlah kecil dan tak berarti. Dalam kebisuan hati, aku merasakan kegelisahan akan rasa tak berguna yang melilit di dalam pekerjaan yang ku hadapi. Aku merasa terjebak dalam labirin yang diselimuti kabut kegelapan, aku tak tahu harus bagaimana karena ku merasa tak mampu memberikan kontribusi yang berarti. Namun, di dalam keheningan yang mendalam, di tengah gejolak keraguan dan kegagalan yang menghantui, terdapat api kecil yang terus membara. Ketika aku berani melihat dengan mata hati yang terbuka, aku menyadari bahwa setiap individu membawa keunikan yang tak tergantikan. Apakah aku lupa kata-kata yang sering aku lontarkan pada setiap rekanku bahwa semua orang adalah entitas yang unik dan tidak mungkin sama. Semua orang seperti graf non-planar. Lagi dan lagi ingatan diriku tergerus oleh keadaan.

Aku pun mengingat lebih tidak bergunanya saat diriku pertama kali masuk sebagai karyawan probation. Aku pergi menuju kantor dengan berjalan kaki 1,5 kilometer. Di indekos ku mandi air, di kantor ku mandi keringat, saat pulang ku mandi air mata. Saat diriku masuk, ku tak tahu apa yang ada pada layar laptopku. Aku merasa 3 tahun belajar di SMK tidak ada apa-apanya, pengetahuanku disana tidak terpakai sama sekali. Aku pun merasa perusahaan ini akan baik-baik saja walau tanpa kehadiranku disana. 3 bulan masa percobaan, aku pun optimis bahwa aku akan dipecat setelah 3 bulan itu, karena aku merasa tidak banyak hal yang bisa aku lakukan. Pulang dari pekerjaan pun ku kembali merasa tak berguna karena aku tidak cocok. Ditambah kondisi ku belum mempunyai uang banyak, indekosku belum AC nan sempit bak dalam liang lahat. Yap, semengerikan itu hidupku, apalagi di usia yang masih terbilang belia 18 tahun. Lantas, mengapa diriku harus merasa paling tidak berguna saat ini? Tak ingatkah bahwa kau menjadi satu-satunya yang bisa menangani aplikasi operasional dari awal hingga saat ini? Lupakah kau menjadi pelopor teknologi hybrid dan mengadopsi hal itu dan menjadi aplikasi presensi yang terpakai hingga saat ini? Tak sadarkah bahwa dirimu berjasa setelah memulihkan 12 ribu data yang terhapus dan kau mengerjakannya sendirian? Lalu kau berpikir 3 bulan adalah masa kerjamu. Nyatanya, hingga 3 tahun pun kau masih berada disana. Bukankah itu hal hebat yang pernah kau lakukan?

Mungkin sekarang aku hanya merasa bosan karena pekerjaanku hanya itu-itu saja. Mungkin juga diriku ini kadang terasa tak berguna, seakan seperti kepingan puzzle yang kehilangan satu potongan. Namun, dalam setiap pekerjaan yang kulakukan, dalam setiap tugas yang kulaksanakan, ada makna yang tersembunyi. Terkadang, kontribusi terbesar tidak terlihat dalam tindakan besar, melainkan dalam sentuhan kecil yang memberikan dampak yang luar biasa bagi perusahaanku. Sebab, setiap detik yang kuhabiskan di tempat kerja adalah kesempatan untuk tumbuh dan mengembangkan diri. Meski tak selalu tampak jelas, tapi di balik setiap kesulitan dan kekecewaan, ada pelajaran yang berharga dan pengalaman yang membentuk diriku menjadi versi yang lebih baik. Ketidakbergunaan adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh, serta sebagai langkah awal untuk menemukan potensi tersembunyi yang ada di dalam diri.

Jadi, dalam keraguan yang melanda, aku mengingatkan diriku sendiri bahwa tidak ada yang sia-sia dalam perjalanan ini. Meskipun tak selalu terlihat atau diakui, setiap langkah, setiap tindakan, setiap upaya memiliki arti yang tak tergantikan. Ketidakbergunaan adalah panggilan untuk menemukan nilai-nilai yang lebih dalam, untuk menyadari bahwa kita semua memiliki peran dan kontribusi yang unik dalam kehidupan ini. Biarlah diriku ini menerima diri apa adanya, dengan segala ketidaksempurnaan dan kelemahan. Dan dalam kepekaan hati yang semakin dalam, aku akan melangkah maju dengan keyakinan bahwa meski kadang terasa kecil seperti daun, namun aku memiliki potensi untuk memberikan sentuhan dan perubahan yang tak terhingga.

Silence In Love

Sapuan kuas di atas kanvas, takdir berkarya dengan goresan yang tak terduga. Dalam rangkaian cerita cintaku, aku telah merasakan berbagai macam warna di dalamnya. Ku ingat saat senyuman menghiasi wajahmu, mata indahmu dibalut dengan aksesoris favoritku, ketika tawa terdengar riang mengisi udara. Aku sangat merindukan momen-momen yang penuh kasih dan kebahagiaan, walau aku ingat udara saat itu cenderung panas dan suasana ramai di tengah orang-orang dengan berbagai urgensi sembari menikmati kopi, cinta itu tetap tumbuh subur di taman bunga hati. Mungkin rasa ini terisis terluka, tak sanggup menahan rasa rindu ini hingga membuat dada ini merasa tak nyaman. Namun, jangan biarkan rasa tak nyaman itu mengaburkan bayangan kebahagiaan yang telah kita rasakan. Tidak, mungkin hanya aku yang merasakannya.

Aku masih berkutat dengan diriku sendiri bahwa aku masih meyakini cahaya yang ada di masa lalu, akan tetap hadir di masa depan sana. Dalam setiap pagi yang baru, masih ada kesempatan baru untukku menanti. Di setiap malam yang sunyi, masih ada harapan yang aku panjatkan. Layaknya alam ini, hidupku pun ada puncak kebahagiaan, ada pula lembah sedih yang perlu aku lalui.

Tak ingat kah kau ketika dirimu yang masih lugu itu menyimpan dengan baik perasaan kepada kakak tingkatmu? Walau terdengar menggelikan dan naif, kau mencintai dirinya dengan bertepuk sebelah tangan dengan segala upaya untuk tetap bisa menghubunginya. Tapi, kau tetap mempertahankan perasaan kepadanya hingga 2 tahun lamanya. Tak cukup yakin kah dirimu bertahan ketika dirimu masih mengharapkan masa lalu penuh dengan luka itu kembali kepadamu? Walau dirimu menyukai Shelma; Lubna; dan Fitri; sosok mereka tidak dapat menggantikan sosoknya yang penuh dengan kehangatan. Kau dengan bodohnya mengharapkan sesuatu itu kembali walau kau sadar sesuatu itu takkan pernah kembali. Namun, 20 Oktober 2019, tepat satu tahun dirimu dicampakkan dirinya, dengan ajaib dan mustahilnya ia kembali menghubungimu dan berkata, "Bisakah kita kembali bersama?" yang membayar penuh setahun penantian dan kesetiaan. Lantas, mengapa kau pesimis bisa melakukan hal yang sama untuk situasi sekarang? Yap benar mungkin untuk situasi sekarang akan memakan waktu lebih lama dari sebelumnya. Biarkanlah waktu menjalin kisahnya dengan sabar yang teramat panjang. Dalam setiap langkah yang tertunda, kehidupan yang indah sedang dipintal dengan lembutnya benang yang mempesona. Di sela-sela menunggu yang tiada putusnya, aku yakin aku akan menemukan makna sejati dari kesabaran yang mengisi ruang kehidupan.

Saat aku mengerti nilai dari menunggu, waktu tidak akan lagi menjadi musuh, melainkan kawan yang setia mengawal menyelubungi harapan setebal awan. Saat aku mengerti nilai dari keyakinan, rasa rindu yang tak nyaman tidak akan lagi ku merasa heran, melainkan kawan yang setia menenangkan hati ini dikala tak tentu sampai kita melihat matahari dan bulan, di tempat dan waktu yang sama.

Meski waktu berjalan lambat dan waktu menuntut untuk kesabaran yang tak terhingga, aku tahu bahwa keindahan menanti di ujung perjalanan. Hanya dengan setia berjalan dan memeluk ketabahan, aku akan menemukan bahwa keajaiban itu telah menanti, siap menyambut melingkupi diriku dengan pesona yang memikat hati. Walau berat, hal itu pasti bisa dilewati.

Are You Wake Up Now

First time meme

Apakah kau sudah bangun dari mimpi burukmu? Bangunlah karena tidak peduli berapa lama kau tertidur bersembunyi di mimpi, kau akan terus dihadapkan oleh situasi buruk yang ril. Kuatkanlah dirimu karena kau hanya mengulang rasa yang sama dengan situasi yang berbeda dan lebih rumit. Intinya ini bukan kali pertamamu berhadapan dengan masalah.

Ya, mungkin kemarin adalah kali pertamamu merasakan ingin segera berjumpa dengan Tuhan Adam. Kau merasa ingin sesekali memasuki UGD atau ICU untuk beristirahat dari realita yang ada. Setiap benda di sekelilingmu adalah objek yang bagus untuk mengakhiri diri. Namun, bukankah itu menjadikan dirimu lebih kuat lagi? Lebih bijaksana lagi dalam menentukan pilihan? Kau pun jadi sadar betapa sensitifnya hati seseorang sehingga kau pun lebih peka terhadap sekitar dan menjaga perasaan untuk orang-orang yang kau cintai. Sekali lagi, ya, itu kali pertama dan terakhir dirimu merasakannya, I wish.

Apakah kau siap untuk memperbaiki seseorang seumur hidupmu? Sudah siapkah dirimu menyerahkan banyak egomu padanya? Jika iya, tunggulah di saat momen yang tepat dan bersabarlah! Tak mengapa kau mencintainya di dalam diam, itu lebih baik daripada kau masuk pada hidupnya di saat belum waktunya, yang terjadi adalah kau akan kehilangan seseorang yang berarti lagi bagimu. Sudikah kau memuncul kembali rasa rindu bertemu Tuhan?

Sembari menunggu takdirmu dipintal, kau bisa melihat fotonya, mendengarkan percakapan yang kalian buat, membaca kembali pesan-pesan yang kalian kirim, dan berdoa untuk menyampaikan apa yang kau rasa melalui Tuhan yang menciptakannya. Bangunlah dan buatlah dirimu lebih baik dari yang ada! Inilah jalan yang kau pilih. Semua terjadi pasti ada sebabnya dan terjadi karena izin-Nya. Semua ketakutan-ketakutan yang kau punya akan sirna dengan sinar dan cahaya yang dipancarkan oleh-Nya dan atas restu diri-Nya. jadilah orang pertama yang berarti baginya dan bisa membuat dirimu merasa "ada". Maka, berusahalah sekuat mungkin! So, say again, "this isn't my first time". Wake up and say "Cheers, I will, and I can" for making your life happier and meaningful.