Skip to main content

Quantum Zeno Effect, Semakin Berharap Semakin Tidak Bergerak

ยท 5 min read
Muhammad Farid
Summary

Tentu di dunia ini terdapat bermacam-macam teori dan paradoks. Terlebih lagi jika kita menelaah lebih lanjut mengenai ilmu filsafat beserta para filsuf Yunani pada zaman dahulu, kita sebut saja Plato, Socrates, Pythagoras, Aristotle, dan Zeno. Pada kesempatan kali ini, aku akan membahas teori yang dikemukakan oleh Zeno mengenai teori anak panah. Namun, disini aku akan membeberkan ketidaksetujuan dengan teori tersebut. Bagaimana bisa aku tidak setuju dengan teori dari filsuf termahsyur tersebut?

Zeno's Arrow Paradoxโ€‹

Zeno, seorang filsuf Yunani yang terkenal berkata bahwa:

"Jika kamu melihat setiap saat pada anak panah yang sedang terbang di udara, maka kamu menyadari bahwa anak panah tersebut tidak berpindah atau bergerak sejengkal pun".

Hal ini terkenal dengan nama paradoks anak panah Zeno atau Zeno's Arrow Paradox. Bisa dikatakan Zeno mengemukakan bahwa agar pergerakan terjadi, anak panah harus mengubah posisi yang ditempatinya. Namun, karena kita perhatikan posisi anak panahnya seperti itu maka sebenarnya kita tidak melihat adanya pergerakan, sehingga gerakannya itu menjadi tidak ada. Konsep ini juga yang bisa menginspirasi ilmuan-ilmuan modern, salah satunya dengan konsep limit dalam kalkulus.

ra paham aku...

via GIPHY

Aku pun sebenernya tidak bisa menjelaskan secara rinci๐Ÿ˜‚. Dari berbagai sumber yang aku baca, paradoks ini menghasilkan paper "The Zeno's Paradox in Quantum Theory" yang ditulis oleh Baidyanaith Misra dan George Sudarshan. Dikatakan bahwa Quark atau partikel penyusun atom ketika sedang diamati, maka partikel tersebut akan melambat bahkan tidak bergerak sama sekali. Sifat ini sama seperti dualisme partikel-gelombang.

Lalu apa korelasinya dengan kehidupan?

Pernahkah kamu sangat mengharapkan sesuatu dan terus memikirkannya setiap saat, misal kamu sedang menepi berteduh dari hujan. Lalu kamu berkeinginan kuat untuk hujan tersebut segera reda. Biasanya hujan tersebut malah semakin lebat dan akan berlangsung lama. Bagaimana kalau kamu tidak memikirkannya dengan asyik bermain gawai atau berbincang dengan teman? Dan ajaibnya hujan tersebut tidak terasa lama sudah mereda. Tidak asing dengan fenomena tersebut? Dan yang hebatnya lagi, ini tentu berkaitan erat tentang relativitas waktu yang dikemukakan oleh Einstein.

Berarti, teori tersebut benar adanya?

Bisa jadi iya dan bisa jadi tidak. Mengapa? Karena aku sendiri memiliki opini tersendiri.

Law of Attractionโ€‹

Teori hukum tarik-menarik juga adalah teori yang banyak dikenal khalayak umum. Inti dari teori ini adalah pikiran-pikiran kita, baik itu positif ataupun negatif akan berpengaruh pada hasil sesuai apa yang dipikirkan. Jika kita mempunyai pikiran prasangka positif akan kondisi kita, maka hasilnya pun akan positif. Begitu pun jika sebaliknya. Law of attraction juga diambil dari hukum Gravitasi pada Fisika dan hukum ketiga Newton (hukum Aksi-Reaksi) yang mengatakan semua gaya antara dua objek akan menghasilkan gaya yang sama besarnya. Dengan kata lain, gaya atau usaha yang kita berikan pada sesuatu akan kembali lagi dengan besar yang sama. Jika kita berpikiran positif dan kuat akan sesuatu, maka hasilnya pun akan positif dan kuat.

Hal ini juga dikutip dalam buku "7 Keajaiban Rezeki" yang ditulis oleh Ippho "Right" Santosa. aku kutip tulisan beliau:

"Apa yang Anda pikirkan, itulah yang semesta berikan. Thought become things"

Ditambah lagi dari sisi agama yang dimana dari Abu Hurairah R.A, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Allah Taโ€™ala berfirman:

ุฃูŽู†ูŽุง ุนูู†ู’ุฏูŽ ุธูŽู†ู‘ู ุนูŽุจู’ุฏูู‰ ุจูู‰


"Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku."

Titik Tengahโ€‹

Jadi mana yang aku ambil? Jujur aku lebih cenderung dengan hukum tarik menarik karena itu sangat cocok dengan ambisiku dan sifatku. Aku perlu alasan dan motivasi untuk melakukan ataupun mencapai sesuatu. Aku biasanya lebih suka memikirkan hasil yang positif dalam angan-anganku sehingga ketika hasilnya sesuai maka aku sangat senang. Ingat kembali dengan Uncertainly Principle yang dimana aku selalu mati-matian dan mengerahkan segala kemampuanku untuk mewujudkan hal yang belum pasti itu.

Jadi apakah aku menolak Paradoks Zeno?

Tidak juga. Aku juga mengambil intisari pada teori tersebut dengan kata lain bahwa aku tidak perlu terlalu berharap hasilnya akan selalu sesuai dengan apa yang aku pikirkan. Itu kenapa dalam agama Islam kita diperintahkan untuk bertawakal. Kita berusaha semaksimal mungkin dan menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT. Tentu saja disertai doa dan juga prasangka yang baik bahwa Allah SWT pasti mengabulkan hajat kita. Jika kita berharap tinggi tanpa adanya rasa tawakal, mungkin kehidupan kita akan hancur. Seperti pada film Requiem1 For a Dream.

Aku singgung sedikit saja filmnya yang menceritakan satu keluarga Harry, ibu, pacar, dan teman Harry yang memiliki mimpinya masing-masing. Namun, karena terobsesi dengan mimpinya dan menghalalkan segala cara dan berlebih-lebihan dalam berusaha sehingga mimpinya para tokoh pada film tersebut hancur.

Note: aku merekomendasikan film tersebut.

Kembali ke laptop dan bisa aku simpulkan keputusan ini kembali lagi ke prefensi orang. Tentunya orang memiliki alasan dan caranya tersendiri dalam menilai teori ini dan aplikasinya dalam hidup dan yang aku ambil tetaplah hukum tarik-menarik. Aku selalu berusaha mewujudkan yang aku inginkan, akan ku kerahkan semua tenaga yang aku punya untuk menggapai hal itu, tak lupa aku meminta bantuan dan Ridha dari Allah SWT agar usaha aku bernilai ibadah dan hasilnya pun sesuai dengan apa yang aku mau. Jadi apa pendapat kamu tentang hal ini? Bisa lah kita diskusi lebih lanjut next timeโœŒ. So, keputusan apapun yang kamu ambil, jangan lupa tanggungjawab dan seize it or you die regretting the time you lose.

Footnotesโ€‹

  1. Requiem itu semacam nyanyian pengantar orang yang meninggal pada ajaran Katolik. Mungkin di Islam mirip Yasin-an โ†ฉ