Skip to main content

Vacation And Learn

· 23 min read
Muhammad Farid
Summary

Waktu luang dalam dua hari kemarin, hidupku terasa seperti kereta luncur yang tak pernah berhenti. Berbagai kejadian yang menarik dan mengesankan mengalir begitu saja, serta pembelajaran berharga datang dari teman-teman yang menghiasi perjalanan tersebut. Pertemuan dengan teman-teman itu mengajarkan aku untuk selalu terbuka terhadap perbedaan dan belajar dari orang lain. Setiap individu membawa pengalaman dan kebijaksanaan yang dapat menjadi cambuk pertumbuhan diriku. Kehadiran teman-teman pun mengisi hidupku dengan pelajaran berharga, dan aku bersyukur telah memiliki mereka sebagai bagian penting dalam perjalanan hidupku.

Spoiler Alert!

Tulisan ini mungkin bisa menjadi tulisan terpanjang, karena ini mencakup beberapa kejadian yang aku gabung ke dalam satu judul. Selain itu, karena tiap ada event pasti ada pelajaran atau momen yang aku ingin ingat selalu, katakanlah momen saat: aku senang bisa mengenal orang yang aku kagumi selama 7 tahun, aku senang juga telah dikenalkan kepada ibunya, lalu aku mendapat pesan dari orang yang pernah aku kagumi (orang yang berbeda), tentu saja aku dapat menemuinya juga, hingga kejadian dimana aku mendapat wejangan dan paksaan dari temanku untuk mendapatkan pacar. Let's write baby.

Previous Event: Ask

Rabu, 12 Juli 2023.

Aku yang sudah lama tidak memikirkan sama sekali tentang teman kelas yang pernah aku kagumi, tiba-tiba saja aku mendapatkan pesan dari dirinya. Bukan pesan terkait perkuliahan, berhubung kami sedang libur, dan bukan juga tentang perasaan, berhubung aku pun sudah menerima kenyataan. Pesannya berisi pertanyaan yang pasti orang mana pun akan bertanya-bertanya dan dibuat penasaran olehnya.

"Farid maaf ganggu, boleh nanya ga?"

Aku pun terkejut, ada apa gerangan? Apa yang ingin dia tanyakan? Mengapa pula harus setengah-setengah? Lantas aku pun segera menimpalinya dengan response dirinya ingin bertanya mengenai hal apa? Jawabannya pun sungguh tak membuatku lega.

"Ehh ngga jadi, lain kali aja wkwkwk"

Ekspresiku seperti:

via GIPHY

Berhubung aku tak ambil pusing mengenai hal itu, yasudahlah lupakan saja. Lagipula aku tidak mempunyai perasaan lebih daripada sekadar teman kepadanya. Mari kita jalani hidup seperti biasa hehe.

Previous Event: Confession

Rabu, 19 Juli 2023 - Kamis, 20 Juli 2023.

Pesan demi pesan antara aku dan dia terus saja mengalir seperti biasa.

Dia yang mana nihh konteksnya?

Dia yang tentu saja sampai sekarang aku masih menyimpan perasaan yang sama kepadanya. Karena minggu-minggu itu aku jalani pekerjaan dengan burn out dan misuh-misuh dalam hati sehingga menyebabkan diriku pada posisi yang sangat jatuh di bawah. Jikalau aku sedang down, aku memang suka membaca ulang tulisanku, membaca ulang chat dari temanku yang menguatkanku, ataupun membuka kembali foto-foto yang tersimpan di cloud storage karena disana terdapat screenshot yang mewakili diriku dan pesan-pesan yang aku kumpulkan di tahun 2016-2017. Di antara ribuan foto, tak sengaja aku terfokus kepada fotoku 7 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 18 Juli 2016. Foto itu hanya terdapat foto diriku yang berkaos putih bersama temanku sedang bermain PS 2 di rumahnya. Foto itu diambil dari belakang.

Foto diriku sedang bermain PS bersama teman

Apa makna tersembunyi di balik foto tersebut? Bukankah itu hanya foto biasa nan buram? Mungkin jika dilihat sekilas benar, itu hanya foto biasa. Tapi itu bukanlah hanya sekadar foto, melainkan itu foto yang sangat spesial bagiku. Mengapa? Karena pada saat itu lahh orang yang aku kagumi tiba-tiba saja menghubungiku untuk pertama kalinya, walau hanya PING!!! khas Blackberry Messenger pada zamannya, hal itu membuatku bertanya-tanya. Apakah kami saling mengenal sebelumnya? Tentu saja tidak. Kulihat foto profilnya, yes, she's beautiful. Cantik dalam definisiku memang lah tidak mengikuti standar orang lain dan sulit diprediksi. Selain itu, di masa SMK hingga sekarang pun (Benar sampai sekarang dan baru saja ada kejadian yang serupa, akan aku ceritakan di bagian berikutnya) aku sering diledek sebagai orang yang tidak normal, karena setiap kali temanku menyodorkan foto wanita yang menurut mereka cantik, tapi tidak denganku, menurutku tidak cantik. Hal itu bukan berarti aku menyukai sesama jenis (NO, BIG NO). Aku seorang normal yang menyukai wanita. Namun, definisi cantik menurutku sangat berbeda dengan khalayak orang dan sangat jarang diriku mengatakan, "She's beautiful and I admit it I very like her" dan aku mengakui dirinya seperti itu. Namun sial, setelah menunggu lama selama beberapa hari aku pun mendapatkan balasan darinya.

"Sorry bajak".

Hmmmm :).

Karena aku sudah tertarik padanya walau hanya lewat foto, aku pun ingin berkenalan dengannya. Mungkin hasilnya kita hanya sebagai teman, dan itu tak menjadi masalah bagiku. Namun, kalau sampai jadian boleh banget wkwkwk dan ya memang akhirnya kami berkenalan sampai berpacaran selama 3 bulan. Intinya dari foto tersebut aku dapat mengingat semua hal tentangnya.

Diriku memang memiliki ingatan jangka panjang yang baik, bahkan aku ingat saat berusia 2-3 tahun dimana ayahku membelikanku mobil yang bisa dinaiki, lalu saat ulang tahun diriku diberi hadiah hp yang bisa nyala dan nyanyi dengan hp warna merah dan wallpaper Spiderman. Namun, kelebihan itu memiliki kelemahan dimana aku sangat ingat betul dapat merasakan bagaimana sakitnya pada kenangan buruk. Hufftt... Persoalan ini pun sama saat mengingat dirinya. Hal yang dapat merujuk pada dirinya adalah McFlurry, kacamata, matcha, Samsung, EXO bahkan film Barbie sekali pun. Walau aku tidak menonton bersamanya (bahkan aku belum menontonnya), tapi aku ingat saat dirinya tiba-tiba menghilang dan ternyata sedang menonton Barbie bersama temannya, dari sana lah setiap aku melihat cuplikan film Barbie, aku selalu ingat dirinya.

Saat dirinya pulang dari menonton film Barbie, aku pun ingin segera menyampaikan apa yang ada dalam kepalaku mengenai foto tersebut, karena aku tidak tahu kedepannya apakah aku masih bisa bertukar pesan dengannya ataukah tidak, yang penting aku ingin menyampaikannya sebelum aku menyesal tidak menyampaikannya sama sekali. Aku pun bercerita mengenai makna foto tersebut. Aku tak berharap apapun selain ingin share bahwa kita sudah berkenalan selama 7 tahun dan foto itu adalah penandanya. Tak disangka, ia pun meresponse dengan pesan dan kesan yang sangat panjang. Dirinya ngeh tentang link Google Maps yang aku kirim (Itu jelas sekali pesannya dan straight to the point, mustahil gapeka). Ohh iya, aku mengirim link Gmaps tersebut karena aku ingin memberitahu kalau aku masih mempunyai perasaan yang masih sama. Fakta yang paling membuatku terkejut adalah bahwa dirinya sudah mengenalkan diriku pada ibunya. Ahh, itu membuatku melted. Berarti aku pun harus terbuka kepada orang tuaku tentang siapa orang yang aku sukai selama ini, mudah-mudahan orang tuaku merestuinya dan bisa segera memintaku untuk mengenalkan dia kepada mereka😜.

Setelah pengakuan akan perasaan diriku, selanjutnya aku menyatakan ketidaksiapan untuk menjalin hubungan sehingga aku pun hanya bisa sekadar menyukainya saja untuk saat ini. Dan dirinya pun setuju bahwa kami sama-sama belum siap akan hal itu. Tapi, hal yang membuatku nyesek, kenapa dirinya membiarkanku untuk mempunyai crush lain? Apakah karena merasa dirinya tidak punya perasaan yang sama, sehingga menyuruh diriku secara halus untuk move on? Aku tidak tahu. Namun, dari cerita tentang foto itu beserta jawaban darinya, aku rasa "ikatan" kami lebih erat lagi. Ahhh, aku harap perasaan ini terus terjaga hingga takdir benar-benar mempertemukan diriku kepadanya. Kita tunggu saja, biarkan waktu yang menjawab. Selagi menunggu jawaban dari waktu, aku ingin bercerita tentangmu kepada orang tuaku hehe. Dan juga aku ingin katakan, I really love u rn.

Now You Are Just A Friend

Sabtu, 22 Juli 2023.

Hari diawali pagi yang cerah. Akhirnya, hari libur pun tiba. Aku benar-benar ingin melupakan semua beban dan rasa sesak yang aku pendam selama satu minggu penuh. Sesuai dengan yang aku agendakan dari jauh-jauh hari, aku sangat senang akhirnya aku dapat bertemu dengan teman kuliah yang satu geng. Apalagi aku bertemu dengan Gilang, orang yang paling aku tunggu-tunggu kehadirannya😂. Selain itu, pertemuan kami bukanlah pertemuan biasa. Bisa dibilang pertemuan yang langka, karena Gilang yang jauh-jauh dari Bogor dia mau pergi ke Jakarta, Zefanya, orang yang sering membantu tugasku yang belum pernah aku temui sebelumnya, serta Fery dan Safana yang pernah meet bareng di Tebet pada 28 Desember 2022. Yapp, Safana, orang yang aku dulu kagumi, ia datang. Tumbennya dirinya mengiyakan main bersama karena biasanya dirinya sibuk sampai sulit untuk ngeluangin waktu. Karena itu juga dulu aku sering mengajaknya untuk date, tapi sampai sekarang belum terpenuhi. Itulah kenapa aku langsung saja confess pada saat itu. Ohh iya, tambah lagi Iqbal dan Naufal dari Bandung pun ikut. Hanya Farah, Nurul, Jihan yang tidak bisa ikut karena Farah ada acara, Nurul yang berada di Maluku dan Jihan di Makassar. Zaqqi pun tidak bisa ikut karena sering bepergian dengan orang tuanya. Mantap, lengkap nihh 7 orang. Namun, saat pagi Iqbal mengabari kalau dirinya membatalkan untuk ikut karena tiba-tiba saja sakit, yang berdampak pada Naufal pun membatalkannya karena tidak ada teman pergi dari Bandung. Baiklah, yang fixed berarti Gilang, Fery, Safana, Zefanya, dan aku.

Singkat cerita, shubuh pun aku sudah bangun dan mandi untuk bersiap pergi main.

Semangatnya udah kya yang mau kerja aja shubuh dah mandi.

Semangat memang karena aku tak mau melewatkan kesempatan ini. Pagi hari pun aku sudah mengambil uang di ATM, sarapan, memanaskan motor, isi bensin. Aku hanya menunggu Gilang sampai di stasiun Pasar Minggu untuk menjemputnya. Dirinya sedang dalam perjalanan, aku pun bersantai. Terbesit dalam pikiranku,

"Ohh iya kemarin Safana nanya tapi gajadi, aku bisa nihh nanya dia aja secara personal dan langsung."

Ide yang bagus, bukan? Terakhir di 28 Desember 2022 aku bertatap muka dengannya.

Lalu, tidak lama setelah rebahan, ehh Gilang sudah mengabari kalau dirinya sudah di daerah Jakarta. Yasudah aku langsung saja tancap gas menjemputnya. Singkat cerita, aku sudah menjemput Gilang, dan Zefanya sudah berada di Blok M Plaza, sedangkan Fery dan Safana sudah OTW, aku pun OTW dengan Gilang dan menyimpan motor di stasiun MRT Cipete. Wehh, akhirnya aku bertemu Zefanya. Ohh ini yang namanya Zefanya, tinggi dan berisi ya. Tidak seperti foto profilnya di LMS yang terlihat kurus. Tak lama setelah kami bertiga berkumpul dan berbincang, Fery dan Safana pun tiba. Muka yang tidak asing karena aku sudah pernah bertemu dengan mereka. Senang? Tentu saja. Namun, aku tidak merasakan perasaan nano-nano seperti layaknya aku bertemu dengan Syara di PVJ.

"Halo Nana, kita bertemu lagi nihhh."

Itulah sapaan yang aku lontarkan.

"Hai Farid."

Bagaimana perasaanku ketika bertemu dengan orang yang pernah aku sukai? Seharusnya masih ada benih-benih dagdigdug-nya kan? Apalagi disapa balik. Tidak, aku tidak merasakan hal itu. Aku hanya merasa senang karena kita se-grup akhirnya berkumpul. Namun, terus terang aku masih penasaran dengan dirinya. Baiklah, kita memutuskan untuk pergi makan. Di perjalanan menelusuri lantai demi lantai, tenant demi tenant, aku pun berkesempatan untuk berbincang berdua dengan dirinya. Dari hal yang sederhana saja tentang pekerjaan dan perkuliahan. Ternyata dirinya sudah tidak bekerja, pantas saja dia bisa diajak main wkwkwk. Singkat cerita, kami berlima makan dan berbincang banyak hal. Waktu sudah menunjukkan waktu dzuhur, kami pun memutuskan untuk shalat terlebih dahulu, sementara Zefanya izin untuk berkeliling saja. Setelah selesai shalat, aku pun segera menemui Safana. Berhubung Gilang dan Fery sedang berada di Toilet, aku langsung saja bertanya kepada Safana:

👦🏻: "Na, kemarin mau nanya apa? Kok gajadi sihh."
👩🏻: "Ohh itu, ngga itu gajadi."
👦🏻: "Astaga Na, jangan biarkan aku mati penasaran😭"
👩🏻: "Ngga Farid, gajadi itu wkwkwk."
👦🏻: "Tentang apa? Spoiler dong dikit"
👩🏻: "Nanti aja pokoknya hehe."

Astaga, masih digantung gengs. Yasudah, aku tidak mau memaksa. Aku alihkan saja perbincanganku ke bahasan yang lain. Tak lama kami pun berkumpul kembali dan memutuskan untuk naik MRT menuju Bundaran Hotel Indonesia. Saat disana, pemandangan kota Metropolitan begitu indah. Wow. Gilang dengan asyiknya memotret gedung-gedung pencakar langit ditemani oleh Fery, lalu ada Zefanya yang menjelaskan rute-rute yang akan dilalui nanti saat menuju Pantai Indah Kapuk, yap, tersisa aku dan Safana yang melihat gedung yang sama.

"Wahh CLBK nihh."

Nope, aku sama sekali tidak merasakan perasaan cinta. Malah aku nge-glimpse, andai Syara yang berada di sampingku menikmati pemandangan yang sama sembari berbincang-bincang mengenai apapun. Inikah perasaan yang aku benar-benar rasakan? Aku belum bisa tentukan karena aku masih belum puas mengenal dirinya lebih dalam dan banyak hal yang ingin aku bicarakan dengan dirinya, namun aku tak mau memperlihatkan aku terlalu dekat dengan Safana dan entah mengapa juga ada perasaan bersalah jika aku terlalu dekat dengannya. Apakah intuisiku bekerja? Kita lihat nanti. Setelah di Bundaran HI, kita pun menaiki Transjakarta menuju ke PIK. Saat memasukinya, dirinya duduk dengan Fery. Sedangkan aku duduk dengan mbak-mbak from nowhere🤣. Harusnya aku yang duduk dengan Safana untuk bisa bisa berbincang lagi, yasudahlah (bukan nyanyi). Karena perjalanan ke PIK itu benar-benar jauh dan lama, aku pun bosan dan aku melihat mbak-mbak yang berdiri, aku langsung saja mempersilakan dirinya untuk duduk dan aku berdiri saja agar aku bisa berbincang dengan Gilang dan Zefanya. Sudah tiba di PIK 1, akhirnya tibalah kami di pinggir laut, kami pun berfoto-foto disana. Aku sebenarnya ingin berfoto berdua dengan Safana, namun karena angin ngegelebug, pasti membuat rambutku berantakan. Aku uji coba berfoto berdua dengan Gilang, dan benar saja tidak terlalu bagus untuk berfoto berdua wkwkwk. Setelah foto-foto pun dan kami pun makan lagi di daerah PIK 1. Tentunya disana bukan hanya makan, tapi foto juga dong wkwkwk. Karena aku tak tahu kemana lagi tujuan setelah sampai di PIK 1 dan mungkin aku kehilangan kesempatan untuk berfoto, akhirnya aku mulai dulu pemanasan untuk meminta dirinya memotret aku, Fery, dan Gilang. Sudah? Oke sudah. Aku pun langsung memintanya lagi untuk berfoto, bukan memfoto.

👦🏻: "Na, foto yuk."
👩🏻: "Iya boleh, sini hpnya."
👦🏻: "Bukan itu, kita berdua yang foto."
👩🏻: "Ohh iya ayo."
👦🏻: "Fer, fotoin gua tolong ya."


📸

Agar tidak terlalu terlihat ngebet banget berduanya, aku pun mengajak Zefanya untuk berfoto bersama. Senang? Senang, tapi hanya senang sebagai teman. Aku malah merasa ragu bahwa aku masih ada rasa. Malah, sekali lagi bayang pikiranku muncul yang mengatakan, "Kalau fotonya bareng Syara lebih oke nihh". Sial nge-glimpse lagi wkwkwk. Apa Safana menanggap tindakanku sebagai "sinyal"? Ataukah hanya foto sebatas teman? Di sisi lain aku merasa bersalah jika tindakanku membuat dirinya salting, namun rasanya tidak mungkin. Singkat cerita karena kami ingin melihat sunset, kami pun memutuskan untuk pergi lagi ke PIK 2 menggunakan commuter bus. Disana aku berkesempatan duduk berdua dengan Safana, ya walaupun ada Zefanya sih sampingku tapi abaikanlah dia wkwkwk. Aku pun bisa kembali berbincang dengannya dan sekali menanyakan, pertanyaan apa yang ingin ia lempar kemarin. Akhirnya, ia pun menjawab kalau yang ingin dia tanyakan adalah seputar coding, tugas skripsi dari temannya. Oke, namun dalam hatiku, kenapa sesulit itu dia mengatakan itu. Aku tak tahu apa yang ia katakan benar atau hanya menutupi agar diriku tidak bertanya lagi. Baiklah, aku tak mempermasalahkan itu. Namun, lagi dan lagi glimpse tentang Syara pun kembali muncul, "Aku ingin deh kalau yang duduk di sebelah aku itu Syara, bukan Safana". Yes, I wish. Glimpse itu disertai rasa bersalahku jika lagi dan lagi Safana menganggap tindakan diriku lebih dari teman.

Setelah sampai di PIK 2, nahas pantai yang kami tuju itu tutup. Satpam mengarahkan kami untuk pergi ke pantai sebelah. Karena kami kadung turun dari Commuter bus, jadi kami kesana berjalan kaki. Di perjalanan aku lebih banyak berbincang dengan Zefanya mengenai pekerjaan, bagaimana cara resign, dan percaya akan kekuatan doa dan usaha. Walau kami berbeda keyakinan, aku tetap saja tersentuh oleh kata-kata dirinya. Di sampingku Zefanya, aku masih saja membayangkan kalau Zefanya itu Syara😅. Bagaimana tidak, angin pantai, senja yang jingga, namun, masih terdapat jalan raya yang lebar di sampingku. Ibaratnya itu Kota Baru Parahyangan di Padalarang, tapi sampingnya itu pantai. Sangat indah bukan?

Karena sudah malam dan Gilang akan pergi lagi pada malam itu ke Surabaya, saat sampai di Pantai Aloha, kami memutuskan untuk pulang. Kami di pantai hanya berfoto saja, padahal enak banget karena suasananya mirip di Bali. Lagi dan lagi apa? I wish u were here. Kami naik lagi Transjakarta, sementara itu Zefanya & Gilang berpisah dengan kami berhubung Zefanya akan pulang ke Tanggerang dan Gilang naik KRL dari Kota Tua. Thanks Gilang dan Zefanya. Yang tersisa hanyalah aku, Fery, dan Safana. Berbekal arahan dari Zefanya, kami pun kembali ke Blok M Plaza. Setelah sampai dan karena jam 10 itu masih siang (di Jakarta masih siang bro wkwk), kami bertiga pun memutuskan untuk makan malam. Karena di Blok M Plaza sudah akan tutup, tenant makanan pun sudah menolak kami untuk dine in, kami pun memutuskan untuk makan di MCD karena 24 jam dan dekat dengan stasiun MRT, saat pulang aku tinggal mengambil motor di sebelah MCD. MCD pun tak luput dari yang namanya bayangan Syara, karena jika melihat MCD, yang aku ingat dari Syara adalah McFlurry. Kapan aku bisa MCD date dengan Syara yaa.

Singkat cerita, kami pun sudah memesan. Bukan Safana kalau ngga gemesin, dirinya membeli Happy Meals agar bisa dapat mainan juga😅. Entah bagaimana pada awalnya, Fery menanyakan apakah aku sudah dapat pacar? Hahaha sial aku tak bisa banyak bercerita karena orang yang aku confess berada tepat di hadapanku😭. Jadi aku katakan aku sedang tidak tertarik untuk menjalin hubungan dalam waktu dekat ini. Apa aku berbohong? Tidak juga. Aku hanya menampakan satu fakta untuk bisa menyembunyikan fakta lainnya. Syukurlah Fery tidak menanyakan lebih dari itu wkwkwk. Aku pun menanyakan Safana, apakah dia sedang dekat dengan seseorang? Dia katakan "YA". Alright, ternyata perasaan aku selama ini tidaklah salah. Glimpse aku tentang Syara di setiap titik dan sudut selama perjalanan itu sudah benar. Aku merasa senang Safana sedang dekat dengan yang lain, tak merasa sakit hati. Aku juga lega tindakanku berbincang dengan dirinya bahkan sampai foto berdua sudah dipastikan ia hanya menganggap diriku sebagai teman. Ahh, intuisiku sedari awal sudah benar, bahwa aku dihadapan Safana tidak merasakan apa-apa selain hanya sebagai teman dan begitu pun sebaliknya. Mungkinkah intuisiku mengarahkanku untuk tetap bersama Syara? Aku rasa iya. Kalau begitu, terima kasih Safana, setidaknya dua bulan kita saling bertukar cerita. Setelah dirimu berkata, "Aku masih nyaman sendiri" aku pun setidaknya masih berharap pada saat itu. Butuh empat bulan untuk bisa mengikhlaskanku kalau kau memang bukan yang tepat untukku. Semoga kita masih berteman baik ya, jangan lupa next main ke Bandung okay? Jam sudah menunjukkan jam 23:00, tentu ini waktunya kami untuk berpisah. Aku sendiri mengarungi jalanan Jakarta yang sudah sedikit sepi dan bayangan tentang Syara pun masih ada dalam benakku, "Bagaimana kalau kita night ridding malam-malam sambil melihat terangnya kota Jakarta?", sekali lagi, "I wish u were here".

Si Agresif yang persuasif, Namun Tentatif

Minggu, 23 Juli 2023.

Setelah aku sampai di indekosku, aku langsung saja tertidur karena kelelahan, mengingat aku sampai dan tertidur jam 01:22 karena jam segitu aku terakhir chat di grup "circle" kelasku. Karena aku sudah berlatih menjadi morning person, aku pun tetap bangun pagi, mandi, sarapan. Walau ya setelah tamat menonton film yang aku tonton sembari makan, aku kembali tertidur karena masih ngantuk wkwkwk. Tak terasa hibernasiku sampai jam 13:00, karena masih lapar aku pun memesan makanan dan melanjutkan tontonanku. Wahh, grup teman SMK di Jakarta rame bener, Edo pun shareloc tempat kita berkumpul kembali. Ohh iya, aku ada agenda main lagi ya sore ini. Sehabis makan dan shalat pun aku langsung tancap gas menuju lokasi yang ada di Tebet, tepatnya lurusan Kota Kasablanka sampai mentok Stasiun Tebet. Tak perlu banyak waktu menunggu, Edo yang sudah datang dari awal, disusul oleh diriku. Lalu ada Shyfa dan Sophia dan terakhir tak berselang lama Reihan pun tiba.

Obrolan pun kami buka dengan menjawab semacam kartu yang berisi pertanyaan dan harus dijawab jujur. Aku sebagai pembuka, langsung disodori pertanyaan,

"Siapa orang yang pernah dekat sama kamu, dan kamu sekarang masih pengen deketin dia?"

Wahahaha tentu saja jawabannya sudah pasti Syara. Tak sampai disitu, aku pun harus menujukkan fotonya karena yang lain belum tahu, kecuali Sophia. Aku pun terbesit, "Ohh iya, aku belum bales chat dia dari Jum'at gengs😭". Teman-temanku pun menyoraki dengan kata "Parahh lu, giliran ceweknya ngilang baru tau rasa". Lalu aku harus bagaimana teman-teman? Shyfa, wanita yang dikenal agresif ketika mendekati lelaki, dirinya pun memberitahu:

"jujur aja kenapa bisa baru bales, soalnya cewe tuh gasuka ditarik ulur. Kalau pun pengen sendiri dulu, oke oke aja kita mah. Tapi kalau kelamaan juga jatuhnya mikir lagi, ini cowo serius ga sihh. Selain itu kan kalo tarik ulur gitu jatohnya kamu ngehubungin dia pasti ada maunya kan? Kalau udah pacaran mah malah bisa lebih parah, kita mikirnya ini cowo udah ngelakuin kesalahan apa sampai baik bgt. Jadi yang paling bener selalu ada weh Rid buat cewe tuh."

Ohh tidak, aku melakukan kesalahan lagi karena memang pada dasarnya aku kembali buta arah tentang bagaimana memperlakukan wanita:). Berhubung sangat banyak kekuranganku, aku pun mengeluarkan semua pertanyaan yang aku simpan dan berhubungan dengannya. Aku sekarang ini tak malu lagi untuk mengakui di hadapan teman lelaki bahwa aku sedang suka dengan seseorang. Sialnya, Reihan si cepu malah bertanya:

"Lho Rid, kok cewenya beda sama yang foto berdua di PIK kemarin??"
"Wahh Rid, lu bener-bener (parah) ya"

Hei guys, aku akui aku yang mengajak foto berdua karena aku hanya ingin berfoto dengan mantan crush. Bukan berarti aku sekarang masih suka😭. Aku sekarang suka hanya ke satu orang.

"Omongan cowo emang bisa dipegang?"

Meni, yeuh gera, liat chat aku antara sama Safana dan Syara. Safana cuma tugas dan tugas, gaada chat perhatian atau flirty. Kalo sama Syara ada chat ganjen dan perhatiannya.

"Terus kalo yang foto berdua itu sampe ada perasaan gimana?"

Kan aku udah confess dan ditolak. Aku juga kemarin ngobrol kalau dia lagi dekat sama cowo lain. Jadi, ga masalah kan? Oke oke, daripada bahas itu, mending bantuin gimana aku bales Syara karena lupa aku kan full main😅.

Wejangan demi wejangan, cerita demi cerita kami saling lempar pada saat itu. Sepertinya, antara Sophia yang lebih kalem dan Shyfa yang agresif tidak ada bedanya dalam hal memandang tindakan lelaki. Aku sudah dapat benang merahnya, walau aku masih sedikit ragu, "Apa iya Syara pun setuju dengan pernyataan dua temanku ini?", dan tentu saja aku belum bisa menilai karena masih tentatif. Untuk hubungan sudah cukup karena selebihnya kami menjawab pertanyaan lain di luar hubungan. Intinya memang benar, aku belum siap untuk menjalin hubungan karena aku sering ngilang, aku juga masih harus banyak belajar dalam cara me-treat wanita yang baik, dan juga tips and trick lainnya. Jadi, kalau berkenan, tunggu aku juga ya Rayyy.

Not My Type

Di tengah aku bermain bersama temanku di Tebet, Iqbal teman kuliahku menelepon dan mengatakan bahwa dirinya ingin aku menceritakan pengalaman saat bermain bersama teman kuliah saat kemarin. Singkat cerita, sekitar jam 23:00 aku pun sudah pulang dan aku mengabari kalau aku sudah free untuk bisa ditelepon lagi. Lalu, aku pun menceritakannya bla bla bla. Jam 00:00, aku rasa aku pun sudah lelah dan mengantuk ingin segera mengakhiri telepon. Namun, dirinya tiba-tiba saja menggiring topik bahasan kepada bahasan wanita. Dirinya bertanya kepadaku apakah aku sudah memiliki pacar? Tidak. Lalu, apakah aku sedang suka dengan orang lain? Aku katakan mungkin suatu saat iya, namun untuk saat ini tidak (karena aku tidak terlalu suka share ceritaku kepada sembarang orang, jadi aku malas saja untuk memberitahu detailnya). Dirinya pun mendesak diriku untuk segera menginstal dating app dan mencari pacar disana. Aku sudah katakan, aku tidak tertarik dan tidak mau untuk mencari pacar disana. Aku lebih prefer menjalin hubungan dari orang yang aku kenal, atau dari temanku. Iqbal lagi dan lagi terus saja mendesakku untuk mencari pacar. Tidak Bal, aku sedang tidak mau berpacaran karena aku sedang tidak mau merasakan ribetnya berpacaran. Obrolan itu terus saja mengalir tak berujung antara aku yang keras kepala tidak mau mencari pacar disertai 1000 alasan dan dirinya yang mendesak untuk mencari pacar dengan 1000 alasannya pula.

"Kamu kya Gay Far, masa gasuka cewe?"

Bukan gasuka Bal, aku suka cewe ada track record-nya aku berpacaran.

"Ya siapa tau kamu kecewa dan trauma pacaran jadi weh Gay"

Aku tidak trauma sama sekali dengan pacaran, hanya saja aku tak mau menjalin hubungan dengan seseorang. Ibarat aku hari ini sedang ingin makan sayur, dan aku hari ini pula aku sedang tidak ingin makan daging. Dari premis tersebut, aku belum tentu tidak suka daging kan? Aku hanya ingin makan daging saat aku menginginkannya.

"Ya kan Far makan juga harus dijadwalkan, ahh aku hari ini mau makan sayur. Ada daging juga, daging buat hari besok aja lahh. Sama kya pacar juga harus direncanain."

Ngga juga, aku kalau hari itu ingin makan sayur, yaudah makan sayur. Aku tidak memikirkan besok harus makan apa. Itu kamu aja Bal, aku gagitu, termasuk dalam hubungan.

"Yaudah gini Far, kan kamu mau pacaran sama yang kenal, atau dari kenalan temen. Kamu mau aku kenalin ga ke temen aku?"

Oke boleh Bal. Tapi, aku liat dulu bal soalnya definisi cantik dari aku dan dari kamu pasti beda. Aku pengen kenal sama yang cantiknya tuh menurut definisi aku.

"Mau yang kya gimana Far cewenya?"

Nahh aku gatau Bal, coba kirim aja dulu gimana orangnya.

Dan ternyata dari semua foto wanita yang Iqbal beri, tidak ada yang pas untukku karena (I am sorry to say), mereka tidak cantik menurutku😭.

wanita 1 wanita 2 wanita 3

"Anjir Far, susah juga cari cewe buat kamu"

Hahaha memang Bal, aku gamau salah pilihan dan harus selektif.

"Tapi jangan sampai pemilih banget Far, inget gaada yang sempurna"

Iyaa iyaa, makanya nanti aku nyarinya. Sekarang fokus dulu sama diri sendiri. Sudahlah, kamu kan dah punya pacar tuh Farah, yaudah kalian berbahagia aja dulu sama hubungan sekarang. Aku cukup bahagia bisa sendiri dulu sekarang. Dah ya Bal, dah malem besok aku kerja wkwkwk.

Memang benar, aku tidak mengada-ngada bahwa sulit sekali aku mengatakan "cantik" kepada wanita. Terlalu banyak pertimbanganku dalam memilih wanita dan aku terus terang terlalu gampang ilfeel terhadap sesuatu yang sederhana seperti selera berpakaian (OOTD). Bukan hanya cantik fisik dan OOTD yang menarik, aku pun mem-filter lagi dengan kepribadiannya yang cocok denganku. Maka dari itu, aku sulit untuk jatuh hati kepada seseorang. Namun, jika aku sudah menemukan yang sesuai dengan keinginanku, aku akan berjuang mati-matian. Bukan berarti aku terobsesi, aku juga tahu batasan. Jika aku menangkap tanda bahwa seseorang itu tidak mau lagi dikejar, yasudah aku tinggal berhenti. Jadi Syara, aku suka kamu tuh berarti kamu tuh tipe aku banget dan checklist kriteria aku bisa dibilang hijau semua😅. Dan kata hati diriku pun masih mempersilakan aku untuk berjuang, tidak seperti pada Safana yang intuisiku mengatakan aku untuk berhenti. So itulah cerita absurd di malam hari antara aku dan Iqbal. Maaf ya Bal, cewe rekomendasimu tidak cocok untukku hahahaha.

Note

Akhirnya bisa menyelesaikan tulisan juga. Memang sulit untuk bisa menjaga mood ini hingga bisa menyelesaikan tulisan. Masih dihadapkan masalah pekerjaan yang bikin burn out, namun hari ini, 25 Juli 2023 aku senang karena aku jajan MCD dan Kaybun dalam satu waktu wkwkw. Kenyang banget sumpah. Ohh iya, aku masih chat-an sama Syara nihh, walau dia lagi hectic banget kyanya dan menurut temanku dia tipe yang bales singkat aja kalau lagi sibuk, berbeda denganku yang memilih untuk tidak balas dulu sampai aku benar-benar free agar ngga bales sembarangan, tidak singkat, dan tidak bikin sakit hati. Yap, dia udah pulang sih, cuma gaenak aja baca notif ada nama cowo yang di-mention dia yang beliin cimol, siapa dia:). Arghh perasaan ini lagi, aku kan gapunya hak buat cemburu. Lagian, seandainya dia ada rasa kepadaku dan tau aku foto sama Safana, bisa jadi marah juga dia, walau sama-sama gapunya hak. Apakah ini karma? Please, aku benar-benar hanya menyukaimu saat ini. Tapi, ahh sudahlah bersikap dulu seperti biasa, jangan lupa bahagia, dan cheers bro.