Dalam keheningan semesta yang tak terbatas, Tuhan memintal benang-benang takdir dengan kebijaksanaan yang melampaui akal manusia. Seperti rajutan bintang di langit malam, pintalan takdir terbentang, menghubungkan peristiwa-peristiwa dan manusia-manusia dalam tarian yang rumit dan tak terduga.
Dua Sisi Satu Kejadian
Aku agak tergelitik saat membaca komen di platform Facebook yang sedang membahas suatu bencana alam di dua negara yang berbeda. Negara pertama adalah Turki, dan negara kedua adalah Indonesia, tepatnya di Yogyakarta. Indonesia dan Turki adalah negara yang sering mengalami bencana alam gempa bumi belakangan ini. Namun, yang jadi fokus utama diriku adalah, mengapa bencana alam di Indonesia disebut sebgai azab, sedangkan bencana alam di Turki disebut ujian? Apa letak perbedaannya? Bukan itu sama-sama kejadian alam atas kehendak Tuhan? Orang-orang berkomentar jika Indonesia dilanda gempa karena orang-orang Indonesia adalah orang-orang gemar korupsi, fasik, serta banyak kemaksiatan di dalamnya. Lantas, apakah bisa dikatakan orang Indonesia secara universal termasuk kepada kriteria tersebut? Lalu bagaimana pula dengan warna negara Indonesia yang muslim menjalankan syariat dengan baik, apakah tetap disebut sebagai azab? Begitu pun Turki, bukan berarti presiden mereka, Erdogan dapat menjamin warganya yang mayoritas muslim yang bermahzab Hanafi sebagai muslim yang baik. Padahal yang aku tahu muslim Turki adalah muslim yang mayoritas berpaham sekuler. Apakah tetap disebut sebagai ujian kasih sayang Allah? Dapatkah kamu menemukan benang merahnya? Sebagai contoh yang lebih sederhana, ketika kita sakit demam, apakah kau menganggap itu sebagai ujian, karunia atau azab? Ketika kita mendapatkan kekayaan, apakah kau menganggap itu ujian, karunia atau azab? Jawabannya adalah bisa semuanya. Ternyata selama ini kita sering dilibatkan dengan kejadian-kejadian yang bersifat dualisme. Aku mengambil kesimpulan bahwa semua kejadian di dunia ini dapat kita sikapi dengan lebih bijak tergantung bagaimana kamu melihatnya.
Takdir Diskrit
Aku teringat kepada lagu yang sedang kau dengarkan saat itu, yaitu rewrite the stars atau menulis ulang bintang. Kebetulan pada saat yang bersamaan aku pun sedang mempelajari mengenai graf planar, yakni graf yang bisa digambar ulang tanpa ada sisi yang berpotongan. Apakah kamu dapat benang merahnya? Terkait lagu itu aku pun kembali terlempar ke masa lalu dimana mendapati diriku sedang berkendara menuju sekolah sembari mendengarkan musik yang kebetulan menggunakan earphone wireless,
"Lagu apa ini, kok aku baru dengar dan ini sangat-sangat romantis".
Sayup-sayup aku hanya mendengar "What if we rewrite the stars", "No one can rewrite the stars", "How do we rewrite the stars?". Setelah sampai aku kelas, akupun memeriksa history playlist aku dan ternyata itu berjudul Rewrite the stars dari film The Greatest Shownman. Aku tahu kamu mungkin belum pernah menonton filmnya. Alkisah film itu bercerita mengenai Barnum yang memiliki acara sirkus yang terkenal. Dirinya pun memiliki rekan dari bangsawan nan tampan bernama Philiph. Nahh, Philip ini jatuh cinta dengan salah satu anggota sirkus mereka yang dari kalangan bawah, bernama Anne. Karena cinta mereka ditentang keras oleh orang tua Philip yang berasal dari kalangan bangsawan, tentu membuat Anne minder dan menjauh. Namun, namanya keras kepala sekeras batu, Philip kekeuh dengan terus mengejar Anne dan adegan pun dilanjutkan dengan menyanyikan lagu tersebut. Ya namanya juga film musikal, ada kejadian apa-apa pasti ujungnya nyanyi wkwkwk. Tapi, aku menyukainya.
Adakah kesamaan antara lagu favoritmu saat itu, film, dan juga realita? Dari cerita sebelumnya yang dari temanku mengatakan bahwa kamu sering merasa rendah diri, dan aku pun seseorang yang keras kepala, tidak mau ada hal yang dapat membuatku berhenti. Sepertinya mirip bukan? Lalu kau katakan bahwa kita tidak bisa bersama? Jikalau begitu, bagaimana kalau kita menulis ulang takdir kita?
"Tapi itukan tidak mungkin, takdir tidak bisa ditulis ulang"
Ingatkah kita mempunyai Tuhan yang Maha Kuasa? Dalam teori graf planar mengatakan bahwa hampir semua graf itu bisa digambarkan ulang, kecuali graf lengkap K5 dan graf bipartit K3,3 beserta subgraf ataupun graf perentangnya. Apa korelasinya dengan takdir? Semua takdir bisa ditulis ulang seperti halnya graf, kecuali sudah dibolak-balikan bagaimana pun jika akhirnya sama saja, itu tak mengapa karena sudah ditetapkan oleh-Nya yang sudah absolut seperti graf K5 dan K3,3 yang bagaimana pun digambar ulang akan tetap bersifat non-planar alias tidak bisa digambar ulang. Ternyata, kuliah tidak hanya menambah wawasan berupa akademik, melainkan menambah korelasi antara kehidupan dan sub-bahasan yang terdapat pada mata kuliah. Yap, apa artinya mereka yang nilai ujiannya sangat luar biasa dengan bantuan pihak kedua namun mereka tidak menemukan esensi dan substansinya. Mereka hanya mendapatkan tanda bahwa mereka pernah bersekolah, bukan pernah berpikir karena mereka sama sekali tidak pernah mau untuk berpikir. Sekarang aku paham dengan takdir Allah yang ditinjau dari objek yang diskrit. Jadi, sudikah engkau menggambar ulang takdir? Dan berkata "bisa, bisa, bisa" dengan apa yang engkau lihat tidak mungkin? Jadi ayolah kita terus berusaha dan berdoa tentang apapun yang kita inginkan. Namun, janganlah kecewa jika mendapatkan hasil yang tidak sesuai, karena ada alasan dibalik itu. Alangkah indahnya Tuhan dalam memberikan pengetahuan sehingga kita umatnya didorong menjadi orang-orang yang berpikir alias Ulul Albab.
Putaran Benang Takdir
Sabtu, 5 Agustus 2023.
Aku yang sedang bersantai mengisi hari libur dengan mengisi ulang hormon dopamin sembari menunggu dirinya yang sedang bekerja. Kegiatan yang aku isi pun beragam, entah itu dengan menonton film atau karaoke walau aku sadar suaraku bisa memecahkan gendang telinga tetanggaku. Musik yang aku putar pun dari bermacam-macam genre, entah itu Metal, Pop, Rock, Jazz sampai Kpop pokoknya semua jenis musik aku putar, termasuk opening anime. Sepertinya kekuatanku kembali muncul tatkala aku mendengarkan opening Attack on Titan yang judulnya Shinzou wo Sasageyo di season 2 dan My War di season 4. Untuk season 2 aku tidak begitu terasa perasaan nostalgianya. Namun untuk yang season 4 perasaan aku teringat ketika awal-awal aku bekerja di perusahaan sekarang di tahun 2021. Aku merasa saat itu bisa dibilang aku sedang dalam masa puncak karirku dan banyaknya uang (anjay hahaha), karena aku memiliki pekerjaan yang stabil, gaji yang lumayan, dan juga mempunyai support system dari si dia. Saking puncaknya aku merasa dapat membeli barang atau makanan yang aku suka tanpa melihat harga, aku jadi suka top up e-Wallet seperti OVO, Gopay, dan terutama ShopeePay sihh yang saldonya masing-masing bisa mencapai jutaan. Belum lagi dana tabungan reksadana, tabungan emas, dan juga berbagai macam rekening yang aku miliki di beberapa bank: BCA, Mandiri, Jenius, Jago, dan BSI. Aku pun sudah memikirkan solo trip untuk pergi ke Kepulauan Riau (ke Treasure Bay), ke Batam, bahkan kalau aku mau bisa sampai ke Singapura. Kantor dekat hanya 1,6 KM dari indekosku, pekerjaan yang menarik karena aku belajar banyak teknologi baru, lalu pulang dengan membeli makanan dan tak lupa bisa menghabiskan sisa hari sembari bertukar pesan dengan pacarku. Ahhh indah sekali pada masa itu. Menurut kalian, apakah itu ujian, karunia, atau azab?
Di pertengahan 2022, mulai dari kemunduran diriku yang dimulai kantor yang semakin dipersempit karena untuk efisiensi keuangan perusahaan. Awalnya perusahaan menyewa satu lantai penuh dan sekarang di pangkas hanya setengah lantai. Tidak, mungkin hanya satu perempatnya. Di situ kerjaanku mulai terasa aneh karena tidak se-excited di tahun 2021. Belum lagi pergantian manajerku yang berbeda, terus terang aku lebih prefer manajerku yang dahulu. Ditambah lagi performaku mulai menurun, pacarku yang memiliki hubungan lain, uang yang aku hamburkan dengan membeli barang secara impulsif sampai menguras tabunganku, hubunganku dengan pacarku pun kian memburuk. Tabungan aku pakai kuliah, tabungan emas aku pakai untuk membeli gawai, dan sisanya aku pakai untuk hal yang sia-sia yang kini aku sesalkan. Di tahun 2022 juga adalah tahun pertama kali aku sakit gerd dan sakit jiwa. Menurut kalian, apakah itu ujian, karunia, atau azab?
Di tahun 2023, aku yang sudah berdamai dengan masa lalu, pekerjaanku biasa saja dan agak lebih jauh dari indekos. Aku pun sudah tidak melakukan keburukanku yang sudah aku lakukan dari tahun-tahun lalu. Aku mampu berteman dengan kesendirian, aku memperbaiki hubunganku dengan keluargaku, dan aku pun upgrade ke versi yang lebih baik. Namun, itu semua belum menyelesaikan masalah. di 2023 aku jadi sering mengingat luka dan penyesalan-penyesalan yang aku lakukan di tahun 2022 sehingga membuat mood-ku tidak stabil. Yapp, di 2023 aku punya trauma. Aku tahu itupun adalah implikasi dari kesalahan yang lakukan pada pacarku. Sepeninggal hubungan itu, kita berdua sama-sama meninggalkan luka yang berbekas sampai sekarang. Walau ya dirimu dengan cepat menemukan pacar baru. Berbeda dengan diriku yang sudah dua kali mengalami patah hati lagi, dari teman kelas dan teman lama. Selain meninggalkan luka batin, tahun 2022 meninggalkan gerd dari kesedihanku hingga aku tak nafsu untuk makan selama berhari-hari. Support system tidak ada, uang pun menipis wkwkwk. Anehnya, walau gaji naik, mengapa uangku tidak sebanyak di 2021? Sangat aneh. Apakah rezekiku menjadi sempit? Padahal aku di 2023 sudah tidak pernah tidur pagi. Tak lupa pekerjaanku yang semakin tidak jelas dan performaku kian memburuk, ditambah minggu kemarin adalah minggu dimana tiap hari aku selalu diomelin manajerku karena aku melakukan blunder. Belum lagi aku mempunyai kesalahan juga terhadap si dia dan masalah itu harus kami gantung seminggu lamanya. Aarrgghghghgh, pacar gapunya, uang biasa aja, kerjaan hancur padahal sudah upgrade ke versi diriku yang lebih baik, menurut kalian, apakah itu ujian, karunia, atau azab? Walau begitu, di tahun 2023 tidak selalu sad kok. Di tahun itu aku mulai berani pergi kemana pun sendiri sehingga mempunyai pengalaman baru. Lalu ada dapat bertemu dengan si dia yang sudah 7 tahun tidak bertemu bahkan tidak berkomunikasi. Kami dulu hanya penonton story dan tak ku sangka dapat bertemu lagi. Tidak, aku dapat jatuh hati lagi padanya. Apa namanya? CiLok BaKar? wkwkwk. Yaa, benar nano-nano sekali hidup ini. Aku tetap percaya bahwa ada alasan lain yang tidak aku ketahui dibalik kejadian semua ini.
Langkah yang Akan Diambil
Tentu saja langkah yang aku ambil adalah terus menjalani hari-hari ini, walau sambil ngeluh dan nangis dikit hehe. Aku akan terus memperbaiki diri ini dan terus menjaga kebaikan-kebaikan yang sudah aku lakukan. Lalu, aku pun akan terus mengambil keputusan berdasarkan intuisiku. Dalam waktu dekat ini pun aku akan mencari-cari kantor baru demi karirku yang semakin bagus dan berkembang. Lalu, aku akan mulai membuka hati lagi. Aku akan mempercayai dan memperjuangkan dirinya. Walau aku punya trauma kehilangan seseorang, aku tidak boleh menyamakan masa laluku dengan dirinya karena jelas dirinya berbeda dengan masa laluku. Aku yakin dirinya yang sekarang tidak akan meninggalkanku begitu saja. Aku akan menghilangkan kesalahan-kesalahan yang aku perbuat dalam hubungan, dan terus improve apa yang sudah baik dalam hubungan. Ya Allah, tolong terus bimbing diriku. Walau 2023 banyak sedihnya, tapi pasti ada ujungnya. Berikanlah diriku kebahagiaan, keimanan yang kokoh, ketakwaan dan ketaatan yang konsisten. Tak lupa rezekinya diperluas lagi ya Allah, aku ingin membeli laptop baru untuk kerjaanku kedepannya. Ya Allah, kabulkanlah doa-doaku, aamiin (Bantu aamiin-kan yaa).
Note
Aduh hahaha ini sebenarnya tulisan jadul, lihat aja kejadian yang aku ambil adalah pada aku masih kuliah belajar Graf wkwkwk. Lalu aku tambahkan pada saat gempa di Yogyakarta. Dan baru selesai sekarang :P. Aku nulis karena pengen aja curhat tentang kangen aku di 2021 yang tajir, keluarga yang selalu support dan punya pacar. Sekarang uang gaada, pacar gaada, dan alhamdulillah masih ada keluarga yang supportif. Aku nulis malem gini nunggu dia dan ternyata belum bales. Mungkin sibuk atau kecapean yaa. Tak masalah karena memang aku ingin komunikasi yang begini saja. Perasaan ini tidak seperti saat menunggu chat dirinya ketika ada konflik yg pastinya membuat aku tidak nyaman, tidak tenang. Belum lagi kerjaan yg Ya Allah dimarahin wae bapak manajer:). Alhamdulillahnya lagi dia ngerti dan mau komunikasikannya saat sudah pulang dari Semarang. Ya Allah, aku suka dirinya bukan hanya karena fisiknya saja. Aku suka kepribadiannya, cara marahnya, cara komunikasinya, pikirannya. Aku mengingikannya sosoknya. Ya Allah, izinkan aku dapat bersamanya yaa. Okay udah dulu, mari kita nonton film yang lain sambil nyari inspirasi novel dan aku tutup dengan cheers.
Update
Minggu, 6 Agustus 2023. 06:53
My God, my mood still unstable. Aku tetap percaya bahwa rasa tak nyaman ini ada ujungnya. Namun, kuatkanlah Ya Allah, I can't resist it anymore. Suka pergi keluar bersama teman tapi itu sangat menguras energiku, diam sendirian itu menjaga energiku, tapi menguras emosiku sendiri. Hufttt, pagi yang buruk bagiku. Kenapa aku tidak se-happy di tahun-tahun lalu ya? Please ya Allah, kuatkanlah aku. Tegarkanlah diriku untuk menghadapi takdir ini dengan segala yang Engkau anggap baik. Tunjukilah jalan, aku harus berbuat apa lagi untuk memperbaiki mood-ku ini? Please, don't leave me like this. I've walked a fragile line, and I've fallen down. Please don't leave me...
Update Again
Minggu, 6 Agustus 2023. 15:15
Mood-ku yang tidak stabil ini aku jalani dengan super duper kesal. Namun, aku pun tidak bisa meluapkannya. Entah apa ada yang salah dengan diriku. Ditambah lagi kangen, pengen cerita ini itu. Tapi dia bener-bener sibuk 24/7 :(. Pengen kesel gabisa, pengen marah gabisa, pengen nge-spam pun gabisa. Pengen banting hp ketika liat status pesan belum centang biru juga gabisa. Serba ngerasain sendiri. Siklusnya main hp, liat chat, masih deliv, kesel, main hp lagi, dan tidur. Bangun, liat chat masih deliv, kesel, main hp lagi. Ditambah aku gabisa cerita dengan leluasa. Tadinya aku akan balas saja chat dari dirinya dengan cuek, tapi gabisa juga huhuu, karena tiap ada balasan dari dirinya mood-ku langsung baikan. Menurun lagi ketika menyadari bahwa dia bakal slowresp lagi. Selain itu, karena mood ngga stabil ini aku juga males banget buat makan. Biasanya kan pagi-pagi dah mandi, dah beres-beres, lanjut beli sarapan, yaa dari awal udah bete sihh jadi ya sampe sekarang aku belum makan apapun.
Tapi, ketika dirinya mengatakan sudah free, aku yang tadinya cuma balas "iya"... Gabisa!!! Gimana ya bilangnya kalau aku tuh to be honest udah ngerasa kangen dan pengen cerita. Kalau ngga diungkapin, dia gakan pernah tahu. Kalau terlalu frontal, ilfeel ngga sih?? Hufttt. Karena chat dia udah agak cepet sih responsenya, walau sekarang nananinu lagi pasti bakal slowresp lagi, mood aku udah baikan. Yo ah pesen makan hehehe. Cheers.
Regret
Minggu, 6 Agustus 2023. 17:00
Kenapa belakangan ini aku seringkali salah dalam melangkah ya? Aku pilih main kode-kode pas chat sama dia, ehh dianya kurang peka. Main frontal malah balik lagi ke slowresp. Pasti ilfeel. :) Piye iki. Hufttt. Emang bener the fools who dream.